Menduakan Gerakan ?

Dalam hidup ini banyak pilihan yang bisa kita tentukan. Tentu dengan pilihan yang konsisten, fokus, dan menuai kemanfaatan besar yang akan menghantarkan kita pada pilihan yang produktif dan berprinsip dalam mencapainya. Seorang yang bekerja dalam dua perusahaan berbeda sebagai karyawan, biasanya dia akan sangat lambat dalam menuai prestasi karena harus melakukan pekerjaan yang keinginan setiap perusahaan berbeda. Perusahaan A ingin begini, berusahaan B ingin begitu.
Belum lagi masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaannya, dengan dinamika yang berbeda, orang-orang yang berbeda, sistem yang berbeda, akan membuat karyawan itu keteteran jika ia tidak bisa mengatasi berbagai tuntutan yang diberikan. Hal lainnya; misalnya soal waktu, ia akan banyak terkuras tenaga di setiap harinya, di perusahaan A ia harus bekerja 8 jam, begitupun di perusahaan B. Karyawan itu pun harus memperjuangkan goal yang ingin dicapai perusahaan agar bisa mencapai prestasi perusahaan yang baik.
Sekarang, ada karyawan yang saat bekerja di perusahaan A semangat bekerja, tetapi di perusahaan B berbeda. Ini bisa terjadi karena karyawan A lebih mengetahui dan mengenal dengan perusahaan yang diajalani. Ia bisa bekerja suka cita tanpa merasa tertekan dan terintimidasi orang-orang sekitarnya dan tuntutan yang tidak sesuai dengan keinginan hatinya.
Dua pilihan bersamaan, membuat kita tidak bisa suka hati dan senang bekerja, seirama dengan tujuan yang kita inginkan. Pernahkah kita memikirkan hal tersebut saat memilih berada dalam gerakan Islam?
Saat kita berada di Muhammadiyah, memilih Muhammadiyah, dan memiliki keinginan hati untuk memperjuangkan apa yang diinginkan Muhammadiyah, maka berfokus dan berkomitmenlah dalam Muhammadiyah. Jangan sampai kita mendua, sehingga kita mengalami krisis ideologi dan perjuangan yang membuat kita tidak berenergi untuk meneruskan cita-cita Muhammadiyah, yang sejatinya memperjuangkan Islam.
“Sikap ideologis Muhammadiyah ini, bukan berarti Muhammadiyah anti-ukhuwah dan memusuhi gerakan islam lain, tetapi sebaliknya agar ukhuwah tercipta, maka sesama organisasi Islam saling mengintervensi dan saling mengganggu”. Kata Ayahanda Haedar Nasir dalam Memahami Ideologi Muhammadiyah (2014).
Tentu pergerakan lain pun seperti itu. Mereka memiliki cita-cita, keyakinan, dan kekuatan perjuangan yang ingin masing-masing tuju. Mereka tidak ingin jika ada yang mengusik dan merusak cita-cita yang telah mereka buat.
Bak rumah tangga yang tidak ingin diganggu oleh pihak lain, kita juga menghormati rumah tangga orang lain untuk tidak kita usik. Namun kerukunan rumah tangga itu kita jaga sebagai wujud keharmonisan bersama dalam indahnya bingkai Islam. Organisasi Islam sebagai kendaraan untuk bergerak, hormatilah setiap langkah dan pemikiran yang diyakininya.
Kamu adalah umat yang terbaikyang ditampilkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman[2], tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (3:110)

Lady Farhana
Ketua Umum Pimpinan Cabang Djazman Al-Kindi Kota Yogyakarta