Pak AR: “Mari Mewarnai Perguruan Tinggi Muhammadiyah”

Foto: Universitas Muhammadiyah Malang
Benci Terhadap Muhammadiyah
Sejak Muhammadiyah didirikan oleh Kyai Dahlan tahun 1912 hingga sekarang, masih saja terdapat orang yang tidak suka dan benci terhadap Muhammadiyah. Orang-orang yang benci Muhammadiyah bermacam-macam sikapnya, ada yang tidak jemu-jemu merasa takut terhadap Muhammadiyah.
Muhammadiyah sejak dulu hingga sekarang tidak pernah berubah. Sejak Kyai Dahlan, Kyai Hisyam, Kyai Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo hingga saya, tetap masih memegang idealisme Muhammadiyah dan memeliharanya dengan teguh. Tapi aneh masih terdapat orang orang yang benci dan merasa takut.
Kyi Dahlan mendirikan Muhammadiyah untuk meninggikan kalimat Allah dan mencari Ridhonya semata-mata. Para muballigh Muhammadiyah antara lain selalu memakai wama kholaqtul jinna wal insa illa liya’budun (QS Adz-Dzariyat 56). Atau dengan ayat lainnya, Surat Al-Bayyinah:5 Tidaklah mereka diperintah kecuali menyembah Allah.
Saya juga sering menyebut-nyebut tentang rasa keikhlasan Kyai Dahlan, bagaimana pengorbanan beliau dengan harta bendanya. Atau bagaimana beliau memimpin umatnya. Semua itu dengan rasa ikhlas terhadap Muhammadiyah.
Ada beberapa contoh, misalnya seorang tokoh HAR Muhammad Said dari Medan, ketika disuruh memilij dua alternatif antara 300 gulden atau Muhammadiyah, HAR Muhammad Said memilih Muhammadiyah. Dari Bengkulu, Hasan D (mertua Bung Karno atau ayahanda fatmawati) ketika disuruh memilih 250 gulden atau Muhammadiyah, Hasan D memilih Muhammadiyah. Yang lain misalnya dari Sulawesi, seorang calonn raja bernama Tormuli ketika ditawari menjadi raja atau Muhammadiyah, beliau memilih menjadi Muhammadiyah.
Saya mengharapkan kepada semua pemimpin Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam keadaan bagaimanapun juga harus tetap menjaga dan memelihara nama Muhammadiyah. Semua itu harus atas dasar keikhlasan semata-mata. Rasa keikhlasan akan membentuk kebaktian, pengabdian yang bertanggung jawab.
Dihias Warna Muhammadiyah
Sekiranya sekarang ini terdapat 41 lebih Perguruan Tinggi Muhammadiyah, baik yang berbentuk universitas, akademi atau institute hendaknya dihiasi dengan warna Muhammadiyah. Supaya orang-orang yang benci dan takut akan tahu, bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah mempunyai mahasiswa yang bagus-bagus, pakaiannya terattur dan tingkah laku yang sopan.
Rektor harus membina kebersamaan dijajaran stafnya, pembantu rektor, dosen dan karyawannya. Kebersamaan bercermin lewat kekompakan yang teratur dan bersungguh-sungguh. Warnailah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan sifat yang baik, seperti yang dikehendaki Allah lewat tuntunan Rosulullah. Jangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah sama dengan perguruan tinggi lainnya.
Sebab kita mempunyai banyak pengorbanan terhadap negara Republik Indonesia, berperan dalam pembentukan undang-undang. Banyak pemuda dan pimpinan Muhammadiyah yang berkorban secara fisik dalam pembentukan negara ini.
Karena itu negara ini juga milik kita, kita harus menjaga dengan sebaik-baiknya. Dengan cara yang baik, kesempurnaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah akan kita dapatkan dan berjalan lancar. Kalau ada perbedaan bisa dimusyawarahkan dengan PP Muhammadiyah.
Tekad Muhammadiyah tidak mengenal batas target. Sampai Indonesia berumur seratus tahun lagi dan masyarakat belum menjalankan Islam secara bersungguh-sungguh, Muhammadiah tetap berdiri tegak.

*Di sadur dari buku Memelihara Ruh Muhammadiyah yang ditulis oleh KH AR Fachruddin. (saif)