
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengirimkan tim medis dan bantuan ke Nepal akhir Maret lalu. Misi Muhammadiyah ini merupakan bagian dari program Muhammadiyah Aid yang digagas bersama oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dengan LAZISMU, sebagai program misi kemanusiaan ke luar negeri.
Sekretaris MDMC, Arif Nurkholis mengatakan tim medis yang akan diberangkatkan, terdiri dari, dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi Muhammadiyah. Para personil yang terlibat adalah dr. Indra Giri Sp.An dari RS Islam Jakarta Pondok Kopi, dr. Meiky Fredianto dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Noor Kunto Aribowo dari RS PKU Muhammadiyah Bantul.
“Mereka bertolak ke Nepal sebagai bagian dari delegasi Republik Indonesia untuk bantuan kemanusiaan korban gempa bumi,” kata Arif Nurkholis dalam keterangannya.
Ketua MDMC, Budi Setiawan, mengatakan, komitmen Muhammadiyah membantu korban bencana di Nepal menjadi wujud komitmen jaringan warga Muhammadiyah terhadap pengalaman ke-Islaman, khususnya semangat al- Maun untuk bersama-sama memecahkan masalah kemanusiaan di mana pun juga.
“Bila ketika menghadapi gempa bumi Yogyakarta 2006, Tsunami Aceh 2004 dan bencana lainnya kita dibantu oleh seluruh warga dunia, Muhammadiyah merasa kejadian bencana di mana pun juga memanggil rasa kemanusiaan kita untuk berbuat,” jelasnya.
“Andil ini didukung Rumah Sakit Muhammadiyah dan donasi warga Muhammadiyah dan berbagai kalangan, sehingga dokter dan perawat bisa diberangkatkan ke sana melalui delegasi resmi Indonesia,” kata Budi menambahkan.
Menjadi bagian dari misi kemanusiaan tersebut, MDMC bersama LAZISMU menyiapkan paket bantuan senilai 10.000 dolar AS yang dirupakan dalam bentuk, seperti selimut untuk keluarga dan perlengkapan lainnya, mengingat pengungsi di pemukiman darurat berada di suhu udara sekitar 5 derajat celsius.
Wakil Ketua MDMC, Rahmawati Husein PhD, menambahkan, komitmen Muhammadiyah ini bagian dari koordinasi intensif antara MDMC dengan BNPB serta Kementrian Kesehatan dan Humanitarian Forum Indonesia.
“Dengan difasilitasi oleh Humanitariian Forum Indonesia, Muhammadiyah kali ini menjadi bagian resmi dari tim resmi Republik Indonesia untuk bantuan kemanusiaan ke luar negeri. Kami bersepaham dengan BNPB dan Kemenkes dalam berbagai kesempatan, termasuk pembahasan SOP-SOP kluster kesehatan dan program Rumah Sakit Aman serta pelatihan Medical Officer yang memang menjadi komitmen Muhammadiyah sebagai kekuatan masyarakat Islam di Indonesia yang memiliki sumber daya kesehatan terbesar,” Rahmawati.
Dalam kesempatan lain, Ketua Badan Pengurus Lazismu, Hajriyanto Y. Thohari, mengatakan, aksi gerakan filantropi strategis Lazismu dan MDMC sebagai lembaga di bawah Muhammadiyah relevan untuk ikut ambil bagian. “Baik dalam memberikan bantuan di tahap tanggap becana, rehabilitasi, dan rekonstruksi,” katanya.
Untuk itu sebagai misi kemanusiaan dan gerakan internasional Muhammadiyah telah mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan tanpa melihat latar belakang seseorang maupun bangsa lain. “Gerakan kolaborasi dengan badan-badan di dalam negeri maupun internasional bukanlah gerakan yang pertama kali. Namun, pengalaman Muhammadiyah dalam misi kemanusiaan sudah pernah dilakukan seperti bencana kemanusiaa dan lainnya,” tambahnya.
Hajriyanto menjelaskan, memasuki abad kedua ini Muhammadiyah telah memulai dan membuka untuk gerakan kemanusiaan sejagad. Dengan nilai-nilai Islam itu diarahkan untuk kemanusiaan sejagad atau sebaliknya. Pengalaman panjang Muhammadiyah ikut menyelesaikan konflik, seperti di Filipina dan Filipina Selatan, Thailand, dan Patani serta Miyanmar adalah bagian dari bentuk kepedualian dan gerakan sosial.(sp)