LSBO PP Muhammadiyah Membumikan Dakwah dengan Membuat Film

Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak keluarga besar Muhammadiyah untuk menggiatkan dakwah lewat film. Hingga saat ini LSBO PP Muhammadiyah sudah berhasil memproduksi film Meniti 20 Hari, yaitu film dakwah sekaligus film pendidikan karakter.

Tentang  Film LSBO

Ketika Islam datang pertama kali ke Indonesia, khususnya orang Jawa, masih banyak yang belum beragama, yang beragama umumnya beragama Budha dan Hindhu.Bahkan masih banyak yang menjadi penganut animisme atau dinamisme.

Para ulama / dai pada masa itu, di Jawa dikenal sebagai para wali. Mereka berdakwahdengan menggunakan sarana budaya setempat (lokal). Para wali khususnya Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga berdakwah menggunakan sarana wayang, gamelan, gending, lagu / tembang dan permainan.Mereka berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Merekamenyelenggarakan wayangan yang ide dan pakemnya sudah dirancang (didesain) untuk dakwah Islam.

Oleh para wali ceritawayang itu sudah diberi pesan Islam. Masing-masing tokoh wayang dipakai untuk menggambarkan karakter tertentu. Misalnya Yudistira, Raja Pandawa, dipakai untuk menjelaskan Islam tentang Dua Kalimah Syahadat. Werkudara atau Bima dipakai untuk menjelaskan tentang shalat. Harjuna dipergunakan menjelaskan tentang puasa.

Jadi pagelaran wayang difungsikan sebagai sarana dakwah, untuk memberi tontonan sekaligus tuntunan.

Dengan cara itu, Islam berkembang di Indonesia, khususnya Jawamenjadi agamamayoritas.Penduduknya (90 % lebih) memeluk agama Islam, walaupun tingkat keislamannya masih variatif.Masih bermacam-macam. Ada yang kuat, ada yang lemah. yang sudah santri, ada yang agak santri. Ada yang masih abangan.

Strategi dan metode para wali itu sekarang ini perlu diteruskan. Namun untuk menyelenggrakannya selain ribet karena anggotanya banyak, alatnya banyak, membutuhkan biaya yang mahal,

Maka selain dengan wayang, dakwah juga perludengan menggunakan film. Dengan film itu kita dapat berdakwah keliling dari satu tempat (kampung, desa, kecamatan) ke tempat lain (kampung, desa, kecamatan) atau dari satu komunitas ke komunitas lain.

Dengan menggunakan film, yang kontennya ajaran dan nilai-nilai Islam,kita  dapat menggiatkan dakwahdengan biaya yang murah.

Karena itu film LSBO PP Muhammadiyah dirancang / didesain supaya bisa menjadi film dakwah dan film pendidikan karakter. Kandungan pesan film itu harus ajaran dan nilai-nilai Islam yang diperlukan untuk membangun karakter manusia. Seperti nilai iman,  ketauhidan, keislaman, nilai kejujuran, keadilan, kemanusiaan, peduli sama penderitaan orang lain (kepedulian sosial), tanggung jawab sosial, kedisiplinan, kebersihan, nilai kebangsaan dsb.

Dengan film itu kita dapat  menghadirkan kembali tokoh-tokoh yang taat beribadah, saleh, mujahid, manusiawi, santun, militan, jujur, adil, amanah, disiplin, rajin, pekerja keras, dermawan, peduli pada sesama, disiplin, ramah,  mencintai sesama dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya. Dengan film itu kita juga dapat menghadirkan kembali berbagai contoh keteladanan lainnya.

Sebagai film dakwah sekaligus sebagai film pendidikan karakter, maka film ini harusditonton oleh sebanyak mungkin warga masyarakat.  Artinya semakin banyak warga masyarakat yang menonton film itu, semakin baik. Sebab,akan semakin banyak yang bisa dipengaruhi. Dampaknya akan semakin baik bagi perkembangan masyarakat / bangsa.

