MBS (Muhammadiyah Boarding School) Kampung Sawah, Mencetak Hafizh Berakhlaqul Karimah

“….maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja, jadilah guru, dokter, meester, insinyur, dan lain-lainnya dan kembalilah ke Muhammadiyah”
(KH Ahmad Dahlan)

Adalah KH Ahmad Dahlan, satu di antara masyarakat kelas menengah pribumi, meskipun sosoknya hanyalah berupa ”noktah kecil” dalam kancah sejarah Indonesia, yang menjalani hidup sekadar berdagang batik dan menjadi Khatib Amin di Masjid Agung Kasultanan Ngayogyakarta. Ternyata, kehadiran dan kiprah KH Ahmad Dahlan tidak hanya setampak noktah kecil itu, melainkan hadir dengan gagasan besar yang mencerahkan di tengah kemuraman nasib bangsa yang masih meringkuk dalam belenggu kolonialisme.
Lewat kosmopolitanisme pergaulannya di jalur perdagangan, perjalanan haji dan studinya di Makkah, KH Ahmad Dahlan lantas kerap terlibat dalam renungan-renungan serius, sampai akhirnya berpikir keras untuk mengambil jalan baru perubahan sosial demi tumbuh dan berkembangnya Islam berkemajuan: sebuah reaksi segar untuk mengatasi keterbelakangan kaum pribumi, serta pembodohan dan pemiskinan akibat kolonialisasi yang terus berlangsung secara sistemik. Pikiran keras dan renungan serius itulah yang melahirkan gagasan-gagasan besar, sampai akhirnya memicu kelahiran Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912.
Kiprah Muhammadiyah yang sudah lebih seratus tahun usianya, telah banyak mewarnai sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan Muhammadiyah terbukti mampu menghasilkan sosok tokoh dan pemimpin besar yang turut andil dalam memastikan arah yang dituju oleh dan untuk masa depan bangsa Indonesia. Para tokoh dan pemimpin Muhammadiyah itulah, yang secara sukarela membaktikan hidupnya mengemudikan dan mengawal Muhammadiyah agar tetap konsisten berpijak pada khittah perjuangannya. Sehingga dapat dipastikan kehadiran Muhammadiyah bukan hanya sekadar rutinitas sejarah. Melainkan juga: jawaban atas dialektika dan tuntutan zaman yang terus bergerak.
Ciri semangat Gerakan Muhammadiyah adalah membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu Bidang Pendidikan: (1) TK/TPQ, jumlah TK/TPQ (2) SD/MI (3) SMP/MTs, (4) SMA/SMK/MA, (5) Perguruan Tinggi Muhammadiyah.Bidang Kesehatan: (1) Rumah Sakit (2) Balai Kesehatan Ibu dan Anak (3) Balai Kesehatan Masyarakat (4) Balai Pengobatan (5) Apotek. Dan Bidang Sosial: : (1) Panti Asuhan Yatim (2) Panti Jompo (3) Balai Kesehatan Sosial (4) Panti Wreda/ Manula (5) Panti Cacat Netra (6) Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian) (7) BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah) (8) Rehabilitasi Cacat (9) Sekolah Luar Biasa (10) Pondok Pesantren.
Muhammadiyah Boarding School Kampung Sawah (MBS-KS) yang beralamat di Jl. Angsana 1A No. 148 Kampung Sawah Jatimurni Pondok Melati Kota Bekasi 17431 Telp. 021-8468153 (kampus I) dan Jl. Sasak Jikin no. 24 Jatimurni Pondok Melati Kota Bekasi 17431 Telp. 021-8455162 (kampus II) merupakan bagian kecil dari Gerakan Muhammadiyah. M. Amien Rais ketika berkunjung ke MBS-KS sangat berkesan dan menegaskan bahwa “Muhammadiyah patut berbangga memiliki sebuah lembaga pendidikan berbasis kaderisasi ulama dan pemimpin yang memiliki perhatian sangat besar terhadap Al-Qur’an, bukan saja membacanya sesuai kaidah tajwid yang benar, memahaminya dengan baik, dan mengaplikasikannya sesuai ilmu pengetahuan, tapi juga menghafalnya, bahkan sampai selesai 30 juz Al-Qur’an. Tidak hanya itu, seperti lazimnya sebuah pesantren modern, sekolah ini pun membekali santrinya keterampilan berbahasa Arab dan Inggris baik lisan maupun tulisan (termasuk membaca kitab kuning), lifeskill dan kompetensi ilmu umum yang memadai hingga memiliki target pencapaian nilai UN (Ujian Nasional) terbaik”.
