Pintu – Pintu Selingkuh dan Upaya Pencegahannya

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
Dalam tulisan ini saya ingin mengemukakan bahwa  larangan mendekati zina itu sesungguhnya sama artinya dengan larangan untuk  berselingkuh. Karena ayat tersebut bukan sekedar melarang berzina tetapi mendekati saja tidak boleh. Salah satu bentuk pintu mendekati Berzina itu adalah melalui perselingkuhan. Tulisan ini tidak dalam rangka mengajarkan para pembaca untuk berselingkuh tetapi bertujuan mengajak pembaca untuk lebih waspada agar tidak terjebak dalam perilaku selingkuh itu.
Seringkali didalam hidup kita, banyak kita mendengar terjadi perselingkuhan dimana-mana. Ada suami berselingkuh dengan gadis, ada yang berselingkuh dengan janda bahkan berselingkuh dengan  isteri orang. Ada pula isteri yang berselingkuh dengan pemuda, berselingkung dengan duda atau bahkan berselingkuh dengan suami orang. Ketika mereka terjebak dalam situasi  ini biasanya mereka sangat sulit untuk menemukan jalan keluarnya, sehingga kadang-kadang membuat keluarga mereka hancur berantakan. Selingkuh itu bisa hanya sebatas ngomong-ngomong mesra, saling menukar no telepon atau Hand Phone lalu janjian untuk bertemu. Pertemuan itu kalau di ulang-ulang maka bisa menjurus ke wilayah selingkuh yang lebih serius bahkan mengarah kepada tindakan perzinahan.
Setiap orang punya potensi dan kesempatan untuk berbuat selingkuh, selingkuh itu persoalan konsentrasi, jika anda tertarik dengan seseorang lalu memperhatikannya, mengaguminya, lalu mencoba membangun komunikasi, terjadi komunikasi yang intens, lalu ada kesesuaian rasa, maka dari sinilah awal perselingkuhan itu akan dimulai.
Pada hal menurut Rasulullah SAW. Konsep perzinahan (Perselingkuhan itu adalah salah satu bentuk perzinahan) itu tidak hanya sebatas hubungan suami isteri diluar nikah saja, tetapi meliputi pula melihat sesuatu, membicarakan sesuatu yang menjurus kepada perzinahan itu tidak boleh. Seperti zina mata, zina lisan, dan zina anggota badan. Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menetapkan atas setiap Bani Adam bagiannya dari zina yang  bisa dan pasti ia mendapatinya yaitu Zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, zina hati adalah hati berangan-angan serta bernafsu dan merasuk ke dalam perasaan untuk menikmatinya”
Ada kebiasaan saya kalau sehabis sholat berjamaah maghrib dimasjid tidak langsung pulang ke rumah, tapi duduk-duduk berdiskusi dengan beberapa jamaah, sambil menunggu datangnya waktu  isya. Banyak hal yang diskusikan mulai dari persoalan politik, persoalan ekonomi,  persoalan suka duka mengurus persyarikatan, sampai kepada hal-hal lain yang lagi ngeternd seperti  fenomena perselingkungan yang terjadi di Indonesia.
Saya memulia pembicaraan, fenomena  perselingkungan itu dapat terjadi di semua tingkatan strata manusia. Tidak perduli, dia itu miskin atau kaya, dia berpendidikan atau tidak  berpendidikan, dia tukang kebun atau bos besar, dia tukang becak ataupun pemilik mobil mewah, dia itu ustadz atau atau bukan ustadz,  dia itu pegawai negeri atau pegawai swasta, dia itu anggota DPR atau rakyat jelata, dia itu pejabat tinggi atau pegawai biasa. Semua orang itu punya potensi untuk berselingkuh. Karena potensi berselingkuh itu tumbuh  disebabkan oleh dorongan hawa nafsu yang mengeksploitasi manusia untuk menikmati sesuatu yang tidak bersifat halal. Sesuatu  yang tidak bersifat halal itu nampaknya indah, padahal kenikmatan ini  berdimensi jangka pendek, dalam jangka panjang justru membuat banyak orang menderita, anaknya, isterinya atau suaminya beserta keluarga besarnya. Hal ini berbeda dengan orang yang berta’ruf dengan orang lain secara serius dalam rangka sungguh-sungguh membangun sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah.
