Haedar Nashir Sampaikan 3 Faktor Muhammadiyah Cepat Berkembang saat Pengajian di Jember





Jember – Pada hari Rabu, 25 Februari 2015 M yang bertepatan dengan tanggal 6 Jumadil Ula 1436 H, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab.Jember membuka acara pengajian / pembinaan pimpinan persyarikatan Muhammadiyah se-Kabupaten Jember. Bertempat di Aula SMA Muhammadiyah 3 Jl. Mastrip Jember, acara yang dimulai pukul 19.30 tersebut mendatangkan Ketua PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si sebagai pengisi kajian. Aula yang berkapasitas 300 orang tersebut tak mampu menampung jumlah peserta yang hadir, sehingga panitia membuat tayangan live streaming di masjid sekolah untuk menampung peserta yang membludak tersebut.

Dalam pengajian tersebut yang dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan PDM, PCM dan PRM se-Kabupaten Jember tersebut, Haedar Nashir menyoroti tentang perkembangan Muhammadiyah saat ini. Disebutkan bahwa ada beberapa faktor dimana Muhammadiyah dengan mudahnya berkembang di Indonesia. 

Faktor pertama yang menjadi pondasi fundamental gerakan Muhammadiyah adalah prinsip gerakan ar-ruju’ ilal qur’an wa sunnah. Prinsip ini memiliki makna bahwa Muhammadiyah membawa Islam kemudian menyebarluaskan dengan berdakwah dan memperkenalkan tajdid, membawa Islam ke arah berkemajuan. Dengan semangat dakwah, Muhammadiyah mengembalikan kemurnian ajaran Islam, dan dengan semangat tajdid, Muhammadiyah melakukan ‘perlawanan’ terhadap usaha kristenisasi.

Faktor kedua mudahnya muhammadiyah berkembang adalah para anggota serta pimpinan Muhammadiyah yang dikenal amanah. Muhammadiyah merupakan organisasi yang dipercaya sebagian besar masyarakat untuk mengelola keuangan baik di sektor infaq, shodaqoh maupun waqaf. Masyarakat memiliki trust bahwa dana yang diamanahkan pada persyarikatan akan berkembang dan bermanfaat.

Faktor terakhir yang tak kalah penting adalah apa yg dilakukan oleh Muhammadiyah dapat dirasakan kemanfaatan dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Di setiap amal usaha Muhammadiyah yang didirikan, masyarakat akan merasakan manfaatnya, rumah sakit, sekolah, panti asuhan, dan AUM lainnya.

Kemudian Haedar Nashir menjelaskan apa yang akan dilakukan Muhammadiyah ke depan, melihat perkembangan zaman yang sudah sangat liberal. Haedar menyatakan bahwa dakwah Muhammadiyah kali ini harus dapat memberi nilai-nilai yang bermakna dalam kehidupan ekonomi, politik, budaya di dalam masyarakat.

Saat ini yang menjadi fokus Muhammadiyah dalam berdakwah, adalah militansi anggota dan pimpinan Muhammadiyah yang dirasakan menurun. Muhammadiyah pada 5 tahun lalu tak terasa dimasuki oleh ideologi-ideologi gerakan lain, dan warga Muhammadiyah bersikap tenang-tenang saja. Akan tetapi, seiring porak-porandanya persyarikatan, dengan beberapa peristiwa pengambil alihan masjid dan lainnya, barulah kita tersadar.

Fokus lainnya adalah melakukan mobilisasi potensi AUM dan ekonomi utk menyokong kemandirian. Saat ini beberapa embrio kebangkitan ekonomi Muhammadiyah mulai nampak, misal business centre PCM Sukajadi Bandung yang dapat mensubsidi PRM, kemudian BMT di wilayah jawa tengah dan lainnya.

Dalam pengajian tersebut, dihadiri beberapa pimpinan di Muhammadiyah seperti Dr. Kasman (Ketua PDM Jember), Dr. Aminullah (Rektor Unmuh Jember), Dr. Habib Ichsan (dosen Unmuh Jember), Ustadz Kusno, MPdI dan Bapak Abd. Ghofur. [mag/sangpencerah.id]