Menteri Agama: Besar Sumbangsih Muhammadiyah Bagi Bangsa Indonesia

Bantul– Menteri Agama RI yang baru Lukman Hakim
Saifuddin mengungkapkan, sudah banyak sumbangsih Muhammadiyah terhadap
bangsa Indonesia, terutama dengan banyaknya tokoh-tokoh Muhammadiyah
yang telah berkiprah pada perjalanan bangsa Indonesia mulai dari sebelum
kemerdekaan hingga saat ini.
 

“Dengan ribuan sekolah yang dimiliki, Muhammadiyah telah berkontribusi
dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bansa, dan hal tersebut
bernilai luar biasa oleh lembaga yang didirikan Kyai Haji Ahmad Dahlan
ini,” katanya dihadapan ratusan peserta Pangajian Ramadhan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bantul,
Kamis (3/6). Pada sisi lain politisi Partai Persatuan Pembangunan ini
juga meminta Muhammadiyah untuk selalu menceta kader ulama yang mampu
memberikan pencerahan bagi seluruh umat di Indonesia. Sebelum
globalisasi masuk ke Indonesia, orang tua dan guru memiliki peran yang
besar sebagai seorang figur kebajikan dan keteladanan. Semua
pembelajaran dan nilai-nilai kebajikan terhadap anak dan remaja datang
dari orang tua dan guru. Namun, seiring masuknya globalisasi dan
informasi yang begitu bebas masuk pada diri generasi muda, menjadikan
peran dari figur tersebut menurun. “Sekarang, nilai-nilai yang datang
dari arus globalisasi tersebut dengan berbagai macam warna-warninya bisa
leluasa memasuki ruang-ruang privat anak-anak dan remaja kita. Tapi
tanpa ada filter dari orang tua dan guru. Dan tidak ada yang menjelaskan
informasi yang didapat oleh mereka dari pengaruh globalisasi itu.
Karena informasi yang diterima oleh mereka juga sangat cepat dan mudah
sekali diakses. Sementara orang tua dan guru masih minim melakukan
pantauan terhadap mereka,” paparnya.

Dalam pengajian yang bertema Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia
Berkemajuan dan dihadiri perwakilan Muhammadiyah seluruh Indonesia ini,
Lukman menegaskan, kaderisasi ulama menjadi hal serius yang harus
dilakukan, karena tantangan yang dihadapi negara dan ulama ke depannya
juga akan semakin berat. Hal ini juga untuk membantu munculnya kembali
figur kebajikan dan keteladanan tersebut. “Kaderisasi ulama menjadi hal
yang serius ke depannya. Karena tantangan kita akan semakin berat.
Selain karena sekarang kita sedang mengalami krisis teladan, globalisasi
itu juga membawa dua kutub ekstrim yang bisa membahayakan keberagamaan
di Indonesia. Karena dua kutub itu terdiri dari satu kutub yang mudah
mengkafirkan dan satu kutub lainnya yang memiliki paham bebas tapi tanpa
batas,” ungkapnya [muhammadiyah.or.id]