Jejak Yahudi di Kompleks Kherkoff Aceh

 
LOGO Bintang David terukir di sebuah nisan yang terbuat dari semen. Di bawah logo tersebut tertera nama Hermann Werebeitschik, Geb. Te Grogng, Ausland, Oug 56 Jaar. Si empunya jasad yang terbaring di sana mati di Koetaradja, 23 Oktober 1931 lalu.

Nisan ini berada di bawah salah satu pohon trembesi kompleks pemakaman Kherkhoff, Banda Aceh. Sekitar 2.200 tentara termasuk empat orang jenderal Belanda dimakamkan di komplek yang juga dikenal dengan sebutan Peutjut tersebut. Sementara 24 di antaranya merupakan makam warga Belanda keturunan Yahudi.

Makam milik Yahudi Belanda ini bisa dilihat dari pentagram dan tulisan yang terukir di nisannya. Seperti halnya logo ular melingkar di nisan Jenderal Kohler Ridder, tulisan Ibrani di nisan Salomon Mozez, Juda Joseph, Rachel Emmanuel, L. Bipkenfeld, Catharina Daniels, Evelline Goldenberg , Meir Bolchover dan Deborah Bolchover.

Nama yang disebutkan terakhir merupakan tuan tanah pemilik lahan yang menjadi perkampungan Sukaramai (Blower) saat ini. Dia merupakan seorang pedagang yang memiliki lahan dan membuka perkebunan serta membangun komplek perumahan saat Belanda melebarkan eskpansinya ke Aceh abad 19 lalu. Lahan milik Bolchover kini berubah menjadi Gampong Blower dan telah dialihstatuskan saat Indonesia merdeka.(Baca: Gampong Blower di Aceh Dulunya Milik Yahudi?)

“Setidaknya ada sekitar 24 nisan (milik Yahudi-Belanda) yang tersisa setelah musibah tsunami menerjang pemakaman ini,” ujar Amri, penjaga kuburan Kerkhoff, Sabtu, 31 Mei 2014.

Menurutnya, sebelum tsunami menerjang Aceh ada beberapa nisan lainnya yang menunjukkan ciri  khas Yahudi seperti logo Bintang David dan tulisan Ibrani yang  terletak di sudut barat pemakaman.

“Kira-kira ada sekitar 30-an nisan Yahudi sebelum peristiwa tsunami,” ujarnya.

Selama ini, Kherkoff dikenal sebagai kompleks makam tentara Belanda yang tewas di masa peperangan saat hendak mengganggu kedaulatan Kerajaan Aceh Darussalam. Kuburan Kerkhoff merupakan pemakaman terbesar kedua tentara Belanda setelah yang pertama terbesar di Belanda.

Lokasi pemakaman ini menjadi objek wisata menarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara asal Belanda. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut.

Di area ini juga terdapat makam putra Sultan Iskandar Muda, yaitu Amat Popok yang berzina dan dijatuhi hukuman rajam.[sp/atjehpost.com]

LOGO
Bintang David terukir di sebuah nisan yang terbuat dari semen. Di bawah
logo tersebut tertera nama Hermann Werebeitschik, Geb. Te Grogng,
Ausland, Oug 56 Jaar. Si empunya jasad yang terbaring di sana mati di
Koetaradja, 23 Oktober 1931 lalu.

Nisan ini berada di bawah salah satu pohon trembesi kompleks
pemakaman Kherkhoff, Banda Aceh. Sekitar 2.200 tentara termasuk empat
orang jenderal Belanda dimakamkan di komplek yang juga dikenal dengan
sebutan Peutjut tersebut. Sementara 24 di antaranya merupakan makam
warga Belanda keturunan Yahudi.

Makam milik Yahudi Belanda ini bisa dilihat dari pentagram dan
tulisan yang terukir di nisannya. Seperti halnya logo ular melingkar di
nisan Jenderal Kohler Ridder, tulisan Ibrani di nisan Salomon Mozez,
Juda Joseph, Rachel Emmanuel, L. Bipkenfeld, Catharina Daniels, Evelline Goldenberg , Meir Bolchover dan Deborah Bolchover.

Nama yang disebutkan terakhir merupakan tuan tanah pemilik lahan
yang menjadi perkampungan Sukaramai (Blower) saat ini. Dia merupakan
seorang pedagang yang memiliki lahan dan membuka perkebunan serta
membangun komplek perumahan saat Belanda melebarkan eskpansinya ke Aceh
abad 19 lalu. Lahan milik Bolchover kini berubah menjadi Gampong Blower
dan telah dialihstatuskan saat Indonesia merdeka.(Baca: Gampong Blower di Aceh Dulunya Milik Yahudi?)

