JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Immawan Beni Pramula mengutuk keras upaya-upaya yang saat ini diduga dimunculkan untuk melemahkan KPK.
Upaya pelemahan yang saat ini beredar adalah seperti kemunculan foto syur mirip Ketua KPK Abraham Samad dengan Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira, pascapenetapan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi saat akan menjalani proses fit and proper test pencalonan Kapolri di DPR.
“Kemunculan foto-foto syur Ketua KPK Abraham Samad adalah bukti upaya kriminalisasi seperti yang dulu dilakukan terhadap Antasari Azhar. Untuk itu, saya atas nama Ketua DPP IMM dan bersama seluruh elemen masyarakat lainnya akan terus mendukung dan mengawal KPK untuk berkomitmen dalam memberantas korupsi. Stop upaya kriminalisasi KPK,” kata Immawan Beni kepada wartawan, Sabtu (17/1/2015).
Immawan Beni mengkritik tajam sikap Presiden Jokowi yang tidak membatalkan proses pengangkatan Komjen Budi Gunawan melainkan hanya menunda untuk menunggu proses hukum yang sedang berjalan. Beni menilai, sikap Jokowi itu menunjukkan bahwa baik eksekutif maupun legislatif telah sama-sama tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberantasan korupsi.
“Sikap Jokowi tidak membatalkan calon Kapolri yang sudah tersangka, sama buruknya dengan DPR yang tetap memproses pencalonan itu. Baik DPR maupun presiden kini sudah tidak diharapkan lagi oleh rakyat untuk memberantas korupsi,” tuturnya.
Immawan Beni berharap KPK tetap konsisten dan berani dalam melakukan upaya-upaya pemberantasan korupsi. KPK, kata dia, jangan takut terhadap segala tuduhan konspiratif yang diarahkan setiap pascapenetapan tersangka koruptor.
“KPK jangan takut dikriminalisasi karena rakyat setia pada pemberantasan tikus-tikus korup,” tandasnya.
Menurut Immawan Beni, sebagai lembaga yang konsen dalam pemberantasan korupsi, sudah barang tentu banyak upaya yang dilakukan untuk mengerdilkan dan melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mengingat yang dihadapi KPK adalah koruptor-koruptor kelas kakap yang memiliki banyak kroni untuk berkonspirasi mencari kelemahan KPK, baik secara institusi maupun pribadi komisioner-komisionernya. (sp/tribbun)
