72 Tahun Lalu, Muhammadiyah Melahirkan Bangsa Indonesia

ilustrasi

SangPencerah.id- Kemerdekaan Bangsa Indonesia dicapai melalui perjalanan panjang. Setelah dijajah beratus-ratus tahun, pada 1945 Indonesia akhirnya lahir sebagai negara merdeka setelah pembacaan proklamasi 17 Agustus.

Perjalanan Indonesia menuju merdeka tak pernah lepas dari peran banyak tokoh yang namanya kini diabadikan sebagai pahlawan nasional. Termasuk tokoh yang lahir dari organisasi-organisasi masyarakat, salah satunya organisasi Islam Muhammadiyah.

Seperti dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, semenjak berdirinya Muhammadiyah pada 1912, organisasi yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan ini telah mewarnai setiap periode perjalanan bangsa menuju kemerdekaan.

Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharu bukan semata-mata organisasi keislaman. Konsep kaderisasi yang dirancang para pendirinya telah melahirkan ulama-ulama yang tidak saja kuat secara ilmu agama melainkan juga mampu merespons kondisi bangsanya yang masih terkungkung dalam penjajahan.

Ki Bagoes Hadikoesoemo

Berbicara mengenai Muhammadiyah maka kurang lengkap jika tidak mengedepankan nama Ki Bagoes Hadikoesoemo.

Sebagai salah seorang murid K.H Ahmad Dahlan generasi pertama pasca lahirnya Muhammadiyah. Ki Bagoes dari Kampung Kauman, Yogyakarta berhasil menerjemahkan apa yang dicita-citakan para pendiri Muhammadiyah untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

Muhammadiyah melalui Ki Bagoes telah memainkan peran penting di dalam detik-detik terbentuknya Negara Indonesia Merdeka. Mulai dari pembentukan dasar negara, perumusan naskah proklamasi hingga penetapan Undang-Undang Dasar.

Ki Bagoes Hadikoesoemo merupakan seorang pahlawan nasional yang tergabung dalam anggota PPKI (Panitai Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Tak hanya terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan, sila pertama Pancasila, pada mulanya berbunyi ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya’, juga diganti oleh Ki Bagus menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. (sp/bk)