Muhammadiyah Terus Gelorakan Dakwah Komunitas

Sangpencerah.id – Setelah pekan lalu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar pengajian Ramadhan di Yogyakarta, kini, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY pun juga menggelar pengajian Ramadhan pada akhir pekan ini. Dalam pengajian yang digelar di Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta itu, tema yang diusung adalah Menyemai Dakwah Komunitas untuk Islam Berkemajuan.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, yang hadir sebagai pemateri kunci menekankan bahwa sebenarnya dakwah komunitas bukanlah hal yang baru bagi Muhammadiyah. “Metode dakwah komunitas itu telah dilakukan oleh Muhammadiyah pada tahun 70-an,” ujarnya.

Salah satu poin utama yang ia sampaikan terkait dakwah komunitas adalah, saat ini, dakwah harus dilakukan secara lebih proaktif. Dengan sikap proaktif itu, lanjut dia, maka pesan dakwah akan lebih cepat tersampaikan. Selain itu, dakwah diharapkan juga dapat sesuai dengan porsi dari masing-masing subjek dakwah.

“Oleh karena itu, dakwah akan lebih optimal jika dilakukan oleh pedakwah yang benar-benar mengetahui seluk-beluk dari masing-masing subyek dakwah. Sehingga yang disampaikan pun akan sesuai dengan kebutuhan dari komunitas tersebut,” ujarnya saat menyampaikan materi kunci dengan tema ‘Muhammadiyah dan Dakwah Komunitas: Perspektif Manhaj Al-Maun’.

Selain itu, ia pun juga mendorong agar dakwah dapat dikemas secara lebih menyenangkan sehingga dapat memantik antusiasme dari subjek dakwah. Ia pun mencontohkan, mungkin dakwah dapat dikemas dalam acara hang out yang santai atau dilakukan di tempat-tempat yang menarik.

Ia pun menyakini bahwa saat ini masih banyak komunitas yang memiliki potensi untuk menjadi subjek dakwah. Oleh karena itu, ia mendorong agar Muhammadiyah dapat menggali potensi itu sehingga pesan dakwah dapat tersyiar secara lebih optimal dan meluas.

Ketua Panitia Pengajian Ramadhan PWM DIY, Arum Priadi mengatakan, tema terkait dakwah komunitas dipilih karena Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan sebagai persambungan dari gerakan pembaruan yang dilakukan pada abad pertama. Menurutnya, gerakan pencerahan merupakan aktualisasi misi dakwah dan tajdid yang bersifat transformatif, yaitu strategi perubahan dinamis yang menekankan pada proses gerakan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat.

“Gerakan pencerahan tersebut harus diwujudkan dalam seluruh bidang dan lapangan usaha Muhammadiyah, sehingga tidak berhenti dalam pemikiran semata tetapi membumi menjadi gerakan praksis yang mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal,” ujarnya.

Dalam pengambangan dakwah, menurut dia, gerakan pencerahan diaktualisasikan melalui model dakwah pencerahan berbasis komunitas untuk menggarap berbagai kelompok sosial yang heterogen dan berkembang pesat dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

Ia pun menilai, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid mampu bertahan dan berkiprah satu abad lebih antara lain karena bergerak aktif dalam membangun masyarakat di basis jamaah atau komunitas. Keberadaan Muhammadiyah di ranah komunitas menjadi kuat karena membawa misi dahwah dan tajdid yang menyebarluaskan usaha-usaha kemajuan yang dirasakan langsung masyarakat.

Lebih lanjut ia berharap, kegiatan ini dapat membantu warga Muhammadiyah dalam memahami dan menerapkan konsep Dakwah Komunitas mulai dari tingkat wilayah sampai ranting sesuai dengan kondisi dan situasinya masing-masing.(rol)