Kisah Imam Syamsi Ali Islamkan Perempuan Yahudi

Sang Pencerah- Beberapa waktu lalu Imam Syamsi Ali melakukan rangkaian kegiatan di Indonesia. Kegiatan tersebut diantaranya bedah buku “Anak-anak Ibrahim” bersama Rabbi Marc Scneier di beberapa universitas. Selain itu beliau mengunjungi beberapa ormas Islam seperti PP Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia. Imam Syamsi Ali adalah seorang da’i yang berdakwah di negeri Paman Sam. 
Saat kunjungan ke kantor Majelis Ulama Indonesia pusat, Imam Syamsi Ali menceritakan pengalamannya yang menarik. Beliau bercerita tentang keIslaman seorang perempuan yahudi. Bagaimana kisahnya? Imam Syamsi Ali seminggu sekali membuka semacam forum dan kajian mengenai Islam di Amerika. Dalam forum tersebut, siapapun baik muslim atau non-muslim boleh datang dan bertanya seputar Islam. Benar saja, banyak non-muslim yang datang dan bertanya lebih jauh mengenai Islam dalam forum tersebut.
Suatu ketika datanglah seorang perempuan yahudi kepada beliau, perempuan itu tidak bertanya hanya menyerahkan secarik kertas kepada Imam. Lalu Imam Syamsi membaca tulisan dalam kertas tersebut, ternyata kertas tersebut berisi caci maki kepada Rasulullah saw. Lantas dalam hati Imam Syamsi Ali sangat marah, beliau berfikir kalau dirinya yang dihina tidak apa-apa. Namun Rasulullah dihina tidak bisa dibiarkan. Imam lantas bermaksud memarahi bahkan memukul perempuan yahudi tersebut. Namun sejenak Imam berfikir, dahulu Rasulullah saw. saat mendapat hinaan apa yang Rasul lakukan? Apa Rasulullah marah? Bagaimana kalau ternyata perempuan yahudi tersebut memang tidak tahu? Lantas Imam Syamsi berhasil menahan emosinya, beliau malah mengucapkan terima kasih kepada perempuan yahudi itu karena telah datang pada kajiannya. 
Seminggu kemudian perempuan yahudi tersebut datang lagi. Imam Syamsi kaget, mau apa perempuan ini datang lagi? Lalu perempuan tersebut bercerita kepada Imam Syamsi Ali bahwa selama seminggu setelah dia memberikan kertas itu dia merasa tidak tenang. Dia senantiasa terbayang-bayang atas penghinaannya terhadap Nabi Muhammad saw. Akhirnya perempuan itu menyatakan diri ingin memeluk Islam. Subhanallah, Imam Syamsi Ali sangat terharu, kalau saja pada saat itu Imam tidak dapat menahan emosinya, mungkin akan lain ceritanya. 
Mendengar kisah ini seolah-olah kita merasakan dejavu, bagaimana dulu pun Rasulullah pernah dihina-hina oleh seorang pengemis yahudi buta, namun beliau malah memberinya makan. Saat Rasulullah sudah meninggal, Abu Bakar memberitahu bahwa yang selama ini memberinya makan adalah Rasulullah saw. Akhirnya pengemis yahudi buta itu pun masuk Islam.
“Maka disebabkan rahman dari Allah, kamu lemah lembut kepada mereka. Seandainya kamu berperangai keras berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (QS. Ali Imran:159)