Targetnya adalah agar warga masyarakat banyak yang memiliki keimanan, keislaman, keihsanan, kebangsaan dan karakter yang baik.Diharapkan nantinya mereka banyak melakukan amal saleh yang akan bermanfaat bagi perkembangan masyarakat.

Semakin banyak yang menonton maka dampak positif sosial, politik, keagamaannya, budayadan finansial semakin banyak.

Visi Pemutaran Film

1. Terselenggaranya dakwah dan pendidikan karakter diseluruh komunitas melalui tontonan sekaligus tuntunan dalam bentuk film.

2. Dikenalnya Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam, Gerakan Amal Saleh,  kepada masyarakat seluas-luasnya. Tumbuhnya semangat bermuhammadiyah dan tumbuhnya ranting-ranting baru dalam masyarakat.

3. Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya karakter dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Terjadinya perubahan perilaku masyarakat yang positif sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.

5. Terwujudnya perilaku / karakter Islami dalam masyarakat dan berkembangnya gerakan amal saleh dalam masyarakat..

Misi Pemutaran Film

1. Melakukan dakwah dan pendidikan karakter dalam bentuk tontonansekaligus tuntunan dalam bentuk film di seluruh kelompok masyarakat di desa-desa, di kampung-kampung dan berbagai komunitas lainnya.

2. Mengenalkan dan mempopulerkan Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam, Gerakan Amal Saleh,  kepada masyarakat seluas-luasnya,

3. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya karakter dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

I. Sasaran Pemutaran Film

1. Semua warga masyarakat (bukan hanya warga Muhammadiyah), khususnya pelajar dan generasi muda pada umumnya. Tujuannya agar tumbuh kesadaran beragama dan ada peningkatan karakter masyarakat. Diharapkan masyarakat makin mengenal, makin dekatdan makin simpati  dengan Muhammadiyah sertamemiliki karakter yang baik.

2. Warga Muhammadiyah, khususnya pelajar, mahasiswa dan generasi muda Muhammadiyah.

II. Target Penonton

1.Target minimal penonton adalah seluruh anggota Muhammadiyah, Aisyiyah, NA, Pemuda Muhammadiyah, IMM, IPM, HW, Tapak Suci, KOKAM, pelajar, mahasiswa, karyawan, guru, pedagang / wirausahawan dan simpatisan Muhammadiyah.

2.Warga masyrakat umum, khususnya angkatan / generasi muda pada umumnya

3.Target ideal  penonton adalah  10 % (tahun 2020) warga masyarakat di Sukoharjo di radius 3 km bisa menonton, agar pengaruh dakwah dan pendidikan karakter bisa cepat tersebar lebih luas dan mempengaruhi perilaku positif mereka.

4.Target minimal  penonton adalah 2,5 % (akhir tahun 2019) warga masyarakat bisa menonton, diharapkan di setiap kecamatan minimal ada tiga  titik / tempat pemutaran,  agar warga masyarakat tidak terlalu jauh mencapai (semakin dekat dengan) titik pemutaran film. Jadi betul-betul dekat dengan warga.

5. Agar terdapat kontinyuitas, maka pemutaran film akan diulangi (akan diteruskan tiga bulan sekali dengan film yang berbeda) dengan pemutaran film-film pendidikan karakter lainnya yang diproduksi oleh LSBO PP Muhammadiyah atau perusahaan lain yang temanya sama dengan tema film Muhammadiyah dan sesuai dengan misi dakwah Muhammadiyah. Diusahakan minimal setiap tiga bulan sekali bisa dilakukan pemutaran film dakwah dan pendidikan karakter.

III. Strategi Pemutaran

1. Sebagai film dakwah film itu perlu ditonton oleh sebanyak mungkin warga masyarakat, maka film itu harus diputar di sekitar masyarakat, di dekat pemukiman warga, tidak boleh terlalu jauh dari tempat tinggal warga masyarakat. Jadi harus diputar di lingkungan masyarakat.Sebab, jika terlalu jauh merepotkan dan warga malas menonton.Jadi kita harus mendekati penonton. Kita yang harus mendekati obyek dakwah. Diusahakan jaraknya paling jauh dalam radius 3 km.

