Amien Rais : ” Paling Nikmat Ketika Memimpin Muhammadiyah “


sangpencerah.id – Muhammadiyah merayakan resepsi milad
Muhammadiyah ke-103 Masehi/106 Hijriyah rabu malam di sportorium UMY dihadiri
para mantan Ketua Umum PP Muhamadiyah, tokoh dan pengurus PP
Muhammadiyah, termasuk Ketua MPR RI dan Gubernur DIY yang juga Raja
Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Bawono X.
Ada yang menarik ketika diberikan kesempatan kepada para mantan Ketua PP Muhammadiyah dan Ketua PP Aisyiyah didaulat untuk tampil di panggung menyampaikan testimoninya selama menjadi Nahkoda Muhammadiyah dan Aisyiyah dengan dimoderasi oleh Sekretaris PP Muhammadiyah Dr. Abdul Mu’ti
Secara bergantian Prof Din Syamsuddin, Prof Syafii Maarif, Prof Amien Rais dan Prof Chamamah menyampaikan testimoninya membuat para hadirin sangat antusias mendengar testimoni para tokoh Muhammadiyah tersebut.
Ketika giliran Prof Amien Rais beliau bercerita sudah banyak mendapat pengalaman memimpin sebuah lembaga mulai Ketua MPR, Ketua Partai, Ketua Muhammadiyah dan masih banyak jabatan lainnya.
Namun satu hal menurut Amien Rais yang paling nikmat dan menggembirakan ketika memimpin Muhammadiyah sebuah pengalaman yang luar biasa dan beliau bersyukur bisa diberi kesempatan amanah memimpin Muhammadiyah, apalagi beliau teringat dulu ketika masih sekolah TK di Gombong Kakeknya pernah mendoakan Amien Rais untuk menjadi pemimpin Muhammadiyah dan akhirnya itu terwujud.
Cerita Prof Amien Rais ketika Muktamar Muhammadiyah di Aceh beberapa temannya mengingatkan bahwa Amien Rais ke Aceh membawa kartu mati karena saat itu sudah diawasi oleh Rezim yang berkuasa saat itu Amien dinilai menggerakkan suksesi kepemimpinan nasional.
Beliau salut atas keteguhan muktamirin di Aceh saat itu walau mendapat tekanan dari Penguasa namun dirinya malah terpilih sebagai ketua PP Muhammadiyah dengan jumlah suara hampir 98 persen kemudian didaulat oleh angota PP Muhammadiyah terpilih sebagai ketua umum, hal tersebut menunjukkan keteguhan dan kemandirian Muhammadiyah sejak dulu yang tidak bisa diintervensi siapapun termasuk Penguasa.
Baginya berkhidmat di Muhammadiyah sangat luar biasa semangat keikhlasan warga muhammadiyah dalam beraktifitas meminimalisir gesekan atau saling sikut untuk memperoleh jabatan hal yang langka bisa ditemui diluar sana.
“Salah satunya adalah ketika Muktamar Makassar yang berjalan khidmat, teduh, profesional dan modern mencirikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang sudah mapan dan dewasa tidak seperti di tempat lain yang tidak perlu saya sebutkan”
Prof Amien Rais kemudian berharap Muhammadiyah tetap eksis sebagai gerakan pencerahan bagi ummat dan bangsa tetap menjadi garda terdepan dan pelita arah perjalanan ummat dan bangsa (redaksi sp)