Pemuda Muhammadiyah Mengutuk Penghinaan Aparat Polisi Terhadap Musholla

Sangpencerah – Kamis 27/11/2014 – Seperti yang diberitakan sebelumnya para mahasiswa mengaku baru saja usai melaksanakan salat Ashar, Selasa
(25/11/2014) di musala yang berada di komplek kantor Radio Republik
Indonesia (RRI) Pekanbaru. Mereka baru saja menduduki kantor itu,
sebagai bentuk menolak kedatangan Presiden Joko Widodo ke Pekanbaru.
Salah seorang mahasiswa Suyeni menceritakan ketika polisi menyerang pentungan, sambil berteriak
memberi ancaman paksa pembubaran, mahasiswa mulai mengambil langkah
mundur. Mereka pun berupaya menyelamatkan diri dengan berlindung ke
pojok musala.
Namun mereka kalah jumlah. Polisi datang menyerbu
dengan peralatan lengkap plus sepatu, seolah tak mempedulikan lagi
lokasi yang mereka injak adalah rumah ibadah bagi umat muslim.
Ironisnya, imbas penyerbuan ini, beberapa Alquran yang semula tersusun
rapi di dalam musala, berserakan.

Menanggapi peristiwa tersebut Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjuntak mengeluarkan pernyataan sikap yaitu Pertama. Pemuda Muhammadiyah,
mengutuk prilaku polisi yang telah menghina Umat Islam dengan
menggunakan sepatu memasuki Mushola, ditambah prilaku penghinaan
tersebut juga disertai dengan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa yang
terang dibenci oleh Islam.

Kedua, saya mendesak pimpinan Polri
bertanggungjawab terhadap tindakan brutal dan tidak beradab serta telah
menginjak-nginjak nilai-nilai etika dan akhlak dalam Islam (masuk ke
rumah ibadah menggunakan sepatu serta melakukan kekerasan), dengan
memberikan hukuman yang berat kepada personal polisi yang telah
melakukan tindakan tersebut.

Ketiga, Presiden Jokowi harus memberikan
peringatan keras terhadap aparat agar tidak melakukan penghinaan
terhadap simbol-simbol Agama, dan mengedepankan dialog dalam menangani
demostrasi yang mengkritisi kebijakan Presiden. ( arief/sp)