Muhammadiyah: Mayoritas di Indonesia Muslim, Jadi Wajar Cara Berdoa Secara Islam

JAKARTA — Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Syamsul Anwar tidak sepakat terkait wacana revisi tata tertib doa di sekolah dari Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). 

Menurut dia, bagaimana pun dalam kenyataannya masyarakat Indonesia memang lebih banyak memeluk agama Islam. Jadi sudah sewajarnya tata cara berdoa di sekolah menanankam nilai-nilai Islam pada diri siswa.

Sebaliknya, menjadi risiko siswa Muslim menurutnya yang juga harus menerima tata cara berdoa sekolah Non-Muslim. 

“Maka jika tata cara berdoa Islam dihilangkan, mau meniru gaya kebarat-baratan? Tidak benar itu,” ujar Prof Syamsul kepada Republika Online, Selasa (16/12).

Walaupun, wacana itu telah diklarifikasi Mendikdasmen Anies Baswedan bahwa agar siswa memiliki Tatib membuka dan menutup kegiatan belajar dengan doa. 

Namun kembali ditegaskannya, negara tidak perlu mengatur sampai merubah tradisi yang sudah lama berjalan dan tidak mendapati masalah signifikan itu.

“Wacana seperti ini benar-benar tidak perlu. Maka tidak heran, bila dugaan Muslim semakin kuat bahwa pemerintah terkesan ‘pelan-pelan’ menghilangkan Islam,” kata dia.(rol/sp)