Sejarah Kelahiran Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai organisasi.

Perguruan ini menekankan pada ketangkasan jurus tanpa mengandalkan tenaga dalam, bahkan dapat pula disebut aliran berkarakter full body contact. Hal itu yang menjadi daya tawar Tapak Suci hingga diterima dalam kehidupan modern sekaligus di kalangan internasional.

Diriwayatkan oleh pendiri perguruan Tapak Suci, H.M. Barie Irsjad, PBr. dan Muhammad Rustam Djundab, PBr. bahwa Tapak Suci lahir dari penggabungan tiga perguruan pencak silat yaitu Cikauman, Seranoman, dan Kasegu. Perguruan tersebut digabungkan oleh Pendekar Barrie Irsyad.

Ketiga perguruan itu memiliki pertalian antar generasi, sedangkan Barrie sendiri merupakan pendiri dari perguruan Kasegu. Ini berawal dari aliran pencak silat Banjaran di Pesantern Binorong Banjarnegara pada tahun 1872.

Aliran ini kemudian dikembangkan menjadi perguruan seni bela diri di Kauman Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya) yaitu K.H. Busyro Syuhada sebagai akibat dari gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga beliau menjadi sasaran penangkapkan yang dilakukan oleh kolonial Belanda (VOC).

Di Kauman inilah K.H. Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh dan sanggup mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat. Perguruan seni pencak silat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan Seni Pencak Silat Cikauman yang dipimpin langsung oleh Pendekar M. Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua murid yang tangguh dari K.H. Busyro Syuhada.

Perguruan ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik dan mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.

Peguruan Cikauman melahirkan pendekar-pendekar muda yang akhirnya mengembangkan cabang perguan untuk memperluas jangkauan dengan nama Perguruan Seranoman pada tahun 1930.

Perkembangan kedua perguruan ini semakin hari semakin berkembang pesat dengan pertambahan murid yang makin banyak.

Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak yang menjadi Anggota Laskar Angkatan Perang Sabil (LAPS) untuk melawan penjajah, dan anyak yang gugur dalam pertempuran bersenjata melawan penjajah.

Lahirnya pendekar-pendekar muda hasil didikan Peguruan Cikauman dan Seranoman memungkinkan untuk mendirikan perguruan-perguruan baru, yaitu Perguruan Kasegu pada tahun 1951.

Atas desakan murid-murid dari Perguruan Kasegu inilah, inisiatif untuk menggabungkan dan menyatukan semua aliran perguruan silat yang sejalan dan sealiran serta seperguruan lahir.

Pada tahun 1963, desakan itu semakin kuat dari anak murid Perguruan Kasegu. Pada tanggal 31 juli 1963 bertepatan dengan 10 Rabiul Awal 1383 H pukul 20:00, lahirlah Perguruan Tapak Suci secara resmi di Kauman Yogyakarta.

Belajar dari kegagalan pengelolaan dalam bentuk padepokan yang kental dengan senioritas, maka Barrie memutuskan untuk mengelola Tapak Suci menggunakan sistem pengelolaan organisasi modern yang dipimpin oleh seorang ketua umum.

Berubahlah Perguruan Tapak Suci menjadi sebuah organisasi pencak silat. Tapak Suci kemudian ditetapkan sebagai organisasi otonom yang berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah. Namanya pun berubah menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Namun demikian, Tapak Suci kemudian tidak sekadar menjadi perguruan bela diri, melainkan juga menjadi alat dakwah, terutama bagi warga Muhammadiyah. Sifat perguruan ini terbuka, artinya dapat diikuti oleh seluruh kalangan usia.

Pada tahun 1964, Tapak Suci diibaratkan lahir kembali (tanpa Guru dan murid), hanya tinggal 3 Pelatih Muda yaitu M. Rustam, Drs. Irfan Hajam yang baru kembali dari Surabaya, dan M. Zundar Wisman.

Tahun 1964 inilah Tapak Suci mulai bangkit dan berkembang. Ketiga orang pelatih muda tersebut membuka pendaftaran anggota untuk umum. Sangat mengejutkan, yang mengikuti seleksi kurang lebih sebanyak 300 orang. Adapun yang diterima sekitar 75 orang, semata-mata karena pertimbangan tenaga pelatih

Dengan niat yang tetap dan sungguh-sungguh, kenyataan lapangan dijadikan pertimbangan untuk menentukan garis – garis kebijakan, yaitu :

1. Meningkatkan akhlak kepemimpinan
2. Materi latihan dirumuskan kembali
3. Sebutan menjadi “Tapak Suci Putera Muhammadiyah”
4. Logo Tapak Suci dimasukan kedalam sinar matahari
5. Dibentuk KOSEGU (Komando Serba Guna) Tapak Suci
6. Lahir motto “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah”.