PP IPM Mengecam Insiden Terorisme di Peshawar

Jakarta (17/12), Dunia berduka dalam insiden yang terjadi pada tanggal 16 Desember 2014 di Peshawar Pakistan, serangan biadab yang dilakukan oleh militan Taliban di sebuah komplek sekolah di Peshawar itu telah menewaskan 126 korban yang dimana mayoritas korban adalah pelajar dari tingkat SD hingga SMA, militant Taliban secara sadar melakukn ledakan di auditorium sekolah tersebut yang dimana saat itu siswa-siswa seang melaksanakan ujian di tempat itu, dan para militant Taliban juga menyerang orang-orang dan siswa yang berada di komplek sekolah tersebut.

Dalam Humanitarian International Law telah jelas disampaikan dalam perang dilarang menyerang non-combatant dan terutama anak-anak dan wanita, maka dengan ini militant Taliban telah sangat jelas melanggar peraturan tersebut dan pihak dari Taliban telah mengakui bertanggung jawab atas insiden itu. Hal ini perlu menjadi concern bagi dunia internasional, ketika anak-anak atau pelajar yang telah menjadi korban perang. Hal yang sangat biadab ketika kita merampas hak dari para anak-anak atau pelajar. Anak-anak tersebut tidak paham apa yang sedang terjadi ataupun mengerti tentang perang yang sedang berlangsung tersebut tetapi mereka tetap dijadikan sasaran, darah anak-anak yang tidak bersalah itupu harus berceceran karena tindakan biada tersebut. Tegas, Bramantyo selaku Sekretaris Bidang Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Menurut Bramantyo, dunia Internasional harus dapat concern terhadap isu ini, anak-anak tersebut seharusnya dapat dilindungi bukan merekalah yang seharusnya dijadikan sasaran utama dalam perang. Bukan hanya penyerangan langsung yang mengakibatkan kehilangan nyawa dari para pelajar tersebut, akan tetapi pelanggaran hak terhadap anak-anak yang mempunyai kewajiban dan hak untuk belajar tersebut wajib dijaga oleh seluruh pihak.

Dengan ini Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah mengecam dan mendesak komunitas Internasional agar dapat menanggapi insiden yang biadab itu, dan terus membahas isu tersebut dalam agenda rutin, dan memaksa militant Taliban untuk bertanggung jawab dalam insiden tersebut, dan juga medesak pemerintah Indonesia agar dapat memberikan sikap atas insiden tersebut. Dunia internasional harus terus menggaungkan “Stop kekerasan perang terhadap anak-anak.” Tambah Bramantyo Wibisono yang juga merupakan Mahasiswa tingkat akhir President University jurusan Hubungan Internassional ini.