Mahasiswi Bebas Pakai Cadar di Kampus Muhammadiyah

Sangpencerah.id – Perguruan tinggi Islam lain di Yogyakarta, tak mau mengikuti jejak Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, perihal kebijakan pemecatan mahasiswi dan dosen yang mengenakan cadar di lingkungan kampus.

“Sampai saat ini belum ada keputusan apa-apa dari rektor terkait mahasiswi bercadar,” kata Hadi Suyono, Kepala Humas Universitas Ahmad Dahlan, Selasa, 6 Maret 2018.

Menurut Hadi, di perguruan tinggi milik Muhammadiyah ini, memang ada mahasiswi yang mengenakan cadar. Tapi jumlahnya tidak begitu banyak.

“Paling hanya dua persen dari seluruh mahasiswa atau mahasiswi yang jumlahnya mencapai 30 ribuan,” ujarnya.

Hadi mengatakan, kemungkinan UAD tidak memberlakukan kebijakan cadar, sebab menurutnya, sudah dibekali pendidikan Al Islam Muhammadiyah. “Saya itu mengajar di psikologi dan ada yang menggunakan cadar dan mereka baik-baik saja,” ujarnya.

 

Selain, UAD, Universitas Gajah Mada Yogyakara, juga tidak mengeluarkan kebijakan serupa UIN Sunan Kalijaga.

Kepala Bagian Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol UGM, Iva Ariyani mengatakan pihaknya hingga hari ini belum melarang adanya mahasiswi bercadar mengikuti proses belajar mengajar di kampus UGM.

“Sampai hari ini belum ada larangan mahasiswi menggunakan cadar di kampus,” katanya kepada VIVA, Senin 5 Maret 2018.

Iva mengaku UGM lebih fokus untuk bagaimana menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme untuk menunjukkan jati diri sebagai mahasiswa yang  menjunjung nilai-nilai kebangsaan, nasionalis, Pancasila seperti jati diri UGM.

“Proses menumbuhkan nilai dan semangat itu terus digaungkan dalam setiap kegiatan baik akademik maupun non akademik di lingkungan UGM,” ucapnya.

Diketahui, UIN Sunan Kalijaga sudah melakukan pendataan jumlah mahasiswi yang mengenakan cadar. Terdapat 41 mahasiswi yang sudah terdata. Mereka akan mendapatkan pembinaan agar mau melepas cadar. Jika tidak, UIN memastikan akan mengeluarkan mahasiswi itu dari UIN. Tak hanya mahasiswa, larangan ini juga berlaku untuk dosen UIN.(sp/viva)