Dibalik MIRAS, Ada Oknum – Oknum tertentu ?

Perhatikan Juga Generasi

Sebenarnya penjualan miras itu tujuannya untuk apa???
Apakah untuk kemaslahatan masyarakat, atau kemaslahatan oknum-oknum tertentu???
Indonesia adalah negara mayoritas islam. Dalam islam minuman beralkohol itu diharamkan. Pengharaman ini bukan semata-mata tanpa sebab, namun pengharaman alkohol ini untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Allah SWT menguraikan dalam al-Qur’an sebagai berikut:
”Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ’Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagimu, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya’….” (QS. Al Baqarah: 219)
”Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu shalat, sedangkan dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan….” (QS. An Nisaa’: 43)
Bukan hanya agama Islam yang melarang penganutnya untuk mengkonsumsi alkohol, Alkitab juga melarang orang Kristen melakukan apapun yang bisa menyinggung orang atau yang bisa membuat orang jatuh dalam dosa (1 Korintus 8:9-13). Beberapa ayat Alkitab menasihati manusia untuk menghindari alkohol (Imamat 10:9; Bilangan 6:3; Ulangan 14:26; 29:6; Hakim-Hakim 13:4,7,14; 1 Samuel 1:15; Amsal 20:1;31:4,6; Yesaya 5:11,22; 24:9; 28:7; 29:9; 56:12; Mikha 2:11; Lukas 1:15. Orang Kristen diperintahkan untuk menjauhkan diri dari kemabukan (Efesus 5:18). Alkitab mengecam kemabukan dan akibatnya (Amsal 23:29-35). Orang Kristen juga diperintahkan untuk tidak membiarkan tubuh mereka “diperbudak” oleh apapun (1 Korintus 6:12; 2 Petrus 2:19).
Didalam Sigalaka Sutta, yakni Sutta ke-31 dalam kumpulan Digha Nikaya. Di dalamnya terdapat bagaimana nasihat Hyang Buddha mengenai minuman keras. Terdapat enam bahaya karena pencandu minuman keras beserta obat-obatan: membuang-buang uang, mengalami banyak pertengkaran, mudah sakit, kehilangan nama baik, dicela oleh orang lain, dan kepandaian akan melemah.
Banyak Negara mengakui bahayanya minuman beralkohol. Alkohol selalu mempunyai efek samping berbahaya dan menyebabkan kerusahan fisik serta sosial. Menurut Dr. Peter J. D’Adamo dalam bukunya yang berjudul ”Eat Right for Your Type”, setiap orang yang berhubungan dengan pecandu alkohol akan mengalami hal yang sama. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kecanduan alkohol dapat mempengaruhi komponen genetis seseorang; biasanya keturunan pecandu alkohol memiliki kecenderungan empat hingga lima kali lipat untuk juga menjadi pecandu alkohol. Konsekuensinya, seorang pecandu alkohol akan mengalami kerusakan fisik berupa degenerasi (kerusakan) otak, penyakit jantung, hipertensi, defisiensi nutrisi, dan penyakit liver. Hanya sekitar 3% alkohol yang masuk ke dalam tubuh dan akan dikeluarkan; sisanya diolah oleh hati (liver) dan diproses teratur dan diproses dalam lambung serta usus halus. Setelah pola konsumsi alkohol yang teratur dan dalam jumlah besar, liver si pecandu alkohol akan rusak. Hasil akhirnya adalah sirosis liver, malanutrisi akibat penyerapan makanan yang buruk, dan akhirnya berakibat pada kematian.
Sangat jelas bahwa minuman beralkohol ini sangat membahayakan, jadi tidak ada lagi gunanya ragu dalam pelarangan penjualan minuman beralkohol. Apalagi minuman beralkohol di izinkan di minimarket dan supermarket. Untuk apa ragu melakukan pelarangan, karna ini sangat jelas merugikan. Lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatya.
Dengan pelarangan miras bisa mengurangi tindak kekerasan dan kriminalisasi (baca SELASAR, tentang “Pelarangan Miras Solusi Cegah Tindak Kekerasan dan Kriminalitas”).
Pemerintah jangan hanya memikirkan pemasukan negara dari minuman keras, tapi fikirkan juga nasib para penerus bangsa ini yang telah banyak diperbudak dan bahkan banyak juga yang telah meninggal karna minuman keras. Karna minuman keras, banyak pemuda negara ini melakukan tindakan kriminal, dan sangat banyak lagi efek buruk bagi penerus bangsa ini akibat dari minuman keras. Sedangkan pendapatan negara bukan Cuma dari minuman keraskan!!! Banyak hal yang bisa dilakukan untuh menambah pendapatan negara selain dari melegalkan minuman keras.
Tolong fikirkan nasib penerus bangsa, karna nasib bangsa kedepannya ada pada generasi penerus.