Muhammadiyah Berikan Beasiswa 5.000 siswa

JAKARTA – Sekolah-sekolah milik ormas Islam berpacu untuk terus meningkatkan kualitas. Kebijakan tersebut diharapkan mampu menarik orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di sana menjelang tahun ajaran baru nanti.
Sekretaris Umum Persatuan Islam (Persis) Irfan Safruddin mengatakan, sekarang sekolah Islam semakin dilirik orang tua. Karena itu, sekolah-sekolah kepunyaan Persis berupaya memperbaiki diri. ‘’Kami mengevaluasi kurikulum pendidikan,’’ katanya, Rabu (9/4).
Selain menerapkan kurikulum nasional, Persis memasukkan kurikulum kekhasan mereka sendiri. Misalnya, untuk madrasah aliyah, kajian hukum Islam diberikan kepada para siswa. Ini menjadi bagian kuat dalam proses pembelajaran.
Untuk tingkat madrasah aliyah, Persis menampung sebanyak 2.000 siswa. Ormas Islam ini juga memfasilitasi siswa dhuafa berprestasi melalui beasiswa. Terutama yang berasal dari Sulawesi Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatra.
Wakil Sekjen PBNU Bidang Pendidikan Masduki Baidlowi mengatakan target Lembaga Pendidikan Maarif NU tak sekadar kuantitas. Jumlah siswa tak lagi menjadi masalah. Sebab, kata dia, lembaga pendidikan NU sudah memiliki pasar yang pasti.
Terutama di wilayah-wilayah yang menjadi basis warga NU. Misalnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Kalimantan Selatan. ‘’Saat ini kami fokus pada peningkatan kualitas,’’ kata Masduki. Ini merujuk pada standar nasional pendidikan.
Di antaranya standar pengelolaan, pendidik dan pendidikan, sarana dan prasarana, dan standar kelulusan. Namun, kata dia, NU menambahkan standar lainnya yang ingin diajarkan di lembaga pendidikan. Yaitu penanaman nilai keislaman yang moderat.
Dengan demikian, para siswa lulusan lembaga pendidikan Maarif terhindar dari paham radikal. ‘’Kami juga menghendaki lulusan yang taat beribadah,’’ kata Masduki. Ia mengaku berat mewujudkan target itu sebab terkait perilaku setiap individu siswa.
Bukan hanya itu, lembaga pendidikan milik NU pun mesti melatih para guru untuk mendidik para siswanya agar moderat. Baidlowi mengatakan NU menaungi sebanyak 12 ribu unit pendidikan. Dari SD hingga SMA dan madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah.
Ketua Dewan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, sekolah milik persyarikatan juga berusaha memberi nilai lebih. Bahkan sejumlah sekolah favorit Muhammadiyah sudah ada daftar tunggu siswa baru.
Ia mengatakan, dari sekitar 5.000 sekolah Muhammadiyah dari SD hingga SMA, rata-rata daya tampungnya 200 siswa. Seperti ormas Islam lainnya, Muhammadiyah menerapkan kekhasan di sekolahnya berupa kemuhammadiyahan dan Islam.
‘’Kami menguatkan  akhlak siswa dan menumbuhkan kebiasaan baik dalam aktivitas sehari-hari di sekolah,” kata Baedhowi. Ia menambahkan, sekolah Muhammadiyah menerima siswa dari berbagai latar belakang agama apapun.
Ia mencontohkan, ada siswa yang beragama selain Islam di sekolah Muhammadiyah di Nusa Tenggara Timur dan Ambon. Selain itu, Muhammadiyah menyantuni 5.000 siswa dalam bentuk pemberian beasiswa.
Besarannya bervariasi tergantung besar biaya sekolah tiap wilayah. Ada beasiswa yang diberikan melalui lembaga amil zakat Muhammadiyah. Biasanya, kata Baedhowi, beasiswa dari lembaga zakat untuk biaya operasional siswa.
Muhammadiyah menjalankan otonomi pendidikan ke daerah. Pimpinan pusat membantu  manajemen dan pelatihan guru dan kepala sekolah. Pada 2013 , Rp 1,5 miliar dari berbagai sumber donasi dialokasikan untuk kegiatan guru dan kepala sekolah. [sp/republikaol]