IMM Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Menggelar TOS Kader

Peserta antusias mengikuti materi MKCH

Yogyakarta – Universitas Ahmad Dahlan merupakan ladang perkaderan yang dinaungi oleh Muhammadiyah. Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang mengambil nama pelopor dan pencetus gerakan berkemajuan yaitu K.H. Ahmad Dahlan. Dengan pribadi yang anggun dan berwatak bersahaja, serta mengatasi problematika masyarakat dengan landasan Al Qur’an, Al Hadist dan Tajdid. Karena itulah mahasiswa UAD harus mengetahui sejarah yang dipenuhi dengan ibrah, sehingga mahasiswa mampu merefleksikan “moral and intergrity” didalam kehidupan bermasyarakat.


Keadaan mahasiswa ditengah-tengah kultur jawa dan islam, meraka dituntut untuk humanistik kepada masyarakat yogyakarta maupun masyarakat perantauan. Begitu juga mahasiswa diarahkan untuk religiusitas dengan materi-materi AIK di PTM. Apalagi organisasi otonom yang bergerak eksponen mahasiswa dan dakwah yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. IMM selalu memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengelola Amal Usaha Muhammadiyah dan mempelajari pedoman-pedoman dasar organisasi, serta memahami ideologi muhammadiyah itu sendiri. Namun ditengah-tengah permasalahan masyarakat kota, dan hidup glamor mengakibatkan efek kepada mahasiswa, sehingga kesempatan itu tidak dapat dimaksimalkan menjadikan mahasiswa berpikir pragmatis.

Ditengah-tengah krisisnya kader persyarikatan dan pragmatis berideologi, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah membuat langkah dan cara untuk mengajak mahasiswa untuk berkomitmen dalam persyarikatan.

Pertama penerimaan, beginilah kebiasaan kepada mahasiswa yang mendaftarkan diri di IMM, Pimpinan Komisariat menganggap mereka adalah keluarga baru kita. Dengan sifat-sifat profetik kami tuntun, menasehati dan sharing ketika ada permalahan baik itu perkuliahan maupun pribadi. Dan kami tidak sungkan menawarkan diri untuk mengajarkan iqra’.

Kedua komitmen, sebagai calon kader mereka harus dilatih dalam keterlibatan dan loyalitas di IMM. Seperti mengikuti kegiatan baksos, out bond, pengajian, perlombaan dll. Setelah keterlibatan dan loyalitas diberikan mereka kita ajak untuk memahami organisasi IMM dan Muhammadiyah. Sehingga Pimpinan Komisariat membuat sistem praperkaderan formal untuk mengantarkan ke Darul Arqram Dasar. Training Organization Spiritual (TOS), dengan membuat training ini, memungkinkan untuk menambah motivasi calon kader baru itu sendiri. Disisi lain nama training ini mudah diingat “TOS”, dapat dipersepsikan bahwa “TOS” (tepukan tangan dengan orang lain) adalah bentuk kesepakatan dan keterikatan. Pimpinan Komisariat juga mengkonsep untuk melatih public speaking dan daya kritis.

Training Organization Spiritual dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat IMM Psikologi UAD  pada tanggal 12-14 Desember 2014 di Pusbang PTM, Kaliurang, Sleman yang diikuti 31 peserta dari Fakultas Psikologi dan 2 peserta dari PBI. Immawati Tri Nengsih Anggraini selaku ketua panitia (anggota bidang kader) membuka acara tersebut dengan tema “Cerdas dalam Gerakan, Cakap dalam Keilmuan dan Cermat dalam Mewujudkan Akademisi Islam yang Berakhlaq Mulia”.Materi-materi yang disampaikan meliputi Al Islam, Kemuhammadiyah, KeIMM dan Ilmu terapan. Serta diakhiri dengan menuliskan surat untuk komisariat, rencana tindak lanjut dan foto bersama. Begitu juga kesan-kesan yang diucapkan Immawati Laras “… Saya merinding ketika menyanyikan Mars Muhammadiyah …” dan Immawan Fahri “… aku ra tahan, Turun ke jalan…”. Dan salah satu isi surat dari peserta “Saya bangga menjadi anggota IMM !. Saya akan berjuang !. untuk Muhammadiyah dan IMM.”

Follow up kegiatan yang akan dilaksanakan peserta TOS ke depannya adalah IMM Mengajar yang diagendakan pada tahun 2015 dengan melibatkan komunitas mengajar yang ada di Yogyakarta. Harapan dari terselenggaranya IMM Mengajar ini agar para peserta dapat mengaplikasikan ilmunya dengan kehidupan bermasyarakat secara nyata melalui IMM.
Beginilah ketika mereka mendapatkan penerimaan dan pengakuan sebagai seorang kader Persyarikatan setelah mengikuti Training Organization Spiritual. (Pen: Akhyar Yus dan Lady Farhana)

Peserta dan panitia berfoto bersama usai TOS
Saat peserta menyimak materi Ibadah