“Setidaknya ada sekitar 24 nisan (milik Yahudi-Belanda) yang
tersisa setelah musibah tsunami menerjang pemakaman ini,” ujar Amri,
penjaga kuburan Kerkhoff, Sabtu, 31 Mei 2014.

Menurutnya, sebelum tsunami menerjang Aceh ada beberapa nisan
lainnya yang menunjukkan ciri  khas Yahudi seperti logo Bintang David
dan tulisan Ibrani yang  terletak di sudut barat pemakaman.

“Kira-kira ada sekitar 30-an nisan Yahudi sebelum peristiwa tsunami,” ujarnya.

Selama ini, Kherkoff dikenal sebagai kompleks makam tentara
Belanda yang tewas di masa peperangan saat hendak mengganggu kedaulatan
Kerajaan Aceh Darussalam. Kuburan Kerkhoff merupakan pemakaman terbesar
kedua tentara Belanda setelah yang pertama terbesar di Belanda.

Lokasi pemakaman ini menjadi objek wisata menarik, khususnya
bagi wisatawan mancanegara asal Belanda. Hingga saat ini Pemerintah
Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang
merawat dengan rapi kuburan tersebut.

Di area ini juga terdapat makam putra Sultan Iskandar Muda, yaitu Amat Popok yang berzina dan dijatuhi hukuman rajam.[]
– See more at: http://atjehpost.com/articles/read/4872/Jejak-Yahudi-di-Kompleks-Kherkoff-Aceh#sthash.xgEXGww6.dpuf

LOGO
Bintang David terukir di sebuah nisan yang terbuat dari semen. Di bawah
logo tersebut tertera nama Hermann Werebeitschik, Geb. Te Grogng,
Ausland, Oug 56 Jaar. Si empunya jasad yang terbaring di sana mati di
Koetaradja, 23 Oktober 1931 lalu.

Nisan ini berada di bawah salah satu pohon trembesi kompleks
pemakaman Kherkhoff, Banda Aceh. Sekitar 2.200 tentara termasuk empat
orang jenderal Belanda dimakamkan di komplek yang juga dikenal dengan
sebutan Peutjut tersebut. Sementara 24 di antaranya merupakan makam
warga Belanda keturunan Yahudi.

Makam milik Yahudi Belanda ini bisa dilihat dari pentagram dan
tulisan yang terukir di nisannya. Seperti halnya logo ular melingkar di
nisan Jenderal Kohler Ridder, tulisan Ibrani di nisan Salomon Mozez,
Juda Joseph, Rachel Emmanuel, L. Bipkenfeld, Catharina Daniels, Evelline Goldenberg , Meir Bolchover dan Deborah Bolchover.

Nama yang disebutkan terakhir merupakan tuan tanah pemilik lahan
yang menjadi perkampungan Sukaramai (Blower) saat ini. Dia merupakan
seorang pedagang yang memiliki lahan dan membuka perkebunan serta
membangun komplek perumahan saat Belanda melebarkan eskpansinya ke Aceh
abad 19 lalu. Lahan milik Bolchover kini berubah menjadi Gampong Blower
dan telah dialihstatuskan saat Indonesia merdeka.(Baca: Gampong Blower di Aceh Dulunya Milik Yahudi?)

“Setidaknya ada sekitar 24 nisan (milik Yahudi-Belanda) yang
tersisa setelah musibah tsunami menerjang pemakaman ini,” ujar Amri,
penjaga kuburan Kerkhoff, Sabtu, 31 Mei 2014.

Menurutnya, sebelum tsunami menerjang Aceh ada beberapa nisan
lainnya yang menunjukkan ciri  khas Yahudi seperti logo Bintang David
dan tulisan Ibrani yang  terletak di sudut barat pemakaman.

“Kira-kira ada sekitar 30-an nisan Yahudi sebelum peristiwa tsunami,” ujarnya.

Selama ini, Kherkoff dikenal sebagai kompleks makam tentara
Belanda yang tewas di masa peperangan saat hendak mengganggu kedaulatan
Kerajaan Aceh Darussalam. Kuburan Kerkhoff merupakan pemakaman terbesar
kedua tentara Belanda setelah yang pertama terbesar di Belanda.

Lokasi pemakaman ini menjadi objek wisata menarik, khususnya
bagi wisatawan mancanegara asal Belanda. Hingga saat ini Pemerintah
Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang
merawat dengan rapi kuburan tersebut.

Di area ini juga terdapat makam putra Sultan Iskandar Muda, yaitu Amat Popok yang berzina dan dijatuhi hukuman rajam.[]
– See more at: http://atjehpost.com/articles/read/4872/Jejak-Yahudi-di-Kompleks-Kherkoff-Aceh#sthash.xgEXGww6.dpuf