Resensi Buku “Menjaring Matahari”

Identitas Novel
Judul Novel : Menjaring matahari
Nama Pengarang : Fahri Asiza
Penerbit         : Gema Insani
Tahun Terbit : Januari 2004
Edisi : Pertama
Harga : Rp. 35.000,-
Peresensi         : Ahmad Nur Ahid Faizin (Kabid PIP PD IPM Kab. Kediri)
———————————————————————
Novel yang ditulis oleh Fahri Asiza ini bermula dari 7 mahasiswa jakarta yang sedang melakukan Kuliah kerja Nyata (KKN) di sebuah desa yang berada di puncak gunung, kedatangan meraka disambut baik oleh warga desa tersebut terutama pak Daud seorang Kepala Desa setempat. Namun ada hal yang sangat mengejutkan ketika mereka sedang melakukan survei tentang buta huruf di desa tersebut, para penduduk setempat sedang melakukan ritual menyembah matahari yang dipimpin oleh satu orang yang mereka sebut denga “Mamak Ajengan”.
Pratiwi salah seorang mahasiswi secara terang-terangan menetang perbuatan terebut. Dari situlah awal mula musibah yang datang beruntun, mulai dari fitnah berzina dengan Abdullah salah seorang warga desa sampai pembunuha Karta sebagai saksi mata atas kejadian sebenarnya dan kejadian yang terjadi 5 tahun yang lalu.
Fahri asiza,lahir di Jakarta pada 6 september 1968 dengan nama Mohammad Fahri. Di kelas 1 SMP, tulisannya yang berupa cerpen (sekitar 250 buah ), cerbung, laporan perjalanan, puisi, esai, kritik film, resensi buku, dimuat di Suara Pembaruan, Media Indonesia,  Warta kota, Pelita, Jayakarta, Suara Karya, Terbit, Mutiara, Serasi, Wanita Indonesia, dan dimajalah Sarinah, Femina, Gadis, HAI, Mode, Bobo, Anita Cemerlang, Idola, Mahkota, Romansa, dan Tablo. Pernah juga melahirkan serial VAL uang dimuat oleh majalah HAI.
Novel pertama yang pernag ditulisnya pada saat kelas 3 SMA (1986) berjudul Trio Korvia : Komplotan Penyelundup Heroin. Buku lainnya antara lain novel Wajah dalam Cermin dan  Sang Pemburu (1995). Ray : Biarkan Semua Berlalu (2003), serial cerita silat Pendekar Bayangan Sukma, Raja wali emas, dan Raja Naga, Serial Syakila 1 : Bom!!! Dan Syakila 2 : Tragedi!!! (2003). Antalogi 20 tahun cinta ( 2003 ), Rangga: Luka Cinta Rangga (2003). Kini, suami dari Ir. Yuary Farradia, Msc. Dan ayah dari Mohammad Rifal Aldifa Hidayah ini tinggal di Pamulang, juga aktif menulis skenario untuk serial LUV di RCTI
.
Novel ini menceritakan tentang perjuangan Pratiwi dan kawan-kawannya dalam menyelesaikan KKN mereka dan juga meyadarkan masyarakat atas perbuatan yang mereka lakukan. Namun apa yang mereka lakukan sia sia banyak orang menentang atas apa yang dilakukan oleh pratiwi dan kawan-kawannya. Hasilya tidak hanyak KKN mereka yang terancam gagal namun nyawa pratiwi juga ikut terancam, sejak apa yang telah dilakukan pratiwi terhadap upacara pemujaan menyembah dewa matahari. Banyak hal mulai terjadi diantaranya fitnah berzina dengan Abdullah dan terbunuhnya karta sebagai saksi kunci atas apa yang sebenarnya terjadi.
Ketika pratiwi dan kawan-kawannya mulai putus asa, ternyata masih ada orang yang mau menolong mereka yaitu mak jibah salah seorang pengikut mamak ajengan yang sadar oleh kata-kata pratiwi, dia bukan hanya sebagai saksi atas terbunuhnya Karta tetapi juga saksi dari peristiwa yang terjadi 5 tahun lalu, yaitu pemerkosaan yang dilakukan oleh juragan Karoman terhadap marni sekaligus membunuh Marni dan menyuruh Pak Muchtar (Nama Asli dari Mamak Ajengan) untuk menyebarkan kepercayaan menyembah dewa matahari agar kejadian tersebut dengan mudah cepat terlupakan dan juragan Karoman bisa mengasai semua sawah milik penduduk dengan mudah. Dengan kemantapan hati mak jibah mengatakan semua pada saat akad nikah Sobran dan Marni akan dilangsungkan, dan akhirnya pak Muchtar mengakui semua kesalahannya dan membeberkan semua yng dilakukan oleh juragan karoman sehingga terbongkarlah semua rahasia yang ada di desa tersebut, serta KKN Pratiwi dan kawan-kawannya selesai tepat pada waktunya.
Novel ini memiliki kelebihan yaitu antaral lain alur cer ita yang sulit ditebak oleh pembaca sehingga pembaca menjadi penasaran untuk terus membaca novel ini sampai selesai, selain itu judul yang digunakan oleh penulis juga sangat menarik, sehingga dapat menarik minat pembaca untuk membacanya. Selain itu kertas yng digunakan untuk mencetak termasuk ketas yang bagus tidak mudah robek dan rusak. Meskipun novel ini memiliki banyak kelebihan bukan berarti novel ini  tidak memiliki kekurangan, novel ini juga memiliki sedikit kekurangan diantranya yaitu cover yang digunakan kurang menarik gambaranya sedikit buram dan ilustrasinya juga kurang menarik. Selain itu novel ini juga terlalu menggunakan banyak kata sehingga terkesan terlalu boros dengan kata.
Kesimpulan yang dapat diambul dari novel ini adalah sebagai generasi islam yang kuat tidak boleh tinggal diam ketika terjadi kesesatan didepan kita, seperti yang dilakukan oleh pratiwi yang dengan sekuat tenaga dan terang-terangan menentang kesesatan tersebut dengan gagah berani dan tanpa rasa takut sedikit pun. Sehingga novel ini sangat cocok untuk dicaba oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua. Karena didalam novel ini terkandung makna jihad yang patut kia contoh. Oleh karena itu kita patut membacanya dan kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga bisa mendapatkan novel inspiratif ini dengan membeli di toko-toko buku yang ada di kota kita.