Muhammadiyah Ingin Lebih banyak Memberi, bukan Meminta

Hingga hari ini, usia organisasi Muhammadiyah melebih usia Bangsa Indonesia, berusia 106 tahun. Bahkan ketika banyak lembaga berebut kue politik di arena Pilpres 2019, Muhammadiyah salah satu organisasi yang tetap tenang, tidak ikut menujukkan kegaduhan. Apakah ini tanda-tanda organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini sudah mulai alergi politik?

Berikut ini wawancara Sekretaris Umum Muhamamdiyah, Dr Abdul Mu’ti dengan hidayatullah :

Muhammadiyah kelihatannya diam-diam saja di Pemilu kali ini, mengapa?

Sesuai dengan khittah dan kepribadian, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang bergerak dalam bidang sosial, keagamaan, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Muhammadiyah tidak bergerak dalam wilayah politik kepartaian yang berorientasi jabatan dan kekuasaan.

Muhammadiyah memahami bahwa sesuai UUD 1945, pencalonan presiden dan wakil presiden merupakan wewenang partai politik. Muhammadiyah tidak hendak memasuki wilayah yang bukan bidang dan kewenangannya.

Diamnya Muhammadiyah bisa tidak dapat peran?

Dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan terdapat berbagai bidang yang merupakan wilayah Pemerintah, Masyarakat, dan Lembaga-lembaga Negara. Semuanya diatur sesuai Undang-undang dan norma-norma.

Sejak awal Muhammadiyah memilih mengambil peran kebangsaan melalui pelayanan sosial dan pemberdayaan. Peran tersebut tidak kalah penting dan sangat bermakna dibandingkan dengan kekuasaan dan jabatan politik.

Slogan Muhammadiyah adalah sedikit bicara, banyak bekerja. Muhammadiyah ingin lebih banyak memberi, bukan meminta. Memang tidak selalu mudah. Tetapi dengan visi yang kuat dan kemandirian, Muhammadiyah tetap memiliki peran dan pengaruh di masyarakat tanpa harus berkuasa.

Muhammadiyah tidak berebut peran dalam politik praktis, apa anti politik?

Politik merupakan salah satu sarana dakwah yang penting. Muhammadiyah memilih pendekatan high politic yang mengedepankan nilai, norma,  substansi, dan keadaban. Politik praktis dan politik kepartaian bukan bidang garap dan amal usaha Muhammadiyah.

Muhammadiyah tidak anti partai politik. Tapi warga Muhammadiyah yang memiliki kemampuan berpolitik diberikan kesempatan bahkan didorong untuk bisa berkiprah dan berdakwah melalui partai politik. Dalam hubungan dengan partai politik, Muhammadiyah membangun hubungan yang proporsional berdasarkan kesamaan visi untuk kepentingan dan kemajuan umat dan bangsa. Hubungan tersebut tidak bersifat formal, tetapi lebih merupakan sinergi sesuai kedudukan dan  kewenangan masing-masing. Muhammadiyah tidak akan melakukan langkah politik  melampaui kewenangan partai politik.

Muhammadiyah memiliki jamaah besar dan punya andil dalam sejarah. Bagaimana cara Muhammadiyah agar tak merasa ditinggal?

Muhammadiyah senantiasa berusaha menjaga khittah, kepribadian, dan persatuan. Muhammadiyah senantiasa menjaga soliditas gerakan dan solidaritas kemanusiaan.

Dalam kaitan dengan politik, Muhammadiyah memberikan kesempatan dan kebebasan kepada anggotanya untuk aktif dalam berbagai partai politik dan berbagai lembaga profesi.  Muhammadiyah sebagai Organisasi tidak kemana-mana, tetapi bisa berada dimana-mana. Peran politik Muhammadiyah dilakukan melalui para kadernya.

Bagaimana Muhammadiyah memandang politik?

Dalam pandangan Muhammadiyah, politik baik sebagai institusi, proses, maupun perilaku merupakan sesuatu yang mulia. Politik merupakan lembaga yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan.

Jika dilandasi oleh akhlak dan niat yang tulus untuk melayani masyarakat, politik merupakan sarana utama dalam membangun peradaban bangsa. Politik terkesan kotor dan jahat karena motivasi dan pelaksanaannya sangat berorientasi pada kekuasaan. Politik identik dengan kecurangan dan keculasan.

Bagi Muhammadiyah politik adalah bagian dari dakwah dalam ranah kenegaraan. Di dalam berpolitik hendaknya senantiasa dilandasi oleh akhlak al karimah. Para politisi hendaknya menjaga amanah dan menjadikan politik sebagai sarana meraih kemuliaan

bagian (1).. bersambung..