Bayi yang Dilahirkan Diisti’adzahi Bukan Diadzani dan Diqamati

Bayi yang dilahirkan Diisti’adzahi bukan Diadzani dan Diqamati.

1. Hingga saat ini ummat telah terbiasa dengan tuntunan adzan dan iqamat untuk bayi yang dilahirkan. diadzani di telinga kanan dan diiqamat di telinga kiri. Tidak banyak yang mengetahui bahwa hadis yang menjadi landasan tuntunan itu adalah hadis dhaif bahkan hadis lainnya diduga kuat hadis mawdlu (palsu).

Belum lagi adzan dan iqamat itu dipersoalkan fungsinya jika itu digunakan untuk menyambut kelahiran bayi? Hadis – Hadis shahih menyebutkan bahwa adzan dan iqamat berfungsi sebagai pemberitahuan masuk waktu shalat.

2. Al-Quran mengisyaratkan bahwa tuntunan untuk menyambut bayi yang dilahirkan itu adalah membacakan kalimat isti’adzah. Ini disebutkan Allah dalam Surah Ali Imran (3) ayat 36 berikut:

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم

3. Ayat di atas dipertegas dengan dua hadis Nabi. pertama dari Ibnu Abbas riwayat Bukhari Muslim, yang kedua hadis Bukhari dari Abu Hurairah. Hadis tersebut adalah:

3.1. Bukhari-Muslim:

عن ابن عباس قال كان رسول الله {صلى الله عليه وسلم} يعوذ الحسن والحسين أعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ومن كل عينٍ لامة ٍ ويقول إن أباكما كان يعوذ بها إسماعيل وإسحاق

3.2. Bukhari:

عن أبي هريرة أن النبي {صلى الله عليه وسلم} قال ما من مولود إلا والشيطان يمسه حين يولد فيستهل صارخاً من مس الشيطان إياه إلا مريم ثم يقول أبو هريرة اقرءوا إن شئتم ( وإني أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم )

4. Pada dasarnya bacaan azan iqamat dan bacaan isti’adzah berisi kalimat-kalimat Allah yang ketika itu dibacakan kepada bayi menjadi awalan yang baik untuk mengetuk “kesadaran” komunikasinya.

Perbedaannya tuntunan isti’adzah didukung oleh ayat Al-Quran dan hadis yang shahih sedangka tuntunan adzan iqamat itu problematik.

Demikian semoga bermanfaat.

Ketua Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Wawan Gunawan A. Wahid, Lc. M.Ag.