KH. Hasyim Muzadi Tidak Setuju Dengan ” Islam Nusantara “


sangpencerah.id – Tidak membatasi Islam dengan sudut geografis ataupun kultural, dan untuk menghindari konflik antara negara, atau antara regional, maka harus merujuk kepada isilah Islam rahmatan lil ‘alamin.

Hal ini diungkapkan Secretary General of International Conference of Islamic Sholars (ICIS), KH. Hasyim Muzadi, saat menyingung soal Islam rahamatan lil ‘alamin dan Islam Nusantara pada acara penutupan (ICIS) ke-IV di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Rabu (25/11/2015).

“Oleh karena itu kita sebut Islam di Nusantara, bukan Islam Nusantara. Supaya tidak membedakan diri dengan Islam di lain negara,” ujar mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Ia menambahkan, tidak ada yang komplain terhadap istilah rahamatan lil ‘alamin, karena memang sudah disebutkan demikian oleh Al-Qur’an sehingga semua bisa menerima

Sedangkan Nusantara, tidak bisa disandingkan pada Islam, karena Islam itu universal.

“Nusantara tidak bisa dipakai nama Islam, karena Islam itu kan universal, kalau Nusantara itu lokal,” ujarnya seperti dilansir oleh hidayatullah.

Dahulu Islam Nusantara masih relevan untuk berdakwah di masa animisme saat kerajaan Hindu-Budha berkuasa di Indonesia, namun sekarang dibelokkan menjadi membenci Arab, Wahabi, dan lain-lain.

KH. Hasyim Muzadi sendiri sempat dijagokan menduduki Rais Aam pada Muktamar NU di Jombang lalu yang berjalan kisruh, akhirna Hasyim Muzadi dan Gus Sholah memilih tidak mengikuti tuntas dan mengkritik penyelenggaraan Muktamar yang memilih kembali KH. Said Agil sebagai Ketua PBNU. (ro/sp)