2. Sebagai film pendidikan karakter, film ini diputar dengan sistem gotong royong, tidak gratisan. Karena cara gratisan tidak mendidik dan menyebabkan orang menjadi malas berusaha dan bekerja. Kecuali mereka yang betul-betul tidak mampu, harus digratiskan.

3. Karena film ini perlu ditonton oleh sebanyak mungkin warga, maka infak tiket film harus terjangkau, tidak boleh mahal. Harga infak tiket paling tinggiRp. 15.000,- .

IV. Teknis Pemutaran Film

1. Penyelenggara dalam hal ini panitia setempat di desa / ranting misalnya PDM atau IPM atau HW atau Pemuda Muhammadiyah atau Nasyiatul Aisyiyah menyediakan tempat (gedung). Semua peralatan yang berkaitan dengan pemutaran film (proyektor, sound sistem) disiapkan oleh LSBO / Mixpro

2. Film diputar di gedung-gedung  yang mampu menampung penonton sekitar 300 penonton (bisa lebih), diputar secara luwes, tidak harus pakai kursi, bisa lesehan. Gedung-gedungyang bisa dipakai sebagai tempat pemutaranantara lain, Balai Desa, Gedung Serba Guna, Aula Sekolah, lapangan futsal, atau pasang tenda dsb.

3. Untuk efisiensi pemutaran di gedung tersebut sebaiknya di satu titik tidak hanya diputar sekali, tetapi beberapa kali. Misalnya ;

a. Jam 08.00 – 09.30 untuk anak-anak SD – SMP

b. Jam 10.00 –  11.30 untuk pelajar SMA dan umum

c. Jam 12.30 –  14.00 untuk umum

d. Jam 14.30 –  16.00 untuk umum

e. Jam 19.30 –  21.00 untuk umum

Agar pemutaran film bisa sukses, maka ada tiga hal yang perlu dilakukan ;

a. Ada tim pemutaran yang memahami teknis pemutaran film (situasi lokasi,  gedung, pemasangan layar, penggunaan sound sistem, daya listrik, AC / pendingin dll.) dan pengaturan penonton di saat pemutaran.

b. Ada tim yang giat melakukan distribusi dan penjualan tiket dilaksanakan oleh Panitia setempat (Misalnya pengurus Muhammadiyah dan atau Aisyiyah ranting, PM, NA, Kokam dsb).

c. Tim promosi. Yaitu tim yang gigih mempromosikan film (lewat pamflet, pasukan cyber lewat media sosial, poster, iklan di surat kabar dan radio), di sekitar tempat pemutaran film, dalam radius maksimal 3 km. (Misalnya ditugaskan PM, NA, Kokam, IMM, IPM)

4. Kunci-kunci untuk suksesnya promosi ;

a. Kepala (Pejabat) Dinas Pendidikan, Kepala Desa, Ketua RT, pengurus pengajian, pengurus majelis taklim, tokoh masyarakat, tokoh agama, kyai, mubaligh, kepala sekolah,  untuk ikut mempromosikan film LSBO PP Muhammadiyah. Karena itu perlu ada pendekatan yang baik dengan para pejabat desa (Camat, Kapolsek, Danramil, Lurah / Kepala Desa, Kepala Dusun, RW, RT).

b. Ketua organisasi Pemuda, Ketua Karang Taruna, ketua perkumpulan / paguyuban. Kepada mereka ini juga perlu pendekatan yang baik.

c. Teknis promosi yang tepat, misalnya pemasangan poster, baliho, leaflet, pemanfaatan media cetak / elektrik / media soaial dsb.

