Universitas Muhammadiyah Malang Rancang Lembaga Pendidikan Vokasi

Sangpencerah.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang Lembaga Pendidikan Vokasi. Rencana ini dikarenakan lulusan vokasi lebih mumpuni karena lebih banyak praktik daripada teori.

Untuk mengarah ke sana telah dilakukan diskusi dengan Ananto Kusuma Seta, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kemendikbud, Sabtu (31/3/2018).

“Saat ini, reformasi industri menuntut banyak hal pada setiap sumberdaya manusia salah satunya kualifikasi keterampilan secara khusus,” jelas Ananto dalam diskusi.

Dalam perannya, pendidikan vokasi mempersiapkan sumberdaya manusia yang benar-benar sesuai kebutuhan industri.

 Selain itu, sumberdaya manusia yang dididik melaluI pendidikan vokasi telah memenuhi kebutuhan keterampilan industri seperti lebih memahami teknis, managerial dan praktik di lapangan. “Lulusan vokasi adalah sumberdaya manusia yang mengetahui keadaan lapangan,” paparnya.

Sedang Rektor UMM Fauzan menyatakan bahwa rencana pendirian pendidikan vokasi di UMM adalah sebagai tindak lanjut dari beberapa program studi di UMM yang sudah lebih dahulu melakukan kerjasama.

Saat ini program kerjasama tersebut masih dalam bentuk praktik lapang yang tujuannya juga sebagai bekal mahasiswa untuk memperoleh peningkatan keterampilan sesuai bidang keahlian masing-masing.

Sedang prodi vokasi apa saja belum dijabarkan detil. Jika nanti diwujudkan di UMM, maka menjadi pertama di PTS.

Sedang di PTN sudah dilaksanakan di Universitas Brawijaya (UB). Program diploma yang menempel di fakultas dijadikan satu. Sedang di Universitas Negeri Malang baru tahun ini berdiri menjadi Pendidikan Vokasi UM. Prodi-prodi diploma yang menempel di fakuktas dijadikan satu.

Sedang di UIN Maulana Malik Ibrahim untuk vokasi lebih ke arah pendidikan profesi.

“Kami sudah mengajukan izin untuk pendidikan profesi. Mungkin baru bisa dimulai tahun depan,” papar Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Prof Dr Abdul Haris MAg, Ahad (1/4/2018).

Program profesi merupakan salah satu bentuk vokasi. “Sehingga lulusannya ready to use. Kalau saya pribadi ya ingin semua lulusan ready to use. Sehingga perguruan tinggi harus mempersiapkan diri dengan kurikulum yang mendukung,” papar Haris.(suryamalang)