MBS-KS ini lahir di pusat operasional kristenisasi tertua sejak zaman Belanda di Pondok Melati yang secara periodik perkembangannya dilaporkan ke Vatikan. Data terakhir menyebutkan bahwa di Pondok Melati adalah tempat paling subur berdirinya tempat-tempat peribadatan (Kristen Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dll) dan berkembangnya aliran-aliran kepercayaan. Sebagai ilustrasi bahwa Kampung Sawah yang berpenduduk lebih dari 24.000 jiwa ±35 % beragama Kristiani, bahkan banyak kaum muslimin yang cenderung murtad.
Visi MBS-KS adalah “Menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang mempersiapkan Kader Pemimpin dan Ulama berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah”. Misinya 
(a) menjadikan tahfizh Al-Qur’an sebagai unggulan pendidikan 
(b) mengembangkan kurikulum yang integral, berakhlaq mulia, berorientasi prestasi dan berdaya saing 
(c) melakukan model-model pembinaan berbasis tradisi keulamaan 
(d) membekali santri keterampilan hidup (lifeskill), kepemimpinan dan kewirausahaan 
(e) mengembangkan standar pendidikan, pengelolaan dan pelayanan yang profesional.
MBS-KS bertujuan agar santri: 
1) hafal 30 juz Al-Qur’an dengan kualitas bacaan sesuai kaidah tajwid yang benar, memahami maksud dan kandungannya, ditambah hafal 200 hadits pilihan, 
2) memahami as-Sunnah menurut kaidah-kaidahnya, 
3) mengambil/menentukan hukum-hukum Islam yang setepat-tepatnya dan sebenar-benarnya, 
4) memilih/menetapkan hukum yang paling rajih di antara hukum-hukum yang ada dan berkembang, dan 
5) mengarahkan Muhammadiyah agar tetap berfungsi sebagai Gerakan Islam, Gerakan Dakwah, dan Gerakan Tajdid, 
6) mantap dalam aqidah, khusyu‘ dalam ibadah, dan berbudi pekerti luhur dengan akhlaqul karimah, 
7) komitmen keilmuan dan kompetensi akademik yang berimbang antara sains religius dan sains rasional, dan 
8) kemampuan berkompetisi dalam realitas kehidupan global yang penuh persaingan secara cerdas, berkarakter, beretika, bermartabat, dan santun.
Motto MBS-KS adalah “HABL” (Hafizh, Akhlaqul Karimah, Berjiwa Ulama, Leadership). Kata HABL terinspirasi dari penggalan ayat Allah dalam surat Ali Imran ayat 103, tepatnya pada kata hablun yang mengandung makna tali. Menurut kami, para santri MBS-KS akan mampu menghayati dan menjiwai Visi-Misi yang ada manakala berpegang teguh kepada tali agama Allah, yaitu jargon HABL itu sendiri. Kemudian, guna mendukung jargon HABL, maka dibuatkanlah program-program pendukungnya (support programs).
Support program Hafizh adalah IMAM TAHAJUD (Imam sholat berjamaah, Muroja’ah, al-Ayyam ma’al Qur’an, Mukhoyyam, Tahsin, Tahfizh, Tarjamah, Tafsir, Tahajud). Support program Akhlaqul Karimah adalah AKHI (BerAdab Islami, Khusyu’ dalam ibadah, Hormat dan pedulI terhadap lingkungan dan sesama). Support program Berjiwa Ulama adalah IMAN KAMIL (Ilmiah dengan Menulis, Menguasai Turats, Menghafal ilmu dan matan, Kajian dan Majelis ilmu). Support program Leadership adalah USWAH (Wirausaha, Organisasi dan Dakwah).
Banyak orang tua yang menitipkan anaknya ke MBS-KS merasa puas dan senang, seperti yang diungkapkan Rahmadani “Saya senang, aman dan nyaman menitipkan putra kami di Pesantren MBS Kampung Sawah, karena program tahfizhnya asyik dan program bahasanya sangat aplikatif.”(Irfanudin)
www.mbskampungsawah.com