Ketua Persekutuan Gereja : Insiden Tolikara Disebabkan Speaker Shalat Id Yang Mengganggu


JAKARTA — Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga
Injili Indonesia (PGLII) Ronny Mandang mengatakan, berdasarkan
keterangan dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Tolikara, Papua,
kerusuhan pada Jumat (17/7) pagi, diduga dipicu adanya tembakan dari
oknum tak dikenal.
“Menurut laporan dari lapangan, ada tembakan sebelum kerusuhan itu
yang langsung merobohkan 12 orang. Setelah itu barulah timbul
pembakaran-pembakaran,” ujar Ronny saat konferensi pers terkait
peristiwa tersebut di Kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
(PGI), Jakarta, Sabtu (18/7).
Ronny melanjutkan dari 12 orang yang roboh, satu orang kemudian
dinyatakan tewas. Sementara menurut GIDI Tolikara, kata Ronny, awalnya
jemaat gereja yang tercatat di Kementerian Agama sejak tahun 1989 itu
hanya ingin berdialog terkait penggunaan pengeras suara yang dianggap
mengganggu saat shalat Id di halaman Komando Rayon Militer (Koramil)
1702/JWY.
Ternyata, saat sedang berdialog terdengar suara tembakan yang
menyerang massa GIDI. “Jadi penembakan terjadi sebelum pengrusakan dan
pembakaran, bukan sesudah,” kata Ronny.
Namun, Ronny menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan semua penyelesaian
masalah itu ke pihak berwajib. Dia juga meminta kepada semua pihak agar
tidak terprovokasi oleh banyaknya pemberitaan di media.
“Kami dari PGLII Pusat menginstruksikan kepada seluruh PGLII wilayah
agar tetap tenang dan jangan mempercayai segala upaya provokatif yang
coba membenturkan isu ini dengan kepentingan yang lebih luas,” kata
Ronny.
PGLII sendiri adalah lembaga yang menaungi Gereja Injili di Indonesia
(GIDI) yang diduga melakukan penyerangan terhadap masyarakat muslim
yang sedang melakukan Sholat Ied di halaman Komando Rayon Militer
(Koramil) 1702/JWY.
PGLII memandang peristiwa yang terjadi di Karubaga merupakan kejadian
lokal dan tidak mencerminkan kerukunan antarumat beragama secara
nasional.
Karena itu, Ronny meminta kepada pihak berwajib untuk menyelesaikan
permasalahan ini dengan menegakkan hukum yang seadil-adilnya.
“Pemerintah juga perlu mendalami sumber kejadian ini,” ujar Ronny.(trib/sp)