LHKP PP Muhammadiyah Desak Arab Saudi Selesaikan Masalah Yaman Secara Damai

 
Jakarta
– Pimpinan Pusat Muhammadiyah prihatin dengan konflik di Yaman yang
juga merusak KBRI di Yaman. Indonesia diminta mengambil tindakan nyata
terkait konflik yang terjadi di internal negara-negara Timur Tengah.

“Pemerintah harus memanfaatkan momentum peringatan ke-60 KAA, untuk
mengambil prakarsa menjadi juru damai di Timteng serta mewujudkan
Kemerdekaan Palestina,” kata Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
PP Muhammadiyah Nadjamuddin Ramly dalam keterangannya, Selasa
(21/4/2015) malam.

Diplomasi menurut Najamuddin harus langsung dipimpin Presiden Joko
Widodo sehingga tepat sasaran. Momentum peringatan KAA lanjut dia
merupakan peluang bagi Indonesia untuk melibatkan kekuatan nonblok guna
memberikan tekanan kepada negara-negara yang berkonflik di Timteng.

“Supaya berdamai sehingga terwujud kehidupan bermartabat,” tuturnya.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, sambung
Nadjamuddin memiliki kekuatan mendorong terciptanya perdamaian di
Timteng.

“RI pionir dalam gerakan non blok,anggota OKI dan PBB, sudah menjadi
domain RI jika mengambil prakarsa dalam mewujudkan perdamaian itu. Namun
sayang peluang dan momentum tersebut tidak diperankan RI secara
maksimal, sehingga negeri kita tidak diperhitungkan oleh negara-negara
lain di dunia,” ujar dia.

Terkait penyerangan Arab Saudi dan koalisinya ke Yaman sehingga ikut
merusak KBRI di Sanaa, PP Muhammadiyah menyampaikan keprihatinannya.
Muhammadiyah mendesak Arab Saudi menyelesaikan masalah dalam negeri
Yaman secara damai.



“Berdasarkan
nilai-nilai Islam yang universal dan Muhammadiyah secara tegas menolak
campur tangan Amerika Serikat dalam konflik dalam negeri di Yaman itu
serta negara-negara di Timteng lainnya,” kata Nadjamuddin.(lhkp/sangpencerah)