Nuun wal qolami wama yasthurun

Kalimat
Nuuun wal qolami wama yasthurun diambil dari kata yang ada di dalam Al
Quran, yakni surat Al Qolam  ayat 01 yang artinnya adalah  “Demi pena dan apa yang mereka tuliskan”, terus apa maknanya dari kata ayat di atas..??? Tafsirannya kurang lebih sebagai berikut… 
Ada
tafsiran yang menyatakan bahwa “Nun” adalah nama sebangsa ikan besar di
laut senamgsa Ikan paus yang menelan Nabi Yunus. Penafsiran ini
dikuatkan oleh ayat 87 dari surat An Nabiya’ yang menyebut Nabi Yusuf
dengan Zan Nun.
Ada
pula tafsiran lain yang mengatakan bahwa persumpahan dengan huruf Nun
ini jauh lebih luas dari semata – mata ikan menelan Nabi Yunus. Menurut
riwayat itu Nun adalah nama seekor ikan besar yang berdiam di lapisan
bumi yang ke tujuh yang paling bawah. Selanjutnya ada yang mnefsirkan di
atas ikan Nun itu ada dinding yang tebal, setelah tujuh petala langit
dan petala bumi. Di atas dinding, di punggung ikan itu berdirilah
seekor sapi yang mempunyai 40.00 tanduk dan di punggung sapi itu itu
terletaklah bumi  kita ini ketujuh lapisannya. Ada pula tafsiran lain
yang mengatakan bahwa bumi kita ini terletak di salah satu ujung tanduk
yang 40.00 itu 
Riwayat
yang lain pula dari ibnu Abbas diikuti penafsiran oleh ad-Dahhak, Al
Hasan dan Qatadah; arti Nuuun adalah dakwat atau tinta. Sengaja kita salin tafsiran2 ini untuk mengetahui mengapa masih ada orang yang percaya bahwa bumi kita
ini terletak di ujung tanduk lembu dan lembu berdiri di punggung ikan
nun..!!! Kalau terjadi gempa bumi adalah karena lembu itu menggerakan
kepalanya. 
Tentang
menafsirkan Huruf Nun dengan Ikan Nun yang menelan Nabi Yunus, kalau
kita pikirkan dengan seksama tidaklah dapat diterima jika dibandingkan
dengan ayat2 yang selanjutnya. Yang isinya adalah memuji kemulian budi
Nabi Muhammad, iya bukan kawan..??? Sudah terang banget bahwa
Nabi Yunus ditelan oleh Ikan Nun atau Paus adalah beberapa hari lamanya
adalah suatu peringatan kepada sorang Nabi Allah bernama Yunus yang
berkecil hati melihat kekafiran kaumnya, lalu Beliau meninggalkan
tugasnya. Tidaklah layak permulaan peringatan kepada Nabi Muhammad
adalah Ikan Nun yang menelan Nabi Yunus karena Nabi Muhammad tidaklah
pernah sejenak pun meninggalkan dakwah bahkan selalu mengahadapi
tugasnya dengan hati tabah, walaupun betapa hebat kepahitan yang akan
Beliau telan. 
Tentang
Qolam atau disebut juga pena yang diambil menjadi sumpah utama oleh
Tuhan dipermulaan surat ada ypula yangmengatakan bahwa yang mula2
diciptakan oleh Tuhan dari makhluk-Nya ini tidak lain adalah Qolam.
Disebutkan pula bahwa bahwa panjang Qolam adalah itu ialah sepanjang di
antara langit dan bumi dan dia tercipta dari NUR artinya cahaya. Dalam
tafsirannya itu dikatakan bahwa Tuhan memrintahkan kepada Qolam daripada
Nur itu agar ia terus menerus menulis, lalu dituliskannyalah apa yang
terjadi dan apa yang ada ini baik ajal maupun amal perbuatan. 
Naah
dengan alasan itu mungkin Bapak2 kita di Muhammadiyah dulu yang mau
mendirikan IPM pertama kali adalah Siswa2 Muhammadiyah yang semakin lama
semakin cepat perkembangannnya yang ditandai dari perkembangan yang
pesat dari sekolah2 milik Muhammadiyah baik kualitasnya maupun
kuantitasnya ingin agar IPM bisa menjadi tameng siswa2 yang khususnya
sekolah di Perguruan Muhammadiyah dari pengaruh luar yang menyesatkan di
waktu dahulu. 
Dan
untuk zaman sekarang mungkin juga Bapak2 Muhammadiyah dulu kepingin IPM
menjadi 3P yakni Pelopor, Pelangsung dan Penyempurna dari gerakan
Muhammadiyah ini maupun NKRI dengan menulis. Subhanallah sungguh mulia
ya kawan niatan Bapak2 qt dulu…  
Ehm
sekarang tugas kita gimana ya kawan, mau melanjutkan perjuangan
ini..??? Pasti mau khan, Insya Allah kelak jasa2 qt digantikan oleh
Tuhan di Yaumul akhir kelak. Amiin… 
Tradisikan
untuk membaca dan menulis ya kawan…!!! Dengan menulis kita bisa dikenal
dan bahkan kita bisa kaya dengan menulis, selain itu kita juga bisa
menjaga Agama kita, Sekolah kita, Muhammadiyah kita dan IPM kita agar
tetap dapat hidup selamnya. Amiin…. ^_^
 Allahuakbar…!!!! Wallahu ‘alam…. (immuh_ar)

Sumber: 
Tafsir Al Ahzar  Prof. Dr Hamka Juz 29
Penerbit PT Pustaka Panjimas Jakarta