Hidup Sebatang Kara, Mbah Painem Dirawat di Panti Jompo Aisyiyah

Sangpencerah.id – Gubuk tua kecil penuh sesak dengan pakaian, kasur dan alat makan seadanya. Isi gubuk itu menjadi saksi bisu kehidupan Mbah Painem. Gubuk kecil berukuran 3 x 2 m2 yang terletak di kebun belakang rumah milik salah satu warga di Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen.

Mbah Gombak, begitu sapaan karib warga Pecing di sekitar gubuk tua Mbah Painem. Mbah Painem, perempuan kelahiran, Sragen, 31 Des 1945 menetap di Pecing sejak 3 tahun terkahir ini. Sebelumnya, ketika masih muda ia tinggal di Patihan, Sidoharjo hingga akhirnya pindah lagi karena tak memiliki rumah.

Mbah Painem sudah lama hidup sebatang kara, suaminya telah meninggal. Mbah Painem memiliki seorang anak, namun sejak kecil anaknya tersebut telah diadopsi oleh orang lain dan hingga sekarang tidak terdengar kabar sedikitpun tentang anaknya. Keluarga yang lainnya juga sudah tidak diketahui keberadaannya.

Gubuk tua milik Mbah Painem terletak di belakang rumah milik Ibu Gono yang juga selama 3 tahun ini dirawat oleh keluarga beliau. Segala kebutuhan yang dibutuhkan Mbah Painem disediakan oleh Ibu Gono.

Keseharian Mbah Painem selama tinggal di Pecing sering berjalan kaki menyusuri setiap jalan sehingga sudah banyak warga yang mengenal sosoknya. Mbah painem yang renta, menjadikan aktivitasnya tak sekuat dulu untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mbah Painem hidup dari belas kasihan warga Pecing. Kebutuhan pokok sehari-hari didapatkannya dari pemberian tetangga yang iba melihat kondisi Mbah Painem.

Kondisi Mbah Painem yang sangat memprihatinkan, membuat keluarga besar Ibu Gono melaporkan kondisi tersebut kepada kelurahan Sragen Tengah kemudian diteruskan ke Lazismu Sragen. Alhasil, tim Lazismu bergerak dan melakukan survei dengan menanyakan kondisi Mbah Painem dan menggali informasi dari Keluarga Ibu Gono.

Lazismu Sragen akhirnya melakukan koordinasi dengan menghubungi Lurah Sragen Tengah untuk bekerjasama dalam menangani kasus yang dialami Mbah Painem. Hasil keputusan bersama pihak Kelurahan Sragen tengah memutuskan untuk memindahkan Mbah Painem di Panti Jompo ‘Aisyiyah Surakarta.

Tiba saatnya, Senin 8 Januari 2018, tim Lazismu mengantarkan Mbah Painem ke Panti Jompo ‘Aisyiyah Surakarta. Sebelum berangkat, pihak Kelurahan dan Babinsa melepas kepindahan Mbah Painem dan memberi semat untuk keberlangsungan hidup Mbah Painem selanjutnya. “Terima kasih kepada Lazismu Sragen yang telah melakukan penanganan cepat untuk warga kami Mbah Painem, semoga kedepannya bisa bekerjasama lagi untuk masyarakat yang tidak mampu” ujar Supriyadi selaku Lurah Sragen Tengah.

Insya Allah Lazismu Sragen secara rutin akan membayar iuran bulanan Mbah Painem selama tinggal di Panti Jompo ‘Aisyiyah Surakarta.(sp/lazismu.org)