Negeri Harap – Harap Cemas

Sejak menjelang, ketika dan sesudah kemerdekaan RI negeri ini tak urung dirundung berbagai kecemasan. Tak terhitung telah terjadi di negeri ini sejumlah huru hara, hiruk pikuk dan gonjang ganjing politik yang memakan korban cukup besar dan biasanya dipicu oleh buruknya ekonomi bangsa. Padahal dengan merdekanya negeri ini dari penjajahan asing 70 tahun lalu harapan demi harapan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia tak henti-hentinya didengang dengungkan para penguasa negeri secara silih berganti. Kini melalui jargon Ayo Kerja, pemerintah lagi-lagi memberikan beribu harapan dan janji kepada rakyat dimulai baik ketika Capres berkampanye di masa Pilpres maupun setelah terpilih dan menjalani roda pemerintahan. Tetapi apa nyana kemudian? Bukannya harapan yang semakin mengemuka tetapi malah kecemasan lah yang menyeruak makin mencemaskan bahkan dapat membahayakan kelangsungan hidup NKRI ini. 
Betapa tidak, sebut saja beberapa dari banyak hal yang mencemaskan itu. Kini 1 dolar AS telah menembus nilai psikologis Rp 14 ribu terlebih lagi pengamat pun memprediksi rupiah akan tetap tak berdaya selama tidak ada terobosan signifikan. Pertumbuhan ekonomi melambat, penguasa semakin tak percaya diri seolah hanya dengan mengundang investor asing dan aseng (termasuk Singapore dan RRC) negeri ini seolah akan baik ekonominya meski untuk itu semua bangsa ini rela dilecehkan (simak pidato PM Singapore) dan sang pemimpin diam saja, seolah tak ada hal yang patut dikecam, justru ini persoalan harga diri. Padahal kita sesungguhnya teramat kaya tapi sayangnya kekayaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia dibiarkan dimiliki asing plus aseng, sementara rakyat hanya mendapatkan pembagian yang amat tidak adil. 
Mengapa kita tidak membenahi kekuatan dan kekayaan yang telah kita punyai sebagai anugerah dari Allah sang Maha Pengasih? Jikalau kita benar-benar tegas dan konsisten dalam menjaga kekayaan alam dan SDA di negeri pertiwi ini niscaya tidak perlulah kita seolah-olah mengemis ke pihak – pihak asing dan aseng. Mana rasa nasionalisme mu wahai penguasa? Pribumi yang kebanyakan masih dalam hidup dan kehidupan yang sulit sementara segelintir non pribumi malah menguasai ekonomi bangsa yang seharusnya diperuntukkan bagi hajat hidup orang banyak.
Memerhatikan kondisi saat ini saya amat khawatir sekali lagi KHAWATIR  bahwa kita akan kembali mengalamai tsunami sosial politik yang dahsyat dengan berbagai tindak kekerasan massal sebagaimana kita rasakan dalam sejumlah episode pergantian rezim dengan resiko dan biaya sosial yang amat besar dan mubazair. Oleh karena itu, agar tidak terjadi lagi kejatuhan di lubang atau di masalah yang sama maka kami sebagai rakyat menginginkan para wakil rakyat (DPR/DPD/MPR) cermat melihat perkembangan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini. 
Jangan tunggu sampai rakyat meluapkan kejengkelannya dalam bentuk yang tidak kita inginkan bersama seperti berulangkali terjadi dimasa yang lalu akibat wakil-wakil rakyat tidak bekerja dengan benar. Percayalah wahai wakil rakyat dan pihak-pihak yang memiliki kekuatan dalam berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran bahwa apabila kalian tidak bekerja dengan baik dan benar maka kerunyaman situasi lah yang akan kita hadapi dan tentunya hal ini akan menambah deretan kelam sejarah bangsa ini.
oleh : Aries Musnandar