Shalat Tahiyyatul Masjid Lebih Utama daripada Mendengarkan Khuthbah

Pertanyaan

Terdapat riwayat : “Sulaik Al-Ghathafani
datang pada hari Jum’at, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sedang berkhutbah, dia pun duduk. Maka beliau pun bertanya padanya, “Wahai
Sulaik, bangun dan shalatlah dua raka’at, kerjakanlah dengan ringan.” Kemudian
beliau bersabda, “Jika salah seorang dari kalian datang pada hari Jum’at,
sedangkan imam sedang berkhutbah, maka hendaklah dia shalat dua raka’at, dan
hendaknya dia mengerjakannya dengan ringan.” (HR. Al-Bukhari no. 49 dan Muslim
no. 875)
1.      
Bukannya kalau khotbah Jum’at tidak ada komunikasi
2 arah?
2.    Bukankah kewajiban dulu yg dikerjakan, baru yg
sunnah dalam hal ini khotbah Jum’at adalah wajib, sedang Tahiyatul Masjid
adalah sunnah?
( diajukan oleh Agus Wahyudhi, member group FB Muhammadiyah
)

Jawab

Shalat tahiyyatul mesjid lebih utama daripada mendengarkan khuthbah

عَنْ
عَمْرٍو سَمِعَ جَابِرًا قَالَ دَخَلَ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ
أَصَلَّيْتَ قَالَ لَا قَالَ قُمْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ

Dari ‘Amru bahwa dia telah
mendengar Jabir berkata, “Pada hari Jum’at seorang laki-laki datang ketika
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang memberikan khutbah. Beliau lalu
bertanya: “Apakah kamu sudah shalat?” Orang itu menjawab,
“Belum.” Maka beliau pun bersabda: “Bangun dan shalatlah dua
rakaat.” [HR. Ahmad dan Bukhari]



أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ إِذَا
جَاءَ أَحَدُكُمْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ أَوْ قَدْ خَرَجَ فَلْيُصَلِّ
رَكْعَتَيْنِ

‘Amru bin Dinar berkata; Aku
mendengar Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anhua berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika Beliau sedang menyampaikan
khathbah: “Jika seorang dari kalian memasuki masjid sedang imam sedang
berkhuthbah atau dia telah keluar (kemudian masuk lagi) maka hendaklah dia
shalat dua raka’at”. [HR. Bukharii]



عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَا جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ وَرَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ لَهُ
أَصَلَّيْتَ شَيْئًا قَالَ لَا قَالَ صَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَجَوَّزْ
فِيهِمَا
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ سَعِيدٍ
عَنْ الْوَلِيدِ أَبِي بِشْرٍ عَنْ طَلْحَةَ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ
عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ أَنَّ سُلَيْكًا جَاءَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ زَادَ
ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ قَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ وَالْإِمَامُ
يَخْطُبُ فَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ يَتَجَوَّزْ فِيهِمَا

Dari Abu Hurairah katanya;
“Sulaik Al Ghathafani datang, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam tengah berkhutbah, maka beliau bersabda kepadanya; “Apakah kamu
sudah shalat (sunnah)?” jawabnya; “Belum.” Beliau bersabda:
“Shalatlah dua raka’at yang ringan.” Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Hanbal telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far dari Sa’id
dari Al Walid Abu Bisyr dari Thalhah bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah
bercerita bahwa Sulaik datang…” kemudian dia menyebutkan hadits
semisalnya, ia menambahkan; “Kemudian beliau menghadap kepada orang-orang
sambil bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian datang, sedangkan imam
tengah berkhutbah, hendaknya ia shalat dua raka’at yang ringan.” [HR. Abu
Dawud]





Dalam riwayat Ibn Hibban, disebutkan shalat tahiyatul masjid 2 raka`at ringat (tanpa membaca surat) :


عن جابر قال : دخل رجل المسجد والنبي صلى الله عليه و سلم يخطب يوم الجمعة فقال له : صل ركعتين خفيفتين قبل أن تجلس

Dari Jabir, dia berkata: Telah
masuk seseorang ke mesjid sedangkan Nabi SAW sedang berkhuthbah, lalu Nabi
bersabda kepada orang tersebut: Shalatlah 2 raka`at ringan sebelum kamu duduk
[HR Ibn Hiban]
Larangan berbicara (ngobrol) itu
diantara sesama jama`ah karena akan mengabaikan (tidak memerhatikan) nasihat
atau apa yang disampaikan khathib, sedangkan antara khathib dan jama`ah tidak
termasuk yang dilarang, sebagai yang terjadi antara Nabi dan Sulayk dalam kasus
pentingnya shalat tahiyyatul masjid di atas.
*) Drs. H. Dadang Syaripudin, MA,. Wakil Ketua PWM Jawa Barat