Inilah Para Pemain Muslim di Piala Dunia yang Berpuasa

Piala Dunia kali ini berbarengan waktunya dengan ibadah puasa Bulan Ramadan. Ini merupakan kali pertama sejak 1986. Bulan Ramadan tahun ini akan dimulai pada 28 Juni.
Itu bertepatan dengan hari pertama digelarnya babak 16 besar Piala Dunia Brasil. Beberapa bintang dunia yang tampil di Brasil dan beragama Islam harus bisa mensiasati kewajiban mereka untuk menjalankan ibadah puasa namun pada saat bersamaan memenuhi tuntutan untuk tampil bagus di atas lapangan bersama tim masing-masing.
Prancis, Pantai Gading, Aljazair, Nigeria, Jerman dan Bosnia Herzegovina adalah beberapa negara yang punya cukup banyak pemain yang beragama Islam.
Dalam skuad tim nasional Prancis ada nama Karim Benzema, Bacary Sagna, Mamadou Sakho dan Moussa Sissoko yang merupakan muslim. Sementara di skuad Pantai Gading ada nama Yaya dan Kolo Toure, Tiote dan Gervinho.
Sementara di skuat Bosnia dan Herzegovina jumlahnya malah lebih banyak lagi karena sebagian besar memang beragama Islam, termasuk sang striker Edin Dzeko. Sedangkan di Belgia ada Marouane Fellaini dan Moussa Dembele, pun begitu di Swiss (Xherdan Shaqiri) dan Jerman (Mesut Ozil).
Fakta bahwa siang hari di Rio de Janeiro terhitung pendek, tentu ini menjadi kabar baik buat mereka yang memutuskan tetap berpuasa di Piala Dunia. Dari subuh hingga matahari tenggelam hanya berdurasi 11 jam, bandingkan dengan London dimana lama puasa bisa mencapai hingga 17 jam. Beberapa pemain muslim memilih untuk tetap berpuasa meski harus menjalani pertandingan. Termasuk di antaranya adalah Kolo Toure.
“Buat saya, lima hari pertama sulit tapi setelah itu, tubuh akan mulai beradaptasi dan Anda akan merasa sangat bahagia. Anda membersihkan tubuh Anda dan juga Anda merasa lebih kuat setelah Ramadhan,” sahut Kolo Toure tahun lalu saat ditanya soal ibadah puasa dan profesinya sebagai pesepakbola.
Sementara itu, pemain Aljazair Djamel Mesbah mengatakan bahwa agama juga sangat penting bagi tim.
“Kita perlu mendiskusikannya di antara kami sendiri. Sudah jelas bahwa agama kita sangat penting bagi tim, jadi kita akan berbicara tentang hal itu dan melihat bagaimana untuk maju,” katanya.
Kapten tim Aljazair Madjid Bouguerra mengatakan bahwa itu adalah sebuah tantangan pemain Muslim di klub-klub Eropa. Dan dia pernah mengalaminya ketika ia bermain untuk Glasgow Rangers, di mana ia tetap berpuasa, tapi tetap mampu menjaga peformanya.
“Hal yang paling sulit adalah dehidrasi, tapi itu tidak masalah, cuaca baik di sini. Beberapa pemain akan menunda puasa mereka di lain waktu, namun tergantung pada kondisi fisik saya, saya pikir saya akan melakukannya (berpuasa),” ujarnya.
Mayoritas skuat Aljazair beragama Islam. Mohammed Mekerkab, kepala asosiasi ulama Aljazair mengatakan puasa merupakan hal yang penting dan wajib dijalankan meskipun berlaga di Piala Dunia.
“Hal ini tidak diperbolehkan untuk pemain Aljazair untuk menghindari puasa hanya untuk permainan – mereka harus berpuasa karena Allah beserta orang-orang yang berpuasa dan orang-orang muda yang berpuasa dan bisa bermain pada saat yang sama,” kata Mohammed Mekerkab.
Bacary Sagna, pemain Muslim di skuad Prancis memilih untuk tidak berpuasa untuk menjaga performanya.
“Sebagai seorang Musim, saya tahu ada kewajiban-kewajiban yang tak boleh dilewatkan. Namun, saya pribadi akan melewatkan yang satu ini (kewajiban puasa),” katanya.
Dr Hakim Chalabi, dokter spesialis olahraga Aljazair mengatakan bahwa memang ada risiko pemain mengalami dehidrasi dan cedera. Namun berdasarkan catatannya, meskipun para pemain berpuasa justru para pemain tetap bermain total.
“Kami sering diminta untuk mendesak pemain tidak berpuasa, tapi anehnya, dalam beberapa kasus, ada atlet yang mendapatkan hasil yang lebih baik selama bulan Ramadan karena mereka berpuasa dan mereka niat. Ini bisa menjadi bantuan spiritual dan psikologis,” ujar Chalabi. @ridwan_LICOM/YahooSport/mtv/sb/lensaindonesia.com