Ucapan “Selamat Milad Muhammadiyah” dari Nahdatul Ulama

Sang Pencerah – Silaturahmi dan jalinan ukhuwah antara Persyarikatan Muhammadiyah dan Jam’iyyah Nahdatul Ulama perlu direkatkan. Pada hakikatnya seluruh umat manusia adalah berada dalam bingkai keluarga besar kemanusiaan. “Al-Quran menceritakan bahwa semua umat manusia itu merupakan satu umat, satu tujuan, satu haluan berupaya untuk hidup yang baik, berupaya menegakkan keadilan dan tidak Saling menganiaya, hidup sejahtera dan bahagia. Tetapi karena meraka banyak yang berbalik halauan, berselisih satu sama lain, kerusakan pun timbul. Karena itu Allah mengutus para Rasul untuk membimbing para umat manusia menuju jalan yang dibenarkan oleh Allah swt. Para Rasul dibekali Al-Kitab oleh Allah yang membawa kebenaran guna dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum terhadap perselisihan dikalangan umat manusia yang semula satu itu. Hingga akhirnya datanglah seorang Rasul terakhir, Muhammad saw., yang membawa misi rahmat kasih sayang Allah kepada semesta alam. Al-Quran bahkan menegaskan bahwa umat mukmin adalah umat terbaik yang dilahir ditengah-tengah kehidupan manusia, karena misinya yang amat mulia yakni menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan bekal iman kepada Allah.
           
Sesama umat mukmin dalam menegakkan nilai kebaikan dan menghindari nilai keburukan dalam kehidupan umat manusia. Rahmat Allah yang berupa agama islam adalah agama yang telah disempurnakan, serta diridhai menjadi anutan manusia. Kita bersyukur kepada Allah bahwa Islam dianut oleh bangsa Indonesia. Ukhwah Islamiah yang kokoh akan mengantarkan terwujudnya  kerja sama dalam meningkatkan keagamaan umat, meningkatkan ekonomi umat, solidaritas, dan meningkatkan penegakan rahmat Allah di tengah-tengah bangsa Indonesia.

Pendekatan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) akhir-akhir ini makin mencerminkan dekatnya dua buah ayat Al-Quran yang menjadi semboyan masing-masing organisasi besar ini. Nahdhatul Ulama menjadikan 103 Surat Ali ‘Imran yang mengajarkan agar umat mukmin berpegang teguh kepada tali (agama) Allah secara bersama, jangan bercerai-berai. Sedangkan Muhammadiyah menjadikan ayat 104 Surat Ali ‘Imran yang memerintahkan agar umat mukmin selalu mengajak kepada kebaikan, menyerukan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, menuju terwujudnya terwujudnya masyarakat yang menikmati kebahagiaan secara utuh. Ayat yang menjadi semboyan NU menjadi syarat mutlak untuk dapat terlaksananya ayat yang menjadi semboyan Muhammadiyah.

Untuk menghindari keruh dan kurang harmonisnya antara NU-Muhammadiyah, hendaknya tetap saling menghormati jika ada perbedaan masalah furukiyyah. Karena umat Islam itu diajarkan untuk saling bersatu dan tidak boleh saling bercerai-berai, agar menjadi umat yang kokoh dan tak tergoyahkan oleh agama-agama yang lain. Lebih baik di antara masing-masing saling merekatkan hubungan silaturrahim, dan tumbuhkan semangat saling mencintai satu sama lain, saling membantu atas dasar iman, dan ikhlas menjalani hidup mengabdi kepada Allah SWT.