5. Pemanfaatan alat-alat dan sarana promosi

a. Poster, leaflet (tentang apa dan bagaimana film)

b. Baliho (dipasang di tempat-tempat strategis)

c. Pengumuman lewat radio, media sosial (fashbook, grup-grup WA, SMS). Perlu dibentuk tim (pasukan cyber)  promosi film media sosial yang selalu mempromosikan film lewat media sosial.

d. Iklan surat kabar di surat kabar, radio, tv dsb.

V. Efek Pemutaran Film

1. Efek pengembangan organisasi, ada peningkatan (memperbanyak) simpatisan dan anggota Muhammadiyah. Bisa untuk mengembangkan / memperbanyak ranting dan cabang.

2.Efek sosial – budaya(perubahan peri laku sosial ke arah konstruktif), diharapkan ada kontribusi terhadap perbaikan perilaku warga masyarakat, seperti lebih jujur, lebih rajin, lebih disiplin, lebih ramah, lebih manusiawi, lebih peduli terhadap kaum dhu’afa, lebih taat dalam beragama dsb.

3. Efek ekonomi – financial (dana), ada pemasukan dana yang jumlahnya akan mengikuti banyak sedikitnya penonton. Dana yang terkumpul didistribusi 30% untuk penyelenggara, 6 % untuk PDM, 4 % untuk PWM, 2 % untuk PP, 15 % untuk pajak, sisanya untuk LSBO PP Muhammadiyah untuk operasional dan sisanya ditabung untuk pembuatan film berikutnya.

VI. Langkah-langkah Teknis Pelaksanaan

1. Penyelenggara (HW, PM, PDM dst) mensurvai dan mendata tempat-tempat (balai desa, gedung serba guna) yang akan dipakai untuk pemutaran dan menentukan minimal tiga titik / tempat pemutaran di setiap kecamatan.

2. Mendaftar tempat-tempat (titik-titik) yang dekat dengan penonton untuk pemutaran film dan menentukan tanggal kapan, berapa kali film akan di putar  dan jam berapa film akan diputar di situ.

3. Menemui Camat, Kapolsek, lurah / kades untuk meminta dukungan terhadap pemutaran film (termasuk peminjaman tempat).

4. Mengundang semua pimpinan organisasi dan pimpinan AUM untuk diberi penjelasan dan arahan pemutaran film. Membagi daftar pemutaran film.

5. Menugasi para pimpinan organisasi (PCM dan PRM), pimpinan AUM agar menggerakkan warganya untuk menonton film.

6. Menempelkan poster, menyebar leaflet, menyerukan lewat radio, dan memviralkan lewat media sosial.

7. Menjual tiket lewat Karang Taruna, organisasi ibu-ibu, PRM, PCM, pimpinan AUM.

VII. Ukuran Kesuksesan Pemutaran Film

1. Sukses dakwah, jika banyak penontonnya, jika selain warga Muhammadiyah juga ditonton oleh warga di luar Muhammadiyah (warga partai-partai apa saja, organisasi apa saja, masyarakat non muslim dan lain-lain ikut nonton). Jika simpatisan Muhammadiyah bertambahmaka berarti sukses dakwahnya.

2. Sukses pembentukan karakter,  jika banyak yang berkarakter baik, berprilaku, jujur, disiplin, rajin, lingkungan tambah bersih, toleransi meningkat,  tumbuh semangat kerja keras, gotong royong meningkat, tumbuh etos ilmu,  banyak yang peduli pada kaum dhuafa, tumbuh sifat dermawan,

3.Sukses dana, jika banyak dana yang masuk ke PDM (penyelenggara) yaitu  30 % dari hasil bersih ditambah 6 % yang menjadi haknya PDM.

Kontak Person. Bagi yang berminat silahkan kontak ke ;

1. Era Sugiarsa, No. Hp.  0856 2879 490 atau

2. Kamal Firdaus No. Hp. 0812 2534 8879 atau

3. Gunawan No Hp. 0821 5328 0656 atau

4. Tomy No. Hp. 0878 2279 9156 atau

5. Adith No. Hp. 0818 4615 76