Pembentukan Identitas Diri Remaja Menggunakan Media Sosial

Tegar Roli A., M.Sos

*Anggota Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPI PDM) Banyumas, Humas Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara interaksi individu dengan individu yang lain. Internet menjadi sebuah ruang digital baru yang menciptakan sebuah ruang kultural. Tidak dapat dihindari bahwa keberadaan internet meberikan banyak kemudahan kepada penggunanya. Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dicari melalui internet. Internet menembus batas dimensi kehidupan pengguna, waktu, dan ruang, yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.

Keberadaan internet secara tidak langsung menghasilkan sebuah generasi yang baru. Generasi ini dipandang menjadi sebuah generasi masa depan yang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang interaktif, yang berwatak menyendiri (desosialisasi), berkomunikasi secara personal, melek komputer, dibesarkan dengan videogames, dan lebih banyak waktu luang untuk mendengarkan radio dan televisi. sementara generasi digital adalah mereka yang lahir pada jaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini. Dalam konteks Indonesia, mereka yang lahir setelah tahun 1990-an sudah bisa disebut sebagai awal generasi digital native, tapi bila ingin dikatakan sebagai sebuah generasi, mereka yang lahir setelah tahun 2000. Merekalah penduduk asli dari sebuah dunia yang disebut dunia digital.

Terjadi pergeseran budaya, dari budaya media tradisional yang berubah menjadi budaya media yang digital. Salah satu media sosial yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah Facebook. Koran Kompas  menyatakan bahwa pengguna Facebook di Indonesia mencapai 11 juta orang. Keberadaan media sosial telah mengubah bagaimana akses terhadap teknologi digital berjaringan.

Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet. Dijelaskan ada tiga motivasi bagi anak dan remaja untuk mengakses internet yaitu untuk mencari informasi, terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Pencarian informasi yng dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan konten hiburan di dorong oleh kebutuhan pribadi.

Penggunaan media sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial hanya untuk sekedar mencari informasi melalui twitter, kemudian menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan melalui facebook.

CEO Twitter, Dick Costolo menyebut Indonesia sebagai salah satu pengguna daring (online) terbesar di dunia. Dia menambahkan dengan adanya Twitter membuat masyarakat Indonesia pada saat ini menyadari apa yang sedang terjadi, saling memberikan informasi yang bermanfaat. Anak muda Indonesia mampu menggunakan industry kreatifnya dan menggunakan Twitter untuk hal-hal positif. “Keuntungan Twitter adalah semakin banyak pengguna semakin banyak yang dapat mengonfirmasi rumor yang ada”, Dick Costolo.

Kehadiran media sosial di kalangan remaja, membuat ruang privat seseorang melebur dengan ruang publik. Terjadi pergeseran budaya di kalangan remaja, para remaja tidak segan-segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada teman-temannya melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri mereka.

Identitas Diri

Identitas, merupakan hal yang penting di dalam suatu masyarakat yang memiliki banyak anggota. Identitas membuat suatu gambaran mengenai seseorang, melalui; penampilan fisik, ciri ras, warna kulit, bahasa yang digunakan, penilaian diri, dan faktor persepsi yang lain, yang semuanya digunakan dalam mengkonstruksi identitas budaya. Identitas menurut Klap meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri – statusnya, nama, kepribadian, dan masa lalunya.

Dijelaskan bahwa identitas merupakan hal yang penting dalam sebuah komunikasi budaya. Identitas mengacu pada satu ciri khas. Keunikan. Identitas, dalam konteks masa kini kian penting untuk diteguhkan. Konon, suatu bangsa yang terpuruk bukanlah bangsa dengan GDP terendah, pantai terjelek, atau jumlah penduduk paling sedikit. Bangsa yang terpuruk itu bangsa yang tanpa identitas.Konsep identitas juga dapat dilihat dari aspek budaya yang didefinisikan sebagai emotional signifikan, yang membuat seseorang dilekatkan pada suatu hal, yang membedakannya dengan orang lain sehingga lebih mudah untuk dikenal.

Dalam perspektif komunikasi, identitas tidak dihasilkan secara sendiri, melainkan dihasilkan melalui proses komunikasi dengan yang lain. Identitas dapat dinegosiasikan, diperkuat, dan dirubah dalam suatu proses komunikasi. Tujuan dari identitas ini adalah menjadikan dan membangun sebuah komunikasi.

Interaksi simbolik

Interaksi simbolik merupakan sebuah cara berpikir mengenai pikiran, diri, dan masyarakat. George Herbert Mead, memahami interaksi simbolik sebagai interaksi di antara manusia, baik secara verbal maupun nonverbal untuk memunculkan suatu makna. Dengan adanya aksi dan respon dari individu yang lain, secara tidak langsung kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan yang ada.

Ekologi media

Konvergensi media menghasilkan perubahan dalam arus informasi. Konvergensi media merupakan sebuah istilah yang mulai banyak digunakan sejak tahun 1990-an. Konvergensi menjadi suatu istilah yang umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, dimana di dalam konvergensi terjadi pengintergrasian teks, angka, gambar, video, dan suara dalam suatu media.

Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi, dimana kita menciptakan teknologi dan kemudian teknologi kembali pada siapa diri kita. Menurut McLuhan, teknologi media telah menciptakan revolusi di tengah masyarakat karena masyarakat pada saat ini masyarakat sudah sangat tergantung kepada teknologi dan tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat menggunakan teknologi.

Teknologi komunikasi menjadi penyebab utama perubahan budaya, McLuhan dan Innis menyatakan bahwa media merupakan kepanjangan atau eksistensi dari pikiran manusia, dengan demikian media memegang peran dominan dalam mempengaruhi tahapan perkembangan manusia. O’Brien mengatakan bahwa perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi di dalam lingkungan sosioteknologi. Sehingga bisa dikatakan bahwa ketika IT hadir dalam bentuk yang baru, maka akan mempengaruhi struktur masyarakat, strategi komunikasi, masyarakat dan budaya, serta proses sosial. Kehadiran new media secara tidak langsung merubah struktur masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia, bisa dikatakan menganut struktur sosial yang lama atau sering disebut tradisional.