IMM Sukoharjo Galang Dana untuk Manado

Awal tahun 2014, kita semua dikejutkan oleh bencana yang menimpa
beberapa daerah di Indonesia. Mulai dari ibu kota yang memang sudah
berlangganan banjir, sampai kota Manado dan gunung Sinabung yang hampir tenggelam
akibat terbawa arus banjir bandang. Hal ini menjadi tragedi kemanusiaan yang
patut kita cermati bersama. Selama ini, sebagai seorang warga Negara Indonesia,
kita lebih sering acuh dan tak peduli. Setiap penanggulangan bencana, kita selalu
kalah tanggap dengan pihak luar.
Inilah yang menjadi alasan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang
Sukoharjo untuk menggelar aksi penggalangan dana. Kegiatan yang dilaksanakan
selama Enam hari berturut-turut, dari 19-24 Januari 2014 dipusatkan di beberapa
titik keramaian. Seperti, di dalam kampus, pertigaan jalan, pasar induk sampai
kepada alun-alun kota. Sekitar 70 orang mahasiswa setiap harinya menyebarkan
kotak kardus bertuliskan, PEDULI MANADO, MARI SUMBANGKAN SEBAGIAN HARTAMU UNTUK
KEMANUSIAAN dan kata-kata lainnya.
Menurut koordinator aksi, Taufik Ishak, kegiatan ini dilakukan
sebagai wujud kepedulian akan kemanusiaan terhadap warga Manado. Sebenarnnya
secara pribadi, kami ingin sekali langsung pergi ke sana untuk terjun langsung
membantu warga. Namun, terdapat kewajiban akademik yang harus kami penuhi,
sehingga hal tersebut menjadi tidak memungkinkan. Aksi penggalangan dana inilah
yang menjadi solusi alternatif bagi kami.
Selain itu, kami juga ingin memfasilitasi masyarakat yang ingin
menyumbangkan sebagian hartanya untuk disalurkan kepada mereka. Karena sejauh
ini, mahasiswa masih terkenal dengan aksi-aksi demonstrasinya yang justru
seringkali menjadi boomerang. Aksi memblokir jalan raya dan merusak
fasilitas umum justru membuat masyarakat berbalik marah kepada mahasiswa.
“Semoga kegiatan ini, bisa merubah imej mahasiswa sebagaimana yang
digambarkan tadi. Sebagai bukti, setiap kami melakukan penggalangan dana di
pertigaan jalan, kami selalu mendapatkan sambutan positif dan senyuman dari
para pengendara. Bahkan sebagian sengaja memarkirkan kendaraannya untuk sedikit
berbincang dengan kami, kemudian memberikan sumbangan,” jelasnya, Sabtu
(18/01).
Salah seorang di antaranya adalah Legiman (45), warga Sukoharjo ini
memberikan apresiasi positif kepada mahasiswa untuk kegiatan ini. Meskipun
cuaca kota Solo yang diguyur hujan, tak menyurutkan langkah mereka untuk terus
menggalang dana dalam kondisi basah kuyup. Menurutnya, ini menjadi momen tepat
bagi mahasiswa untuk menunjukan kepeduliannya kepada bangsa.
Sebagai kader bangsa, mahasiswa harus paham dengan kondisi dan
permasalahan bangsa. Ancaman disintegrasi akan selalu menghantui dalam setiap
perjalanan sejarah bangsa ini. Oleh karena tu, rakyat Indonesia adalah laksana
satu tubuh manusia. Jika terdapat salah satu bagian yang sakit, maka seluruh
tubuh akan menanggungnya pula.
Pengalaman aksi ini memberi pelajaran agar mahasiswa tidak melulu
berkutat dengan teori dan wacana semata. Salah satu poin Tri Dharma perguruan
tinggi mewajibkan mahasiswa untuk malakukan pengabdian masyarakat (Pengmasy). Sejauh
ini, format kegiatan Pengmasy masih terkesan layaknya sinterklas. Secara tiba-tiba
mendatangi masyarakat, untuk memberikan sumbangan berupa kebutuhan pokok
sehari-hari dan uang tunai, kemudian pergi dan tak ada tindak lanjut (follow
up
).
Terlebih tak dapat dipungkiri lagi, bahwa mahasiswa saat ini sudah banyak
terjebak pada arus budaya modernisme yang membawa mereka bergaya hidup hedonis
dan matrealis. Sehingga muncul anekdot yang mengatakan : Jika ingin melihat fashion
dan model handphone terbaru, maka datanglah ke kampus.
Dana ini akan langsung dikirimkan kepada relawan terpercaya dari
ormas Muhammadiyah yang sudah berada di sana, agar segera dapat
didistribusikan. Mungkin jumlah dana tersebut akan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sumbangan dari perusahaan atau pengusaha tertentu. Akan tetapi,
karena dana ini tidak punya unsur dan motif politis tertentu, semoga
keberkahannya lebih banyak dinikmati oleh mereka.
Sebagai penutup rangkaian acara ini, kami akan menggelar doa bersama
dengan mengajak mahasiswa lainnya. Semoga bagi para korban bencana agar
senantiasa diberikan kesehatan dan kemudahan. Bagi keluarga yang ditinggalkan,
agar senantiasa diberikan kesabaran dalam menghadapi ujian. Kami yakin Manado
akan segera bangkit kembali.
Ditulis oleh :
*Irfan Ansori
Anggota Lembaga Pengembangan Intelektual Kader

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Sukoharjo