Membongkar Kesesatan Jamaah Ansharut Daulah

Pasca serangan teroris di Surabaya, beredar Buletin Al Fatihin Edisi 10 yang merupakan media milik Jamaah Ansharut Daulah. Dalam salah satu tulisannya, sang penulis memberikan judul “Bunuhlah Kaum Musyrikin dimanapun Mereka Berada”. Isi dari tulisan tersebut bahwasanya mereka mengakui bahwa mereka yang melakukan serangan terhadap gereja di Surabaya. Mereka melabeli jamaah gereja dengan salibis Kristen. Mereka menolak pembagian sipil dan militer, namun menurut mereka pembagian masyarakat yang sah hanya mu’min dan kafir. Oleh karena itu hal ini menjadi dalil pembenaran aksi mereka.

Sangat jelas kesesatan dan kebodohan mereka dalam tulisan tersebut. Kebodohan yang berasal dari otak-otak psikopat yang sudah teracuni oleh kotoran-kotoran setan. Mari kita bongkar kesesatannya satu per satu.

  1. Apakah benar yang dilakukannya adalah istisyhadiy? Jelas salah, yang mereka lakukan adalah intihariy. Yang mereka lakukan bukanlah bom syahid, namun bom bunuh diri. Hal ini karena mereka melakukannya dalam kondisi damai bukan perang. Yang mereka lakukan adalah membuat kerusakan dan menumpahkan darah, sesuatu yang ditanyakan Malaikat kepada Allah saat akan menjadikan Adam khalifah. Oleh karenanya Iblis senang dengan perbuatan mereka karena misinya berhasil yakni membuat manusia menjadi pembuat kerusakan dan dia akan mendapat teman nanti di Neraka.
  2. Bunuhlah kaum musyrikin dimanapun mereka berada adalah terjemah yang salah, hal ini dikoreksi oleh Irfan S Awwas dari Majelis Mujahidin Indonesia dengan menerbitkan Al Quran Terjemah Tafsiriyah. Dalam Al Quran terjemah tafsiriyah dalam terjemah yang benar adalah perangilah dimanapun mereka berada. Konsekuensinya adalah dalam perang tentu saja ada etika, tidak bisa sembarangan dan membabi buta. Lalu perang pun tak akan pernah terjadi secara tiba-tiba, dalam Al quran perang hanya boleh terjadi manakala kaum muslim diusir dari kampung halamannya seperti yang terjadi di Palestina sekarang ini.
  3. Pembagian mu’min dan kafir, terlihat bahwa mereka tak pernah membaca literature fiqh siyasah. Dimana kafir pun dibagi menjadi tiga, yakni harbi, dzimmiy dan mu’ahad. Mereka menggeneralisir bahwa yang tidak beragama Islam adalah kafir harbiy yang harus diperangi. Jelas pemahaman ini adalah melenceng dari konsensus para ulama. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda bahwa barang siapa yang mengganggu kafir dzimmiy maka sama saja dia menggangguku.

Dari uraian di atas, kiranya menjadi pelajaran bagi kita untuk mewaspadai kesesatan ajaran Jamaah Ansharu Daulah. Mari kita bersatu apapun organisasinya apapun mazhabnya untuk membendung ajaran sesat lagi menyesatkan ini. Ketika didatangkan kepala orang-orang Azariqah (salah satu sekte khawarij yang dicetuskan oleh Nafi’ bin Al-Azraq.) dan dipancangkan di atas tangga-tangga Kota Damaskus, datanglah Abu Umamah Al Bahili -radhiyallahu anhu-. Ketika melihat mereka, air matanya pun mengalir dari kedua pelupuk matanya dan berkata, “Mereka adalah anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka. Mereka ini (Khawarij) adalah sejelek-jelek orang yang dibunuh di bawah kolong langit ini, dan sebaik-baik orang yang terbunuh dibawah kolong langit adalah orang-orang yang dibunuh oleh mereka (Khawarij). Abu Ghalib kemudian bertanya,”Kenapa engkau menangis?” Abu umamah -radhiyallahu anhu- menjawab, ”Aku kasihan kepada mereka, dahulunya mereka itu ahlul islam” Abu Ghalib berkata lagi, ”Apakah pernyataanmu, “Mereka adalah anjing-anjing neraka” adalah pendapatmu sendiri atau perkataan yang engkau dengar (langsung) dari Nabi -Sholllallahu alaihi wa sallam- ?” Abu Umamah -radhiyallahu anhu- menjawab, ”Kalau aku mengatakan dengan pendapatku sendiri, maka sungguh aku adalah orang yang lancang. Tapi perkataan ini aku dengar dari Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- tidak hanya sekali, bahkan tidak hanya dua kali atau tiga kali.” (HR. At-Tirmidzi (3000), Ibnu Majah (176), Ahmad (V/253).)