KH Azhar Basyir: “Bagaimana Mewujudkan Kebangkitan”

Foto: KH Azhar Basyir

Muhammadiyah
Konsisten

Muhammadiyah yang didirikan
oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H
bertepatan dengan 18 November 1912 kini telah berusia 83 tahun. Dalam
perjalanan dan geraknya selama 83 tahun itu Muhammadiyah konsisten menekankan
pada bidang dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, menyebarluaskan, menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam yang merupakan curahan rahmat kasih sayang Allah
kepada seru sekalian alam, terwujudknya masyarakat utama,adil dan makmur yang
diridhoi oleh Allah SWT sebagai pemenuhan kewajiban beribadah kepada Allah dan
pelaksanaan fungsi manusia sebagai kholifah-Nya di bumi.

Memperhatikan tahun berdirinya
Muhammadiyah, yaitu pada tahun 1912, Muhammadiyah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari perwujudan Kebangkitan Nasional, yang resminya ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo tahun 1908. Tujuan utama kebangkitan nasional ialah
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda dan mengangkat harkat dan
martabat kehidupan bangsa Indonesia agar memenuhi kodrat kemanusiaan yang
terhormat. Muhammadiyah berkeyakinan, dengan jalan Agama Islam, tujuan utama
Kebangkitan Nasional itu akan lebih cepar tercapai dengan hasil yang
benar-benar mantap, karena dorongan iman dan takwa, ajaran wahyu menjadi
pedoman, akal di gunakan untuk mendalami dan mengembangkan pemahaman, tujuan
tidak terbatas dalam kehidupan sejahtera di dunia tetapi juga di akhirat.
Muhammadiyah yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari perwujudan Kebangkitan Nasional benar-benar merasa
bertanggung jawab terhadap nasib bangsa Indonesia di bawah penjajahan bangsa
Belanda. Melalui pembianan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan,
Muhammadiyah bekerja untuk meluruskan kehidupan beragama, iman tauhid
ditanamkan, tahayuul khurofat dikikis, ibadah murni dikembalikan kepada
tuntunan Sunnah Nabi, kebodohan ditanggulangi dengan mendirikan berbagai macam
sekolah, pemisahan dikotomi antara ilmu dan agama dan ilmu umum di tinggalkan,
anak-anak yati diasuh di panti asuham, kaum mustadh’afin menjadi perhatian,
kesehatan masyarakat pun menjadi perhatian.
Bidang Pendidikan
Khusus gerakan amal usaha
Muhammadiyah dalam bidang pendidikan yang telah meliputi segala jenis dan jenjang,
tidak seorang pun yang mengingkari berapa besar sumbangannya bagai pembangunan
bangsa Indonesia. Pemerintah merasakan kemitraan nyata Muhammadiyah dalam
bidang ini. Karenanya  tanpa diminta
pemerintah selalu mengulurkan bantuan yang mendidik kepada Muhammadiyah agar
tetap terpelihata kemandiriannya. Atas kepercayaan yang makin besar kepada
dunia Pendidikan Muhammadiyah, PP Muhammadiyah mengucapkan terima kasih.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengingatkan adanya amanat Muktamar Muhammadiyah ke 42 agar Muhammadiyah
meningkatkan kualitas pimpinan, anggota dan pengelolaan  amal usaha Muhammadiyah, memenuhi pesan
Rosulullah, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah dari
pada orang Mukmin yang lemah”.
Kekuatan dalam arti tercapai,
khususnya dalam dunia Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jika dapat di capai
stabilitas yang mantap, terhindar dari berbagai macam kericuhan atas dasar
kesamaan niat beribadah kepada Allah, menyiapkan sumber daya manusia yang
handal untuk memikul amanat Allah sebagai khalifahNya di bumi. Dengan dicapainya
stabilitas yang mantap, waktu yang dapat digunakan untuk melakukan peningkatan
mutu akademik, memenuhi tuntutan perkembangan dan kemajuan teknologi, lebih
lebih dalam menyongsong era PJPT II.
Usaha meningkakan kualitas
akademik akan makin terbantu jika di wujudkan kerja sama yang mantap antar
Perguruan Tinggi Muhammadiyah, antara perguruan tinggi dengan persyarikatan,
juga antara perguruan tinggi muhammadiyah dengan perguruan tinggi yang lain,
baik negeri maupun swasta tetapi juga kerja sama dengan Pemerintah. Penanaman
iman, takwa dan akhlak luhur di kalangan civitas akademika Perguruan Tinggi
Muhammadiyah, baik penyelenggaraa, pimpinan, pengasuh akademik maupun
penyelenggara administratif hendaknya selalu di tingkatkan.
Nabi menyatakan “Aku di utus hanyalah untuk menyempurnakan
akhlak yang luhur”.
Pujangga Mesir, Akhmad Syauqi menyatakan: “Bangsa akan tetap tegak jika dapat
mempertahankan akhlak yang luhur. Sebaliknya, bangsa akan hancur jika akhlak
luhur di tinggalkan”.
Kerja nyata merupakan tumpuan penilaian hidup. Allah
berpesan: ”Bekerjalah, Allah dan Rosulnya
serta orang-orang mukmin akan menayksikan apa yang kamu kerjakan. Kerja ikhlas
menuju ridho Allah itulah yang menjadi kebahagian di hadirat Allah kelak
”.
Rosulllah pun berpesan “Sesungguhnya
Allah menyukai, jika kami bekerja benar-benar cemar dan sungguh-sungguh dalam
melakukannya”.

*Ditulis dari buku Ushwah
Hasanah dalam Muhammadiyah
yang ditulis oleh KH Azhar Basyir