Kunjungi 47 Negara, Pemuda ini Temukan Kebenaran Islam

Gyorgy Jakab atau kini disapa Yakub merupakan mualaf asal Hungaria. Sebuah negeri yang sempat melarang ajaran Islam. 

“Islam sempat berjaya ketika masa Turki Ustmani. Namun, kejatuhan Turki dan munculnya penguasa baru, Austria dan lahirnya pemerintahan komunis telah mengubah jalan dakwah Islam,” kata dia, seperti dilansir Onislam.net, Senin (9/3).

Tak heran, lanjut dia, tidak ada yang tahu berapa jumlah populasi Muslim di negeri Eropa Tengah tersebut. “Saya mengenal Islam ketika berkeliling dunia bersama ayahnya. Yang saya ingat, perkenalan dengan Islam dimulai ketika ia mengunjungi Skopje, ibu kota Makedonia,” ungkapnya.

Penduduk di kota tersebut, kata dia, sepertiganya beragama Islam. Di sana, terdapat masjid dimana setiap orang dapat masuk untuk melihat sejarah dan perkembangan Islam di Makedonia.

“Saya melihat bagaimana banyak orang ingin belajar tentang Islam. Misalnya, bagaimana seorang Muslim berwudhu sebelum laksanakan shalat. Ini yang terkenang dalam memori saya,” kata dia.

Dari Makedonia, Yakub dan ayahnya mengunjungi Turki. Selama di sana, pemandu mereka menceritakan bagaimana Islam menjadi inti dari kehidupan masyarakat Turki. Dari Turki, Yakub mengunjungi Kamboja sebelum akhirnya tiba di Malaysia.

“Sudah 47 negara yang saya kunjungi,” kata dia.

Di Malaysia, Yakub mencari informasi tentang Islam. Apa yang dilakukannya dimaksudkan untuk memperkuat niatannya memeluk Islam. “Dalam salah satu masjid, saya melihat sebuah kertas yang mengatakan, Jika Anda ingin menjadi seorang Muslim, datang ke pusat informasi Islam,” kata Yaqub.

Pada tahun 2002, Yaqub mengunjungi Afrika Barat. Di kota Ouahigouya, Burkina Faso, ia melihat sebuah masjid besar. Di masjid, Yaqub bertemu dengan pria tua. 

“Saya punya pertanyaan tentang Islam. Dapatkah Anda menjawabnya,” tanya Yakub.

Sebelum menjawab pertanyaan Yakub, adzan berkumandang. Pria tua itu mengajak Yakub turut serta. Namun, Yakub menolaknya karena ia bukanlah Muslim. “Tapi saya beritahu Anda, saya harus mati sebagai Muslim,” kata dia. 

Usai perjalanan itu, Yakub kembali ke HUngaria. Di negeri kelahirannya, ia membeli Alquran. Sebelumnya, ia sempat membaca Alquran di sebuah perpustakaan. Namun, ia tidak membacanya secara utuh.

Pada tahun yang sama, Yakub mulai belajar berpuasa. Ini setelah ia mengetahui bahwa bulan Ramadhan telah tiba. “Saya mulai belajar untuk berpuasa. Disini saya berniat untuk menjadi Muslim di akhir Ramadhan,” kata dia.

Mulai berpuasa, Yakub melihat ada undangan diskusi Islam di Budapest. Tiba di lokasi, Yakub tercengang, karena hanya ia satu-satunya peserta. Kemudian, pengasuh diskusi itu meminta Yakub untuk mendatangi masjid guna melanjutkan diskusi. 

Tiba di masjid, Yakub bertemu dengan Abdel Naser asal Afganistan dan Abdel Aziz, ulama asal Amerika. Ketika bertemu keduanya diskusi berlangsung mendalam dan panjang. Keduanya terkejut, ternyata Yakub bukanlah seorang Muslim, namun tahu cukup banyak tentang Islam.
Sepulangnya dari masjid, Yakub mengutarakan niatnya memeluk Islam kepada ayah dan istrinya. “Mereka terkejut,” kata dia. 

sumber : republika