5 Peran Strategis Ibu Dalam Keluarga

Ibu-ibu sekalian, merasa bahagia tidak menjadi ibu? Kira-kira apa
enaknya menjadi ibu? Atau adakah menjadi ibu tidak menyenangkan?
Dalam keluarga, ibu lebih sering dianggap sebagai sosok yang paling
dekat dan lebih dicintai oleh keluarga terutama anak-anaknya. Kenapa ya
bu? Ini terkait dengan peran reproduksi seorang ibu, karena ibu yang
melahirkan anak-anaknya. Ibu tentu masih ingat saat ibu mengandung dan
melahirkan, betapa luar biasa perjuangan seorang ibu untuk anak-anaknya.
Allah dalam Q.S al-Luqman ayat 14 berfirman :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu
dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Allah secara terang telah menyebutkan bagaimana perjuangan seorang
ibu sejak dari ia mengandung “ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah.” Furngsi reproduksi ini tentu mempunyai
dampak, seperti kedekatan emosional dan curahan kasih sayang seorang ibu
pada anaknya. Meski bukan hanya ibu yang menjalankan fungsi pengasuhan
dalam keluarga, tapi juga sang ayah, hanya saja ibu lebih sering menjadi
figut sentral dalam keluarga. Apakah ibu menyadari posisi ibu begitu
strategis dalam mewujudkan keluarga impian, salah satunya bagaimana
menjada agar keluarga menjadi sehat?
Ibu-ibu sekalian, berikut peran strategis ibu dalam keluarga :
  1. Penyedia makanan, bagaimana ibu memilih bahan makanan yang sehat
    agar makanan yang dikonsumsi menyehatkan tubuh anggota keluarganya,
    bukan sebaliknya merugikan tubuh anggota keluarganya. Misalnya ketika
    ibu memilih daging ayam, kenali daging ayam yang sehat. Ciri tanda
    daging ayam yang sehat yaitu terlihat segar, tidak berlendir, tidak
    berbau menyengat seperti bau zat tambahan atau busuk, kulit daging
    unggas tidak kering atau berubah warna di ujung sayap atau dada. Selain
    itu, daging terasa kenyal dan kembali ke bentuk semula setelah ditekan.
    Cermati dan berhati-hati jika ada yang menjual daging unggas murah
    (dibawah harga normal).
  2. Pengolah makanan, bagaimana ibu dapat mengolah makanan secara sehat.
    Setelah memilih bahan makanan yang seha, keamanan makanan yang
    dikonsumsi oleh keluarga juga ditentukan dari bagaimana cara kita
    mengolah makanan. Salah satu contoh mengolah makanan yang aman untuk
    dikonsumsi adalah dengan merebus ayam sampai matang sebelum digoreng
    atau diolah jadi bahan makanan lainnya. Dengan merebus sampai matang,
    bakteri yang ada dalam daging akan mati.
  3. Pengasuh dalam keluarga, artinya bagaimana ibu menjaga higienitas.
    Contohnya, ibu membangun kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah
    memegang atau mengolah makanan dari daging unggas atau telurnya.
  4. Ibu yang cerdas, antara lain, ibu yang mengetahui apa yang harus
    dilakukan jika terdapat anggota keluarga yang sakit. Ibu harus
    memperkaya diri dengan informasi tentang apa yang harus dilakukan oleh
    ibu atau anggota keluarga yang lain jika salah satu anggota keluarganya
    sakit.
  5. Pendorong perubahan karena ibu memainkan peran strategis dalam
    keluarga seperti sudah disebutkan sebelumnya. Maka, ibu adalah figure
    yang memungkinkan terjadinya perubahan positif baik dalam keluarga
    maupun lingkungan di sekitarnya.
Dari pemaparan tersebut kita tahu betapa luar biasa peran seorang ibu
dalam keluarga, tentu wajar jika Islam amat menghargai peran ibu.
Demikian pengajian kali ini, semoga dapat menjadi inspirasi agar menjadi
ibu yang cerdas.
Sumber : Buku Materi Pengajian Bagi Muballighat ‘Aisyiyah