Muhammadiyah Tolak Kerjasama Wakaf Iran dan Indonesia

JAKARTA – Konselor Bidang Kebudayaan Besar Iran kembali mengunjungi Kementerian Agama, Senin (12/1/2015), untuk melakukan kerjasama pengelolaan Wakaf. Kehadiran perwakilan Iran diterima Dirjen Bimas Islam, Machasin.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari kedatangan atase Kebudayaan Iran, pada 30 Desember 2014.
Kepada Machasin, Hujjatollah Ibrahim menyampaikan keinginannya untuk melakukan kerjasama budaya dan pengembangan wakaf dengan pemerintah Indonesia.
Ibrahim berharap akan terjadi saling tukar pengalaman tentang wakaf antara Indonesia dan Iran, serta saling tukar pengetahuan tentang pola pengembangan wakaf.
Namun, penjajakan kerjasama ini ditentang oleh ormas Islam. Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr Yunahar Ilyas, Lc M.Ag mempertanyakan apa dasar Syiah mau bekerjasama dengan negeri Ahlussunah seperti Indonesia.
“Syiah itu tidak suka dengan Sunni, lalu mau apa wakaf kepada kami?”ucapnya , Rabu (14/1/2015).
Prof Yunahar mengingatkan, Syiah dapat mengancam umat Islam dan keutuhan NKRI. Dalam sejarah, lanjutnya, Syiah dan Sunni tidak pernah akur.
“Lihat saja sekarang ini sedang berlangsung konflik berdarah di Suriah dan Irak,” tuturnya.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini lalu meminjam istilah M.Natsir, “Syiah menjadi bom waktu.”
“Sewaktu-waktu akan meledak. Oleh karena itu umat Islam harus menolak bantuan wakaf tersebut,” serunya.
Pria asal Bukittinggi ini optimis masih banyak donatur muslim yang bisa wakaf. [sp/islampos]