Kedudukan Puasa 9-10 Muharam , Apakah Bisa Menghapus Dosa Setahun yang Lalu ?

Shaum `Asyura (10 Muharram) adalah shaum yang pertamakali disyariatkan
dalam Islam, jauh sebelum shaum Ramadhan difardhukan. Semenjak masih di Mekah,
Rasulullah sudah melakukannya dan terus dilakukannya setelah beliau hijrah ke
Madinah, bahkan setelah shaum ramadhan difardhukan.
Belakangan diketahui, ternyata orang-orang Yahudi di
Madinah pun melakukan shaum `Asyura tersebut. Dengan sendirinya diketahui pula
keengganan sebagian para shahabat untuk shaum `Asyura karena tidak mau
melaksanakan peribadatan yang sama dengan orang-orang Yahudi (Sewaktu di Makah,
tidak ada komunitas Yahudi).
Atas perihal itulah, Rasulullah ber`azam di tahun
kemudian akan berpuasa sejak tanggal 9 Muharam (Tasu`a dan Asyura). Namun
sebelum Muharram tahun berikutnya tiba (th 11 H.), beliau wafat pada 12 Rabi`ul
Awwal tahun 10 H.

عن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صام يوم عاشوراء وأمر بصيامه. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan
memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يكفر السنة الماضية)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Abu Qatadah
-radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya
tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan
dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)

وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.


Dari Ibnu Abbas
-radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada
(hari) kesembilan” (HR. Muslim)
Drs. H. Dadang Syaripudin, M.Ag
(Wakil PWM Jawa Barat)