Perjuangan Membesarkan SMA Muhammadiyah 2 Ngawi dari “Godaan” Ormas Lain

Master Plan Gedung SMA Muhammadiyah 2 Ngawi (Foto: Dokumentasi SMA MUDA)

SangPencerah.id-  Dari banyaknya amal usaha milik Muhammadiyah diberbagai tempat, kadang tak semuanya dikelola oleh warga Muhammadiyah sendiri.  Justru kader parpol, ormas islam atau kelompok keagamaan lain yang menguasainya.  Kondisi itu membuat miris, khususnya terkait keberlangsungan AUM kedepan serta benturan dengan  misi dakwah yang dijalankan Muhammadiyah.

Adalah SMA Muhammadiyah Ngawi, sekolah kebanggaan persyarikatan pada Tahun 1985. Sekolah ini didirikan Pemuda-Pemuda Muhammadiyah Ngawi yang baru lulus dari perguruan tinggi.

Ditengah upaca membesarkan sekolah ini, muncul ormas islam  lain yang dakwahnya semakin gencar.  Hampir seluruh guru disekolah ini rajin mengikuti ormas islam itu, tapi enggan mengikuti pengajian-pengajian Muhammadiyah.

Kondisi bangkit, kritis  dan terpuruk pun dilalui SMA Muhammadiyah Ngawi hingga berganti kepala sekolah selama 4 kali. Bahkan sekolah ini nyaris benar-benar kritis selama 3 tahun.

PDM dan PCM pun mengambil kebijakan berani untuk mengeluarkan semua guru yang lebih berafiliasi ke ormas islam tersebut. Dan mengganti dengan guru-guru muda yang lebih militan KeMuhammadiyahannya.

Terhitung sejak 6 bulan yang lalu, SMA Muhammadiyah 2 Ngawi memiliki  kepala sekolah baru. PDM Ngawi memilih sosok Sunariyanto Budi, aktivis Muhammadiyah yang sebelumnya menjadi Wakil Kepala Sekolah di SMK Muhammadiyah Krian, Sidoarjo.

Sunariyanto Budi hijrah dari Sidoarjo ke Ngawi sejak 2014, Ia mengawali karirnya di STIT Islamiya, Ngawi. Bulan Oktober 2014, ia diterima mengajar di SD Muhammadiyah Kota Ngawi. Pada awal Januari 2015 ia terpilih menjadi Ketua Panwaslu Kabupaten Ngawi, dari sini ia mulai dikenal warga Muhammadiyah Ngawi dan dipilih untuk membesarkan SMA Muhammadiyah 2.

Butuh perjuangan ekstra  untuk membesarkan sekolah yang baru dan berada ditempat yang baru bagi Kepala SMA Muhammadiyah 2 Ngawi ini. Namun ia tak ingin larut dalam keluhan dan rasa putus asa, Ia terus berlari untuk   membesarkan SMA Muhammadiyah 2 Ngawi.

Seminggu setelah dilantik menjadi kepala  sekolah, bersama wakil kepala sekolah ia langsung belajar ke SD Muhammadiyah Ngawi  tentang administrasi pendidikan. Bulan Oktober 2016 guru, karyawan dan pengurus IPM diajak silaturohim ke SMA Muhammadiyah 1 Babat Lamongan untuk belajar administrasi bagaimana menjadi sekolah yang baik. “Alhamdulillah pulang dari Babat mereka sudah punya gambaran sekolah yang baik sedikit demi sedikit kami bangun kepercayaan diri mereka”,ujarnya.

Bulan Desember, Kepala Sekolah dari Sidoarjo ini silaturohim ke SMA Muhammadiyah Sayung Demak bersama KTU untuk mengetahui bagaimana caranya mendapat bantuan dari Kementrian Pendidikan di pusat. “Alhamdulillah saya dituntun oleh Ibu Sulastri Kepala SMA Muh Demak bahkan langsung diajak ke Jakarta untuk menyerahkan proposal RKB. Sampai di Jakarta ternyata kurang Master Plan bangunan,  disini saya bingung mau minta bantuan siapa? saya kan orang baru di Ngawi”,paparnya.

“Tapi Allah SWT  menjawab kebingungan itu dengan mengenalkan Pak Farid seorang arsitek dan guru SMK PGRI 1 Ngawi melalui Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ngawi. Alhamdulillah site plan dan master plan sampai saat ini kami belum keluar biaya sama sekali. Ketika kami tanya mas gimana biayanya, beliau bilang kan masih cari bantuan, tapi alhamdulillah ini yang bisa saya bantu untuk Muhammadiyah”, ujar kepala sekolah ini penuh dengan rasa haru.

Kini SMA Muhammadiyah 2 Ngawi sudah memiliki rancangan gedung baru untuk membesarkan sekolah. Bulan Februari yang lalu juga sudah belajar ke SMA Muhi Ponorogo untuk PPDB. Bahkan untuk mendapatkan murid baru,sekolah ini menggratiskan semua SPP dan memberikan seragam baru untuk murid.

Mengaji di setiap pagi hari

Meskipun gratis,sekolah ini memberikan layanan istimewa kepada peserta didiknya. Siswa disekolah ini dididik mandiri dengan pesantren, berwirausaha dan beberapa siswa juga sudah hafal 30 jus Al Qur’an.Pendidikan Kharakter, IT, olah raga, akademik dan minat bakat  selalu dikedepankan. Sekolah ini ingin menjelma menjadi sekolah unggulan.

Untuk membentengi guru-guru disekolah ini dari pengaruh ormas lain,kini seluruh tenaga pendidik di sekolah ini diwajibkan untukmengikuti pengajian PDM, PCM, Pemuda Muhammadiyah dan NA. “Selain menjadi kepala sekolah,kebetulan saya juga menjadi Ketua Majelis Pembinaan Kader di PDM Ngawi, saya ingin membesarkan Muhammadiyah juga ingin menjaga Muhammadiyah, pungkasnya.

Untuk membesarkan langkah ini, do’a, dukungan dan bantuan baik moril maupun materi dari PP Muhammadiyah,PWM dan seluruh keluarga Muhammadiyah sangat-sangat diharapkan.(sp/red)