Mereka yang terjerat situasi ini adalah mereka yang telah tercerabut Imannya dari dalam hatinya,  karena sabda Rasulullah  yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. “Seseorang yang melanggar perintah Allah itu dengan melakukan dosa maka sesunguhnya pada saat itu imannya telah dicabut oleh Allah dalam dalam hatinya. Setelah berbuat dosa dia akan sadar, disaat dia sadar ini imannya dikembalikan lagi oleh Allah padanya”. Orang yang terlibat selingkuh itu seperti orang gila, berapapun biaya dan waktu dia akan mengorbankannya dalam rangka memuaskan nafsu selingkuhnya.
Pintu-pintu selingkuh
Ada beberapa pintu untuk mendekati perselingkuhan. Berdasarkan observasi penulis pintu-pintu itu bisa meliputi: Pertama: Dimulai dari keisengan. Seringkali ada pria atau wanita jika suka sama orang maka mereka lalu secara iseng membangun komunikasi. Jika komunikasi itu berjalan baik, maka hubungan itu bisa meningkat ke hubungan yang bersifat persaudaraan atau bisa lebih mengarah kepada hubungan percintaan. Jika mereka itu gadis dengan pemuda atau antara janda dan Duda tidak  jadi soal tapi tetap dengan catatatn harus dimulai dengan niat baik untuk membangun rumah tangga. Tetapi jika hubungan itu dilalakukan oleh orang-orang yang sudah mempunyai pasangan resmi maka disinilah awal mula perselingkungan terjadi. Dan untuk keluar dari zona ini sulitnya bukan main, kecuali mereka mendapat hidayah dari Allah. Kedua Melalui Hubungan pertemanan. Seringkali ada pria atau wanita menjalin pertemanan, di dalam pertemanan ini terjadi curhat-curhatan. Si pria menceritrakan keadaan rumah tangganya si wanita lalu menceritrakan keadaan rumah tangganya, yang menurut mereka bermasalah, atau sengaja di buat bermasalah. Maka terjadilah komunikasi sambung rasa. Kalau si pria atau wanita tida cepat sadar maka mereka akan terlibat perselingkuhan yang juga sangat sulit mereka akhiri karena nafsu sudah merasuk sampai di ubun-ubun. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun suami atau isteri tidak pulang kerumah karena merasa sudah nikmat di luar dengan pasangan selingkuhnya yang bersifat sesaat dan tidak halal itu. Ketiga Melalui Pintu Kekaguman. Selingkuh itu bisa terjadi karena faktor kekaguman seorang mahasiswa terhadap dosennya atau seorang siswa terhadap gurunya. Jika dosen atau guru tidak bermoral, dia punya otoritas untuk menentukan nasib seorang siswa atau mahasiswa lalu mahasiwa atau siswanya juga merespon maka mulai dari sinilah perselingkuhan itu akan terjadi. Dan barangkali masih banyak  pintu selingkuh yang lain.
Menghindari Selingkuh Dan Perzinahan

Di bawah ini penulis akan menyampaikan beberapa cara yang dapat dilakukan menurut aturan islam agar supaya kita dapat terhindar dari perilaku selingkuh dan perzihan itu.
Pertama, manusia diperintahkan menutup aurat. Ajaran Islam telah menetapkan, bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut. Dan aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Jika saja manusia melaksanakan aturan ini dengan konsisten, maka kita yakin manusia akan terhindar dari perbuatan zina dan perselingkuhan itu. Masalahnya adalah mengumbar aurat kini menjadi tontonan  sehari-hari, baik lewat media maupun di seluruh tempat kerja, pasar, mall, jalan dan lain-lain. Bahkan membuka aurat menjadi salah satu kebanggaan suatu status sosial. Allah SWT berfirman: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Ahzab: 59)
Kedua, Islam telah mengajarkan adab Tentang Cara memandang. Dalam memandang kita diajarkan  agar menundukkan pandangan. Perintah ini bukan hanya saat orang yang dipandang terbuka auratnya, namun bahkan kepada yang tertutup auratnya sekalipun (hanya muka dan telapak tangan yang terbuka). Apalagi jika auratnya terbuka, maka perintah menundukkan pandangan lebih tegas lagi. Jika setiap kita menjalankan ajaran adab memandang ini, maka kecil kemungkinan terjadi perzinahan dan perselingkuhan.Firman Allah swt: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30). DanJuga firman Allah SWT: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, (QS. Aln-Nuur: 31)
Ketiga, Ajaran Islam mengajarkan kita akan adab memasuki rumah atau bertamu. Yakni tidak diperbolehkan memasuki rumah kecuali dengan memberi salam dan diberi izin masuk. Sebab boleh jadi, pemilik rumah sedang dalam keadaan tidak pantas terlihat, atau sedang istirahat dan tidak boleh diganggu. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat” (QS. An-Nuur: 27)

Keempat: Adab Memasuki Kamar anggota Keluarga kita di rumah. Islam mengajarkan kita akan adab memasuki kamar anggota rumah kita sendiri, yakni tidak memasuki kamar anggota rumah tangga di waktu-waktu tertentu. Karena waktu-waktu itu adalah waktu-waktu istirahat yang mungkin saja anggota keluarga sedang terbuka auratnya, atau sedang tidak pantas dipandang. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak/pembantu (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur: 58).
