Hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 1436 H Dipastikan Sama Dengan Penetapan Muhammadiyah


Muhammadiyah yakin hasil sidang isbat Kementerian agama tentang 1 Ramadhan 1436 Hijriah tidak akan jauh berbeda dengan penetapan Muhammadiyah, kendati Kementerian Agama belum mengumumkannya secara resmi.


Keyakinan itu disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas.


“Antara hisab dan rukyat, tidak ada perbedaan. Jadi menteri agama tidak berat tugasnya tahun ini,” kata Yunahar saat mengisi Tabligh Akbar Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Masjid Al-Isro, Tanjung Duren Jakarta


Yunahar menjelaskan, pada tanggal 29 Sya’ban atau Selasa, 16 Juni 2015 Masehi, ijtima baru terjadi pada pukul 21.00 malam. Sementara, syarat yang ditentukan oleh Muhammadiyah adalah sebelum maghrib.


“Sehingga Rabu 17 Juni masih bulan Sya’ban, disempurnakan jadi 30 hari dan puasa 1 ramadhan dimulai pada Hari Kamis tanggal 18 Juni 2015,” kata dia.


Perhitungan ini, kata Yunahar, akan sama dengan pemerintah. Walau, nantinya akan ada sidang isbat dan pemerintah melakukan rukyat.


“Pemerintah tetap pergi rukyat, tapi Insha Allah tidak akan terlihat,” katanya.


Yunahar menilai, cara Muhammadiyah dengan menggunakan metode penghitungan hisab, sudah tepat di tengah-tengah modernitas dunia saat ini.


“Saya katakan demi persatuan mari kita pake hisab,” katanya.


Karena, semua harus direncanakan untuk satu tahun, bahkan beberapa tahun ke depannya.
Tinggi hilal saat matahari terbenam di Indonesia pada 16 Juni 2015 berkisar antara 2,23 derajat sampai 4,33 derajat di bawah ufuk Barat. Umur bulan belum ada karena ijtima’ terjadi setelah matahari terbenam, yaitu pukul 21.05 WIB. Sudut elogasi (jauh bulan ke matahari) saat terbenam matahari berkisar antara 5,36 – 6,10 derajat.


“Dari kondisi tersebut, dipastikan bulan tidak akan terlihat pada 16 Juni 2015, sehingga bulan Syakban harus digenapkan sampai 30 hari yakni sampai 17 Juni 2015 dan 1 Ramadhan jatuh pada 18 Juni 2015