
Kebanyakan kalangan awam hanya mengenal Syiah satu kelompok saja.
Padahal jika diamati Syiah mempunyai banyak sekte. Termasuk Rafidhoh.
Padahal jika diamati Syiah mempunyai banyak sekte. Termasuk Rafidhoh.
Demikian Koordinator Devisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh (DDKMT) PP
Muhammadiyah, Agus Trisundani dalam seminar yang diadakan Komite
Pembela Ahlu Bait dan Sahabat (Koepas), Ahad (18/05/2014) pagi bertema
‘Membentengi Umat dari Penyimpangan Syiah’.
Muhammadiyah, Agus Trisundani dalam seminar yang diadakan Komite
Pembela Ahlu Bait dan Sahabat (Koepas), Ahad (18/05/2014) pagi bertema
‘Membentengi Umat dari Penyimpangan Syiah’.
“Syiah banyak sekte, tapi bersatu jika berhadapan dengan Sunni (Ahlu Sunnah wal jamaah),” ucap Agus.
Menurutnya Syiah mempunyai dua corak. Pertama, Syiah Politik. Di
mana saat ini masuk ke dalam intitusi/lembaga-lembaga strategis Negara.
Kedua, Syiah non-Politik. Syiah ini dinilai berkamuflase dengan
masyarakat setempat dengan mengikuti berbagai acara.
mana saat ini masuk ke dalam intitusi/lembaga-lembaga strategis Negara.
Kedua, Syiah non-Politik. Syiah ini dinilai berkamuflase dengan
masyarakat setempat dengan mengikuti berbagai acara.
“Di Indonesia, Syiah ada dua corak, politik dan non-politik,” ucap Agus yang juga merupakan anggota Fatwa MUI.
Selain itu ada pula Syiah Ghaliyah/Ghulat, dimana Syiah ini diyakini lebih ekstrim karena sampai menuhankan Ali bin Abi Thalib.
Meski banyak sekte-sektenya, hampir keseluruhan itu sama dan menyesatkan. Untuk menghentikan penyebaran Syiah, lanjut Agus, harus satukan
pandangan antara ulama dan ormas Islam. Termasuk memboikot ulama-ulama
Syiah yang tampil di media.
pandangan antara ulama dan ormas Islam. Termasuk memboikot ulama-ulama
Syiah yang tampil di media.
“Muhammadiyah juga menolak ajaran itu,” demikian katanya. Acara yang
diselenggrakan oleh Komite Pembela Ahlu Bait dan Sahabat (Koepas) ini
berakhir kurang lebih pukul 15.00 WIB. Acara seminar yang selenggarakan
di gedung DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia) ini turut dihadiri oleh
Dr. Amirsyah Tambunan, MA (Wasekjen MUI Pusat), Habib Salim al-Muhdor
(Ketua Forum Dai Ahlu Sunnah wal Jamaah, dan Dr Muinudinillah Basri, MA
(Ketua Dewan Syariah Surakarta). [sp/hidayatullah]