Kalimat yang Harus Kita Ucapkan Saat Idul Fitri Tiba

Idul Fitri.
Sebelumnya mari sejenak kita simak kebiasaan masyarakat muslim di sekitar manakalah Idul Fitri telah menyapa, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
 
Nampaknya kalimat ini bukanlah sederet kata-kata yang tabu ditelinga masyarakat. Kalimat ini seolah menjadi hujan yang membahasai hari raya idul fitri di tiap kali tibanya bulan syawal. Entah dari mana awal mula munculnya kalimat Minal Aidzin Wal Faidzin ini, yang sebagian besar masyarakat menganggap kalimat ini memiliki arti Mohon Maaf Lahir dan Batin. Benarkah Minal Aidzin Wal Faidzin memiliki arti Mohon Maaf Lahir dan Batin? Mari kita telusuri arti yang sebenarnya dalam bahasa arab.
Bermula dari kata min dalam minal menunjukkan arti “bagian dari sesuatu” atau singkatnya “Termasuk”. Al-aidin, menunjukan arti ”Orang-orang yang kembali”.  Wa, artinya “Dan”. Al-faidzin, artinya “Menang”. Maka makna “Minal Aidin Wal Faizin” jika dipaksakan artinya kedalam kaidah bahasa Arab – Indonesia yang benar adalah “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang”.
Tentu dapat kita pahami sendiri bahwa arti “minal aidin wal faizin” yang memiliki arti “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang” merupakan sebuah kalimat yang tidak sempurna. Dan tidak ada kaitanya sama sekali dengan kata Mohon Maaf Lahir dan Batin. Atau ungkapan dalam aktifitas saling bermaafan. Kalaupun “Minal Aidin Wal Faizin” merupakan sebuah do’a, maka kalimat do’a ini merupakan kalimat do’a yang tidak sempurna. Sehingga tidak dapat dikatakan sebagai DO’A. Kecuali jika ditambahkan di depan kalimat ini dengan kata “JA’ALANALLAAHU” yang memiliki arti “semoga allah menjadikan kita”.
Maka lengkapnya akan menjadi kalimat “JA’ALANALLAAHU MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN” yang artinya “Semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/kesucian) dan orang-orang yang menang (dari melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah)”.
Jelaslah. Meskipun demikian, kalimat ini tetap tidak ada kaitanya sama sekali dengan aktifitas bermaafan. Melainkan sebuah do’a yang sudah seharusnya kita aamiinkan.
Lantas bagaimana sebaiknya kalimat yang musti kita ucapkan ?
Dalam sebuah hadist, Jubair bin Nufair berkata: “Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”. (Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] Dalam ‘Al Mahamiliyat’ dengan Isnad yang Hasan )
Dan, “Dari Khalid bin Ma’dan ra berkata, ‘aku menemui Watsilah bin al-Aqsa’ pada hari ‘Ied lalu aku mengatakan Taqobbalalla Minna Wa Minka.’ Kemudian Watsilah berkata, ‘Aku menemui Rasulullah pada hari ‘Ied, lalu aku mengucapkan Taqobbalalla Minna Wa Minka (Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan kamu). Kemudian Rasulullah menjawab Ya, Taqobbalalla Minna Wa Minka”. (HR. Baihaqi dalam Sunan Kubra, No. 6088).
Maka sesungguhnya sebagai umat rosulullah yang senantiasa menjalankan sunnahnya cukuplah bagi kita mengucapkan:
  1. Taqabbalallahu minnaa wa minka, yang artinya “Semoga Allah menerima dari kami dan darimu (Laki-laki)” manakalah kita ingin mengucapkan pada saudara muslim laki-laki.
  2. Taqabbalallahu minnaa wa minki, yang artinya “Semoga Allah menerima dari kami dan darimu (perempuan)” manakalah kita mengucapkan pada saudara muslim perempuan.
  3. Taqabbalallahu minnaa wa minkum, yang artinya “Semoga Allah menerima dari kami dan kamu (jama’= banyak, termasuk ada laki-laki dan perempuan).
Namun demikian beberapa sahabat menambahkan ucapan “Shiyamana Wa Shiyamukum”, yang artinya “puasaku dan puasa kalian” setelah kalimat TAQABBALALLAHU MINNAA WA MINKA KUM. Jadi ucapan ini BUKAN dari Rasulullah, melainkan dari para sahabat.
Bukan suatu keharaman pula manakalah lidah kita terbiasa dengan kalimat “Minal Aidin Wal Faizin” kemudian kita menambahkan kalimat tersebut dalam pengucapan kita. Karena kalimat tersebut merupakan Do’a. Namun kembali pada penjelasan saya diatas, agar kalaimatnya sesuai dengan tatanan bahasa arab maka sebaiknya pengunaan kalimat yang benar adalah:
“TAQABBALALLAHU MINNAA WA MINKA KUM. SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM. JA’ALANALLAAHU MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN”
Perlu kita pahami, bahwasanya pada ada diri setiap  muslim, ungkapan-ungkapan ini bisa saja sangat berbeda, tergantung kreatifitasya sendiri dalam mengungkapkan rasa minta maafnya. Sekedar tambahan pula, manakala kita ingin mengucapkan “mohon maaf lahir dan batin” dalam bahasa arab yang benar? Salah satunya adalah “As-alukal afwan zahiran wa bathina” atau “Kullu aam wa antum bikhair”, yang berarti Semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik. Dan, sekali lagi bukan Minal Aidin wal Faizin. Karena kata ini bukan berarti kalimat permintaan maaf. Melainkan hanya sebuah do’a yang tidak utuh.
Kebenaran hanyalah milik Alloh SWT. Dalam hal ini penulis hanya menyampaikan apa yang penulis selama ini pahami. Manakalah terdapat kesalahan dalam penulisan ini, kemudian para sahabat muslim bersedia membenarkanya demi meluruskan sebuah kebenaran yang memang seharusnya ditegakkan. Wallohu ‘alam bis showab.
Oleh: Sefti Ika Wulansari 
(Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam PD IPM Kota Surabaya)