Badrodin Haiti di Mata Poniran, Teman Kecil Saat SD

Badrodin Haiti akhirnya dilantik jadi Kapolri oleh presiden pada Jumat 17 April 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Badrodin merupakan lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa di Akabri Kepolisian tahun 1982, kemudian lulusan terbaik dengan penghargaan “Adhi Wira” di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1989, lulusan Sekolah Staf Pimpinan (Sespim) Polri Angkatan XXXIII Tahun 1998.
Ia kemudian membuktikan prestasinya lagi dengan mendapatkan penghargaan “Wibawa Seroja Nugraha” sebagai lulusan terbaik di Lemhanas KRA 36 Tahun 2003.
Selanjutnya ia mengikuti kursus di luar negeri “The 3D Internasional Police Cooperation on Criminal Investigation” di Jepang tahun 2006. Kursus ini bermanfaat menambah wawasan juga menambah jaringan kerja sama kepolisian internasional.
Prestasi Badrodin ditunjukkan sejak kecil selama menempuh pendidikan di SDN Paleran 1, namun kelas 6 pindah sekolah di Blitar karena ikut kakaknya, kemudian setelah lulus SD, ia kembali ke Jember dengan menempuh pendidikan MTs Baitul Arqom Kecamatan Balung, dilanjutkan SMA Muhammadiyah Rambipuji dan pindah ke SMA Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
“Badrodin selalu berprestasi dengan nilai yang sangat memuaskan sejak SD dan semua temannya mengakui kecerdasannya,” kata teman akrabnya semasa kecil, Poniran, yang juga tetangganya di Desa Paleran, seperti yang dituturkan kepada Antara.
Menurutnya, kedua orangtua Badrodin dalam memberikan asuhan dan pendidikan kepada delapan anaknya menjadi tauladan bagi warga Desa Paleran karena kedua orang tuanya juga merupakan tokoh agama yang disegani di desa setempat.
“Pak Kiai Ahmad Haiti dan Bu Nyai selama hidupnya hanya mengurusi orang mengaji, memberikan ceramah, dan mendidik anak dengan baik, sehingga wajar semua anak-anaknya berprestasi,” tuturnya.
Meski memiliki delapan anak, almarhumah Siti Aminah membesarkan anak-anaknya seorang diri, tanpa bantuan pembantu dan memberikan pendidikan agama yang terbaik bagi kedelapan putra-putrinya.
“Badrodin dan saya dulu juga mengaji ke Pak Kiai Ahmad Haiti dan memang orangnya sangat sederhana dan pandai, sehingga sifat itu diturunkan kepada anak-anaknya termasuk Badrodin yang kini menjabat di Polri,” ucap Poniran yang kini menjadi petani jeruk.
Keluarga yang bersahaja dan hidup secara sederhana tetap ditunjukkan oleh Badrodin dan ketujuh saudaranya, bahkan sejumlah perwira polisi saat hadir pada pemakaman bapaknya pada Maret 2014, seakan tidak percaya rumah sederhana dan bangunan tua itu rumah pejabat Polri.
“Awalnya saya tidak percaya kalau itu rumahnya Pak Badrodin karena bangunannya sudah tua dan sangat sederhana. Banyak polisi yang kaget dan seakan tidak percaya karena rumahnya biasa seperti penduduk desa setempat,” kata salah seorang anggota Polres Jember yang enggan disebut namanya. (sp/tribunnews)