Kerusuhan Atas Nama Agama, Bertentangan Dengan Spirit Gerakan Muhammadiyah



SURABAYA — Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur, Ustad Dicky, di hadapan para pemuda dan warga Muhammadiyah Jawa Timur, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Ketua MPR, Zulkifli Hasan, di Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya kemarin (Sabtu, 1/8).

Dengan kehadiran Zulkifli, menurut Dicky mampu memantapkan Pemuda Muhammadiyah menjalahkan perahu besar dengan mempertimbangkan masukan dari senior termasuk dari Zulkifli Hasan sebagai kader Muhammadiyah. “Gerakan Muhammadiyah menjadi penyempurna,” ujarnya.

Maksum Jayadi Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah dalam kesempatan itu, Seminar Kebangsaan Peneguhan Gerakan Kebangsaan, mengatakan persoalan kebangsaan merupakan tema yang tetap aktual. Isu kkebangsaan saat ini sangat diirasakan ummat dan bangsa Persoalan sekarang yang dihadapi rakyat bukan hanya persoalan ekonomi, pengangguran, namun juga persoalan ketauladanan dan kepemimpinan. “Kita sedang mengalami krisis ketauladanan,” ujarnya.

Akibat yang demikian maka mulai melunturnya semangat nasionalisme. Lunturnya semangat nasionalisme ini sangat dirasakan. Dicontohkan anak muda tak hafal lagu Indonesia Raya. “Ini merupakan indikato semakin lemahnya nasionalisme,” ujarnya. Bila hal demikian dibiarkan maka bangsa ini akan mengalami disintegrasi bangsa.  Tak hanya itu yang dirasakan Maksum dalam masalah problem kebangsaan. Diakui saat ini semakin marakya gerakan radikalisme yang mengatasnamakan agama.Kalau dilihat dari sisi ideologi Muhammadiyah hal ini bertentangan. Diharapkan Pemuda Muhammadiyah sudah saatnya memperkokoh Islam berkemajuan.”Ini harus diejawantahkan dalam gerakan pembaruan. Maksum mengutip seorang pembaraharu dari Mesir yang mengatakan, pemuda sebagai agen perubahan maka tak layak pemuda hanya bangga pada elitnya dan ayah bunda. Pemuda yang pemberani adalah yang berani mengatakan inilah aku. “Ini agenda besar dakwah Muhammadiyah menuju indonesia yang berkemajuan,” ujarnya.

Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam sambutan mengatakan pidato Wakil Rekto sudah bagus, sehingga dirinya tinggal menambahi saja. Menurutnya kalau bicara gerakan kebangsaan maka sebaiknya kita mengikuti Muhammmadiyah. Dirinya lebih lanjut mengatakan, dirinya tengah mengikuti perkembagan dunia. Diceritakan dirinya tadi malam bertemu dengan Presiden Turki, Erdogan. Zulkifli juga intens melakukan pertemuan dengan orang Malaysia. Dari pertemuan itu dirinya melihat peta bangsa yang mayoritas berpenduduk Muslim yang mempunyai harapan tinggal Turki dan Malaysia. Bangsa Timur Tengah disebut perlu waktu yang lama akibat perkelahian dengan bangsanya sendiri. Akibat yang demikian akan menimbulkan goresan luka yang panjang. Zulkifli ingin Timur Tengah yang berkemajuan.

Zulkifli mengungkapkan, Malaysia saat ini sedang dilanda konflik politik yang cukup pelik.Dirinya berharap semoga negeri itu selamat pertentangan politik bila tidak kepemimpin melayu akan berakhir.Bila demikian bisa membuat kepemimpinan Islam menghadapi persoalan yang tak mudah. Zulkifli dalam sambutan mengutip pesan Cokroaminito untuk menghadapi situasi yang penuh dengan kompetisi yang tak mudah.Dikatakan kita harus menghadapi kompetisi itu dengan berpegang teguh pesan Cokroaminoto yang mengatakan semurni-murninya tauhid, setinggi-tingginya ilmu dan sepandai-pandainya siasat. Dijelaskan bahwa bangsa ini mempunyai cita-cita mempertahankan kedaulatan, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaksan kehidupan bangsa. Zulkifli bertanya apakah hal demikian sudah dilakukan oleh pemerintah?”Itu yang perlu dikaji,” ujarnya.

Terkait hal yang demikian Zulkifli mendukung jihad konstitusi yang dilakukan oleh Muhammadiyah. “ini lebih berarti sebab kalau UU tak berpihak pada rakyat itu akan berdampak sekali,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Zulkifli mengatakan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya mendorong anak sekolah tapi perlu juga melakukan gerakan pencerahan, pencerahan terhadap bangsa karena gerakan pencerahan tak kalah penting dengan pendidikan. Bila tak ada pencerahan maka di Timur Tengah terus terjadi konflik.

Lebih lanjut dalam sambutan diungkapkan kemajemukan merupakan sunatullah. Diceritakan dirinya saat kuliah banyak berteman dengan etnis lain, dengan pertemanan itu bisa menjadi energi yang positif.  Dengan pertemanan lintas etnis itulah maka dirinya bisa membangun jaringan dengan mereka sehingga bila ada masalah bisa diselesaikan dengan damai. (sp/kompas)