Insinyur AS Jadi Mualaf karena Keramahan Muslim Indonesia

Dua puluh tahun silam, mungkin menjadi masa yang tidak akan dilupakan oleh Yusuf Burke. Setelah dua tahun lulus sekolah, insinyur asal New York itu bergabung dalam tim energi listik Amerika Serikat. Saat itu pula dia berkesempatan menjelajahi sejumlah negara.
“Saya bepergian ke ke luar negeri untuk bekerja pada proyek listrik, khususnya membangun pembangkit listrik. Negara muslim pertama yang saya singgahi adalah Indonesia pada 1994,” tutur Burke dikutip Dream.co.id dari On Islam, Selasa 24 Juni 2014.
Saat itu, Burke langsung jatuh cinta dengan budaya Indonesia. Meski sebelumnya telah sedikit mengenal budaya Islam dari sang ayah, dia benar-benar merasa Indonesia memberikan pengalaman baru tentang dunia muslim. Di sinilah mata hati Burke terbuka.
“Ini merupakan negeri pertama kalinya saya pindah dan tinggal di negeri yang didominasi masyarakat muslim,” tutur dia.
Di Indonesia, Burke benar-benar merasakan kehangatan sikap masyarakat. Dia benar-benar kagum dengan keramahtamahan masyarakat di sini. Pengalaman itulah yang mendorong dia untuk mempelajari Islam, yang dianut mayoritas penduduk Indonesia.
“Saya kemudian mulai mempelajari Islam dan saya masuk Islam tahun 1996,” kata Burke. Tak lama setelah masuk Islam, dia kemudian menikah. Pada 2002 dia menetap di Indonesia setelah sebelumnya tinggal di Malaysia, Singapura, Australia, dan Thailand.
Tentu saja keluarga sangat terkejut dengan keputusan Burke itu. Dia memberi penjelasan soal keputusan pindah keyakinan itu. Akhirnya, keluarga Burke bisa memahami pilihan ini. “Keluarga saya sangat terbuka. Saya pikir mereka menghormati orang lain yang memeluk agama lain, khususnya agama tauhid ini,” kata dia.
Menjadi mualaf, bukan berarti hati Burke sudah mantap. Dia masih merasa haus akan ilmu-ilmu Islam. “Saya benar-benar merasakan persaudaraan ketika berdiskusi dan tinggal di tengah-tengah kalangan muslim. Saya bersekolah Islam saat pergi ke Malaysia dan Australia,” ujar Burke.
sumber : dream.co.id