Kelima: Larangan berdua-duan di tempat yang sepih.  Islam mengajarkan kepada kita akan larangan berduaan berlainan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah saw bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita, karena pihak ketiganya adalah syaitan” (HR: Ibnu Maja).Karena hasrta berbuat yang tidak baik itu bisa saja timbul karena adanya kesempatan, banyak orang dalam pergaulan seharihari tidak saling tertarik, akan tetapi ketika mereka berduaan maka hasrat itu bisa muncul karena mereka berada di tempat yang sepi. Jika hasrat ini diteruskan maka akan menjadi penyebab masuk ke pintu perselingkungan atau perzinahan, maka Islam melarang berdua-duan di tempat yang sempit tanpa mahram atau muhrim
Ke enam: Segera menikah bagi yang masih Bujang atau Berpuasa bagi yang belkum mampu menikah. Banyak sekali pemuda dan pemudi karir di kota-kota besar, karena sibuk bekerja maka mereka tidak mau menikah, tetapi mau melakukan pergaulan bebas. Pada hal melalui pergaulan bebas ini bisa menyebabkan kehamilan dan melahirkan anak yang tidak mempunyai nasab yang jelas. Di sisi lain pergaulan bebas ini justru banyak menimbulkan banyak penyakit kelamin, termasuk HIV. Banyak ahli menyimpulkan penyakit HIV timbul karena adanya pergaulan bebas dengan berganti-ganti pasangan. Islam lalu memberi jalan keluar bagi yang sudah mampu sebaiknya menikah kalau tidak mampu maka berpuasalah sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw. Yang diriwayatkan Abu Hurairah as. “Jika seseorang sudah mencapai umur dan memenuhi syarat maka sebaiknya menikah, jika belum mampu menikah maka berpuasalah”
Ke Tujuh: Jika bertemu wanita Cantik di luar maka segeralah bertemu isteri di rumah. Dalam kehidupan moderen kita tidak mungkin menghindari untuk bertemu dengan berbagai jenis manusia, termasuk orang-orang cantik. Wanita-wanita cantik itu bisa saja teman kantor kita, rekan kerja kita, konsumen disuper market, di angkutan umum seperti di kota kota besar. Pertemuan-pertemuan atau perjumpaan seperti ini dapat memunculkan hasrat untuk berbuat sesuatu yang di luar norma agama. Sabda Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah as. “Jika kalian bertemu wanita-wanita cantik yang dapat menimbulkan birahi maka segeralah bertemu isteri-isteri kalian”.
Di akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan hasil diskusi saya dengan teman saya Ustadz Ahmad Rif’an Masykur, SH, MHI. Seorang hakim sekaligus Pimpinan Pengadilan agama Kota Surabaya yang juga ketua Pimpinan daerah Muhammadiyah kota Malang. Diskusi ini biasanya kami lakukan di atas mobil ketika secara bersama-sama menghadiri rapat persyarikatan Muhammadiyah di Surabaya atau ketika mengadakan kunjungan di tempat lain. Ustdaz Rif’an menyatakan “Jika antum tidak ingin membunuh sebuah generasi dalam keluargamu terutama anak-anakmu, maka hindarilah perselingkuhan. Ketika antum berselingkuh, maka wibawamu di depan anak-anak dan isteri akan hilang, mereka tidak punya lagi figur bapak yang di kagumi. Dan untuk memulihkan suasana ini sulitnya bukan main, bahkan banyak yang tidak dapat pulih seperti sediakala dan bahkan harus berakhir di pengadilan agama melalui perceraian. Kalau mau kawin lagi silahkan minta ijin secara baik-baik kepada isterimu  itu  pun jika isterimu mengijinkannya”
Wallahu a’lam.
Dr. E.M. Sangadji, M.Si